Mohon tunggu...
Thoyib Abdullah
Thoyib Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - Ecommerce - Freelance Writer and Teacher - Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Inggris

The deeper I see, the more I understand the feeling -------- Ecommerce Enthusiast, Freelance Writer and Teacher, Postgraduate Student of English Education, Pendamping Proses Produk Halal (Certified Halal Product Process Assistant)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Siklus Tanam Menanam dalam Kehidupan

30 Desember 2023   01:08 Diperbarui: 4 Januari 2024   21:55 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Freepik.com

Dalam perjalanan spiritual kehidupan, kita ini mirip seperti petani yang menyemai benih kebaikan di sebuah ladang. Di ladang yang tepat, menjadikan seolah-olah kita berada di ladang yang subur untuk menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan.

Seperti petani yang memilih bibit terbaik, kita pun harus memilih ajaran agama yang benar dan mendalam. Gambaran ini menggambarkan bahwa di tempat yang tepat ini, kita bisa memanfaatkan petunjuk agama sebagai benih yang akan tumbuh menjadi pohon kebaikan. Menjelajahi ajaran dan aturan di tempat yang tepat seperti memilih bibit-bibit yang akan menentukan hasil panen kehidupan kita.

Sebagaimana tanah yang butuh perawatan untuk menjadi subur, hati kita juga perlu diberi perhatian melalui ibadah dan refleksi spiritual di tempat yang pas dan berkualitas. Nasihat agama menjadi pupuk yang menyuburkan tanah hati, memastikan pertumbuhan nilai-nilai luhur. Tempat yang tepat ini ialah tempat di mana kita dapat membersihkan hati dan merawat spiritualitas kita agar dapat tumbuh kuat dan kokoh.

Perumpamaan ladang juga mencerminkan kerja keras dan kesabaran. Seperti petani yang menunggu musim panen, kita yang sudah berada di tempat yang tepat diajarkan untuk bersabar dan berusaha keras dalam menjalani kehidupan. Nasihat agama mengajarkan bahwa setiap amal perbuatan baik yang kita tanam akan menghasilkan buah pada waktu yang tepat, dan hasilnya akan menjadi ladang kebahagiaan. Begitupun sebaliknya, amal perbuatan yang jelek yang kita tanam juga akan berbuah di waktu yang akan datang, bisa saja rasa buahnya tidak manis ataupun bentuknya tidak sesuai dengan harapan.

Seiring waktu, kita akan menyadari bahwa kehidupan ini bagaikan Siklus Tanam Menanam. Nasihat agama di ladang ini mengajarkan agar kita terus menyemai kebaikan tanpa henti, sebagaimana petani yang terus merawat tanahnya. Dengan begitu, kita dapat menciptakan kehidupan yang penuh makna dan disenangi Sang Pencipta.

Akhirnya, tempat yang sudah tepat adalah tempat di mana kita bersama-sama berproses menjadi panen kebaikan. Sebagaimana petani yang bersyukur ketika panennya tiba, kita pun diajarkan untuk bersyukur atas segala nikmat yang sudah dilimpahkan kepada kita. Melalui nasihat agama di tempat yang tepat ini, kita dapat merayakan hasil usaha kita dalam menciptakan kehidupan yang bermakna dan penuh berkah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun