Lingkungan belajar yang baik haruslah kondusif, bebas dari gangguan, dan mendukung konsentrasi anak dalam belajar. Misalnya, menyediakan ruang belajar khusus dengan pencahayaan yang baik, meja dan kursi yang nyaman, serta bebas dari kebisingan. Â
Namun, menciptakan lingkungan belajar yang baik tidak hanya sebatas aspek fisik. Orang tua juga harus menciptakan atmosfer yang mendukung, di mana anak merasa didorong untuk belajar tanpa tekanan yang berlebihan. Jangan sampai anak merasa belajar sebagai beban yang berat, tetapi sebagai pengalaman yang menyenangkan dan penuh eksplorasi. Â
Misalnya, ketika anak sedang belajar, orang tua bisa menemaninya, bertanya tentang materi yang sedang dipelajari, atau bahkan ikut serta dalam kegiatan belajar bersama. Ini akan membantu anak merasa lebih dihargai dan semakin termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Â
Menjadi Role Model dalam Belajar.
Anak-anak belajar dengan meniru apa yang mereka lihat. Oleh karena itu, jika orang tua ingin anak mereka memiliki kebiasaan belajar yang baik, mereka sendiri juga harus menunjukkan kebiasaan positif dalam belajar. Â
Orang tua dapat menunjukkan bahwa belajar adalah bagian dari kehidupan yang berkelanjutan dengan cara membaca buku di depan anak, berdiskusi tentang berbagai topik, atau menunjukkan minat terhadap pengetahuan baru. Â
Sebagai contoh, jika anak sedang belajar tentang sejarah Indonesia, orang tua bisa ikut membaca buku atau menonton dokumenter tentang topik tersebut, lalu mendiskusikannya bersama anak. Dengan cara ini, anak akan melihat bahwa belajar bukan hanya sesuatu yang harus dilakukan di sekolah, tetapi juga sesuatu yang bermanfaat dan menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari. Â
Mendukung dan Mengawasi Pekerjaan Rumah Anak.
Pekerjaan rumah adalah salah satu cara bagi anak untuk mengulang kembali pelajaran yang mereka dapatkan di sekolah. Namun, banyak anak yang merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah mereka karena kurangnya pemahaman atau kurangnya motivasi. Â
Di sinilah peran orang tua menjadi sangat penting. Orang tua tidak perlu mengerjakan tugas anak, tetapi mereka bisa membantu anak memahami konsep yang sulit dan memberikan dorongan agar anak tetap termotivasi. Â
Misalnya, jika anak kesulitan dalam matematika, orang tua bisa membantunya dengan menjelaskan konsep yang sulit menggunakan metode yang lebih sederhana atau menggunakan alat bantu visual seperti video edukatif. Â