Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Nazi: Kolaborasi Ideologi, Militer dan Ekonomi yang Menggerakan Mesin Perang

9 Oktober 2024   09:45 Diperbarui: 9 Oktober 2024   09:50 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pawai Hitler. sumber gambar: ceknricek

Pada awal abad ke-20, Jerman menjadi salah satu negara dengan kekuatan militer dan ekonomi yang sangat disegani di dunia, terutama pada masa kekuasaan Nazi di bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Ideologi yang dijunjung oleh Partai Nazi dan model kerjasama antara berbagai elemen penting dalam struktur pemerintahan dan ekonomi Jerman menciptakan fondasi yang kokoh bagi ambisi ekspansionisme mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana ideologi Nazi, militer, petinggi SS, pengusaha, serta pengaruhnya terhadap rakyat dan buruh, semuanya berperan dalam menjadikan Jerman sebuah negara dengan ambisi ekspansionis yang sangat besar.

Salah satu alasan utama Jerman menjadi negara yang ekspansionis pada masa Nazi adalah ideologi yang mereka anut. Nazi, yang dipimpin oleh Hitler, membangun ideologi yang menggabungkan nasionalisme ekstrem, rasisme, dan kepercayaan terhadap superioritas ras Arya. Menurut pandangan Nazi, bangsa Jerman adalah ras unggul yang berhak mendominasi dunia. Lebensraum, atau "ruang hidup", menjadi dasar dari kebijakan ekspansionis mereka. Nazi percaya bahwa Jerman membutuhkan wilayah yang lebih luas untuk menopang populasi dan kekuatan ekonomi mereka. Untuk mencapai tujuan ini, mereka memandang perlu untuk menginvasi negara-negara lain, terutama di Eropa Timur.

Ideologi ini tidak hanya menjadi bahan bakar bagi mesin militer Jerman, tetapi juga melegitimasi tindakan kekerasan dan penindasan terhadap bangsa lain, terutama bangsa Yahudi dan Slavia yang dianggap "inferior". Rasisme yang tertanam dalam ideologi Nazi membentuk narasi bahwa invasi dan penaklukan bukan hanya soal memperluas kekuasaan, tetapi juga bagian dari tugas "suci" untuk membersihkan dunia dari elemen-elemen yang dianggap berbahaya bagi ras Arya.

Barisan Tentara Nazi. sumber gambar: Dictio Community
Barisan Tentara Nazi. sumber gambar: Dictio Community

Di bawah ideologi ini, militer Jerman (Wehrmacht) memainkan peran yang sangat vital dalam ekspansionisme Nazi. Tentara Jerman tidak hanya dipersenjatai dengan kekuatan militer modern, tetapi juga dimotivasi oleh semangat ideologis. Para petinggi militer, meski awalnya bersikap netral terhadap Nazi, akhirnya terintegrasi dengan kekuasaan politik Hitler, menjadikan mereka alat utama dalam melaksanakan ambisi Nazi di Eropa.

Wehrmacht menjadi instrumen utama untuk melaksanakan invasi terhadap negara-negara tetangga Jerman. Dalam Perang Dunia II, Jerman menunjukkan kapasitas militer yang luar biasa, yang berpuncak pada invasi Blitzkrieg (serangan kilat), sebuah taktik militer yang menggabungkan mobilitas tinggi dan kekuatan tempur intensif. Serangan ini memungkinkan Jerman untuk menaklukkan sebagian besar Eropa dalam waktu singkat, menjadikan mereka kekuatan dominan di wilayah tersebut.

Barisan Tentara Nazi. sumber gambar: BBC
Barisan Tentara Nazi. sumber gambar: BBC

Di sisi lain, SS (Schutzstaffel), yang dipimpin oleh Heinrich Himmler, menjadi sayap paramiliter Nazi yang bertugas menegakkan ideologi dengan cara yang lebih brutal. SS tidak hanya berfungsi sebagai kekuatan tempur, tetapi juga sebagai pelaksana kebijakan rasial Nazi, termasuk dalam mengelola kamp-kamp konsentrasi. Kolaborasi antara militer reguler dan SS menjadi salah satu faktor yang membuat mesin ekspansionis Jerman begitu efektif. Sementara Wehrmacht melakukan serangan militer, SS mengawasi wilayah-wilayah yang telah ditaklukkan, memastikan bahwa kebijakan Nazi, termasuk penindasan terhadap penduduk lokal dan eksekusi massal, berjalan dengan lancar.

Salah satu aspek yang sering terabaikan ketika membahas ekspansionisme Nazi adalah peran besar yang dimainkan oleh para pengusaha dan kaum industri di Jerman. Dalam masa pemerintahan Nazi, terjadi sinergi yang kuat antara pemerintah dan sektor bisnis. Banyak perusahaan besar, seperti IG Farben, Krupp, dan Volkswagen, yang secara aktif mendukung dan mendapatkan manfaat dari kebijakan Nazi. Perusahaan-perusahaan ini bukan hanya berfungsi sebagai penyedia barang dan jasa, tetapi juga menjadi bagian dari sistem ekonomi yang dikelola secara totaliter oleh Nazi.

Pengusaha-pengusaha ini menyediakan peralatan militer, kendaraan, dan bahan-bahan penting untuk mendukung kampanye militer Jerman. Selain itu, mereka juga memanfaatkan tenaga kerja paksa dari kamp-kamp konsentrasi, di mana buruh-buruh yang dianggap "inferior" oleh Nazi dipaksa bekerja dalam kondisi yang sangat buruk. Hal ini memungkinkan industri Jerman untuk beroperasi dengan biaya yang jauh lebih rendah, sehingga mampu memproduksi kebutuhan perang secara masif dan cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun