PANCASILA sebagai sistem etika dalam menghadapi PEMILU, penarapan sila ke-3 (persatuan Indonesia)
Pada masa sekarang kita memasuki tahun --tahun politik(pesta demokrasi). Tahun-tahun politik memegang peranan sentral dalam dinamika kehidupan masyrakat dan pemerintahan. Dalam hal tersebut pastilah banyak perbedaan pilihan yang dapat merusak persatuan Indonesia. Lalu bagaimana peranan PANCASILA?
Sistem etika pancasila mencerminkan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang menjadi dasar tindakan dan perilaku warga Negara. Kita ambil contoh pada sila ke-3 yaitu "persatuan Indonesia". Aspek Pancasila sebagai sistem etika pada sila "persatuan Indonesia" sebagai berikut:
- Menyuarakan nilai solidaritas dan persatuan ditengah perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan.
- Mengajarkan pentingnya kebersamaan untuk mencapai kemajuan bangsa.
- Mendorong sikap terbuka dan saling menghormati terhadap perbedaan.
- Memupuk rasa cinta tanah air dan tanggung jawab terhadap keutuhan Negara.
Nilai-nilai ini diharapkan dapat menciptakan tatanan sosial yang adil, beradap, dan bermatabat. Dalam konteks ini, Pancasila bukan hanya menjadi panduan bagi pemerintah, tetapi juga merupakan kerangka moral bagi seluruh warga Negara Indonesia. Jadi sistem etika pancasila mencerminkan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang menjadi dasar tindakan dan perilaku warga Negara.
Sebagai warga Negara yang baik, kita harus hidup berlandaskan pancasila dan menerapakan nilai-nilai pancasila dalam menghadapi perbedaan pilihan dalam berpolitik, karena makna persatuan Indonesia sangatlah besar. Dengan saling menghormati, tidak saling mencaci maki kita ciptakan persatuan Indonesia yang utuh untuk mencapai kemajuan bangsa.
Mahasiswa    : Muhammad Nur Thorikin (231250000509)
Prodi         : Sistem Informasi
Kampus      : Universitas Islam Nahdhotul Ulama Jepara (UNISNU)
Mata Kuliah   : Pancasila
Dosen        : Dr. Wahidullah, S.H.I., M.M.