Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Skenario Apabila Jerman Tidak Pernah Menyerang Uni Soviet dalam Operasi Barbarossa (1940-1941)

4 Desember 2024   06:30 Diperbarui: 4 Desember 2024   06:36 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, ada satu pertanyaan besar: apakah Stalin akan tetap diam sementara Jerman mendominasi Eropa Barat? Stalin adalah pemimpin yang oportunis. Jika Jerman mulai menunjukkan kelemahan, Uni Soviet mungkin melihat kesempatan untuk menyerang. Tetapi tanpa Operasi Barbarossa, konfrontasi langsung antara Jerman dan Soviet bisa saja tertunda hingga bertahun-tahun, atau bahkan dihindari sepenuhnya.

Kekuatan Sekutu Tanpa Soviet.

Peran Uni Soviet dalam Perang Dunia II tidak bisa diremehkan. Dari Pertempuran Stalingrad hingga Operasi Bagration, Soviet memainkan peran besar dalam melemahkan Jerman di Timur. Tanpa mereka, Sekutu Barat akan menghadapi tugas yang jauh lebih berat.

Operasi D-Day, misalnya, mungkin tidak akan terjadi pada 1944. Sekutu membutuhkan tekanan dari Front Timur untuk memastikan keberhasilan invasi Normandia. Tanpa Soviet, Amerika Serikat dan Britania Raya mungkin harus mencari jalan lain untuk mengalahkan Jerman, seperti meningkatkan serangan udara strategis atau mencoba invasi melalui Italia, pendekatan yang lebih lambat dan penuh risiko.

Selain itu, tanpa aliansi dengan Stalin, moral dan solidaritas Sekutu bisa terganggu. Banyak rakyat di negara-negara Barat mendukung kerja sama dengan Soviet karena mereka melihatnya sebagai "musuh musuh kita." Tanpa kontribusi Soviet, Perang Dunia II bisa berlangsung lebih lama, dan lebih berdarah.

Dampak pada Perang di Asia.

Keputusan Jerman untuk tidak menyerang Soviet juga akan berdampak besar pada Jepang. Pada 1941, Jepang menandatangani Pakta Netralitas dengan Uni Soviet, yang memungkinkan mereka memusatkan perhatian pada ekspansi ke Asia Tenggara dan Pasifik. Namun, jika Uni Soviet tetap kuat di Asia Utara, Jepang mungkin akan berpikir dua kali sebelum menyerang Amerika Serikat di Pearl Harbor.

Tanpa konflik besar di Timur Jauh, Amerika Serikat mungkin lebih lambat untuk masuk ke perang Eropa. Tanpa tekanan dari Jepang, fokus AS bisa saja tetap pada memperkuat ekonomi domestik atau mempertimbangkan pendekatan yang lebih hati-hati terhadap intervensi internasional.

Dunia yang Terpecah.

Dalam skenario ini, dunia pasca-perang juga akan terlihat sangat berbeda. Tanpa perang besar di Front Timur, Jerman mungkin mampu mempertahankan kendali atas sebagian besar Eropa. Britania Raya mungkin dipaksa untuk menerima perjanjian damai yang tidak menguntungkan, sementara Amerika Serikat, meskipun kuat secara ekonomi, mungkin tidak memiliki pengaruh sebesar dalam urusan Eropa.

Uni Soviet, di sisi lain, bisa muncul sebagai kekuatan yang lebih besar di Asia dan Eropa Timur, tetapi tanpa pengaruh besar dalam urusan Eropa Barat. Perang Dingin mungkin tidak pernah terjadi dalam bentuk yang kita kenal, karena dunia akan terbagi menjadi dua blok besar: kekaisaran Jerman di Barat dan dominasi Soviet di Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun