Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca, Penulis dan Analis Sosial

Hidup dimulai dari mimpi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketimpangan Pendidikan antara Daerah Perkotaan dan Pedesaan.

31 Januari 2025   15:46 Diperbarui: 31 Januari 2025   15:46 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerapan pendidikan di beberapa wilayah tertinggal, dengan fasilitas sekolah dan belajar seadanya. (image: sultrakini.com)

Pendidikan merupakan hak dasar setiap individu yang seharusnya bisa diakses oleh siapa saja, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945, Pasal 28C. Hak untuk mendapat pendidikan perlu dibeeikan tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau lokasi tempat tinggal. 

Namun, realitas di banyak negara, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa akses terhadap pendidikan masih jauh dari kata merata. Ada perbedaan mencolok antara pendidikan di daerah perkotaan dan pedesaan.  

Di kota-kota besar, sekolah-sekolah memiliki fasilitas lengkap, tenaga pengajar yang berkualitas, serta akses ke berbagai sumber belajar modern seperti internet dan perpustakaan digital. Sementara itu, di pedesaan, banyak sekolah yang masih mengalami keterbatasan, baik dalam hal infrastruktur, tenaga pendidik, maupun sumber daya pembelajaran.

Ketimpangan ini berdampak pada kualitas pendidikan yang diterima siswa, yang pada akhirnya mempengaruhi masa depan mereka.  

Lalu, bagaimana ketimpangan pendidikan antara perkotaan dan pedesaan, faktor-faktor yang menyebabkannya, dampaknya bagi masyarakat, serta bagaimana solusi dapat diterapkan untuk mengurangi kesenjangan ini.  

Kondisi Pendidikan di Perkotaan dan Pedesaan. 

Di daerah perkotaan, pendidikan berkembang dengan pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi. Sekolah-sekolah di kota umumnya memiliki bangunan yang layak, ruang kelas yang nyaman, serta fasilitas pendukung seperti laboratorium sains, komputer, dan perpustakaan yang kaya akan bahan bacaan.  

Selain itu, tenaga pengajar di kota biasanya lebih berkualitas. Banyak guru di perkotaan adalah lulusan perguruan tinggi dengan pelatihan tambahan yang membantu mereka mengembangkan metode pengajaran yang lebih inovatif. Akses ke pelatihan dan seminar pendidikan juga lebih mudah, memungkinkan mereka terus meningkatkan kompetensi mereka.  

Sebaliknya, kondisi pendidikan di pedesaan sering kali jauh berbeda. Banyak sekolah di desa masih beroperasi dengan fasilitas yang minim. Tidak jarang ditemukan sekolah dengan bangunan yang sudah tua dan rusak, kursi dan meja yang terbatas, serta ruang kelas yang terlalu penuh karena jumlah siswa yang melebihi kapasitas.  

Salah satu contoh nyata adalah sekolah-sekolah di wilayah pedalaman Papua dan Kalimantan. Banyak di antara sekolah-sekolah ini hanya memiliki sedikit guru, dan bahkan ada yang harus berbagi satu guru untuk beberapa kelas sekaligus. Kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas menjadi masalah serius yang membuat kualitas pengajaran di daerah pedesaan jauh tertinggal dibandingkan dengan di perkotaan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun