Kisah Cinta Pengeran Henry dan Anne Boleyn adalah salah satu cerita cinta sepanjang masa yang paling romantis, tapi juga tragis dan diakhiri dengan tragedi yang penuh intrik, faktor politik, dan tragedi di tengah masyarakat yang bergejolak pasca banyaknya perubahan yang muncul di tengah masyarakat akibat dampak dari kisa cinta mereka.
Anne Boleyn yang diangkat menjadi Permaisuri Inggris pada abad ke-16, pada masanya memulai gejolak di istana kerajaan inggris, tetapi juga mengguncang sebagian besar dunia Barat, terutama tentang bagaimana berubahnya hubungan antara monarki Inggris dan Gereja Katolik di Roma.
Sejarah hubungan cinta antara Pangeran Henry dan Anne Boleyn berakhir dengan cukup tragis dengan memulai runtuhnya hegemoni Gereja Katolik di Inggris, lahirnya Gereja Anglikan, dan perubahan sosial serta budaya yang sangat signifikan di Britania Raya.
Anne Boleyn, Dari Keturunan Bangsawan Hingga Menjadi Ratu Inggris
Anne Boleyn lahir pada tahun 1501 dari keluarga bangsawan Boleyn yang pada masa itu cukup berpengaruh di Inggris. Sebagai anak dari seorang diplomat, Anne memiliki pendidikan yang baik dan kesempatan untuk tumbuh di istana-istana Eropa, termasuk di Prancis, tempat dia belajar etika, budaya, dan mode yang menjadi bekal penting dalam kehidupannya di Inggris. Kecerdasan dan karismanya yang dimilikinya membuat Anne terlihat jauh berbeda dari perempuan lain pada zamannya. Penampilannya yang menarik dan keberanian dalam berbicara menarik perhatian banyak bangsawan, termasuk Raja Henry VIII, yang kemudian menjadi awal dari kisah cinta yang akan mengubah sejarah.
Pada waktu itu, Raja Henry VIII sudah menikah dengan Catherine dari Aragon, tetapi pernikahan mereka tidak memberinya pewaris laki-laki yang sah. Kegagalan Catherine untuk melahirkan seorang putra menjadi frustrasi besar bagi Henry, karena pewaris laki-laki sangat penting untuk menjaga kesinambungan dinasti Tudor di Inggris. Di tengah kekhawatiran ini, muncul sosok Anne Boleyn yang muda dan menawan, menyalakan kembali api cinta di hati raja yang sudah lelah dengan harapan untuk memiliki keturunan. Henry jatuh cinta pada Anne, tetapi dia menginginkan lebih dari sekadar hubungan singkat, Henry yang api asmaranya bergejolak ingin menjadikan Anne sebagai ratu.
 Pemberontakan Henry Melawan Gereja Katolik
Namun, satu masalah besar muncul pada waktu itu, pasalnya Henry sudah menikah, dan pada waktu itu, Gereja Katolik memiliki kendali penuh atas pernikahan kerajaan. Perceraian tidak diizinkan, dan upaya Henry untuk membatalkan pernikahannya dengan Catherine dari Aragon ditolak oleh Paus. Pada titik inilah cinta Henry kepada Anne memulai langkah-langkah politik yang akan mengubah sejarah dari Hubungan antara Kerajaan Inggris dan keuskupan untuk selamanya.
Henry VIII memutuskan untuk mengambil tindakan drastis. Karena Paus menolak permintaannya, Henry memutuskan untuk memisahkan Inggris dari kekuasaan Gereja Katolik Roma. Pada tahun 1534, Henry menegaskan kekuasaannya dengan mengesahkan Act of Supremacy, yang menyatakan bahwa Raja Inggris adalah pemimpin tertinggi Gereja di Inggris, bukan Paus. Inilah awal mula terbentuknya Gereja Anglikan, sebuah denominasi Kristen yang independen dari Roma. Cinta Henry pada Anne bukan hanya menyebabkan perpecahan di dalam gereja, tetapi juga memulai reformasi keagamaan yang cukup rumit di Inggris.
 Pernikahan Henry dengan Anne Boleyn