Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kpop dan Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan

25 Juni 2024   21:31 Diperbarui: 25 Juni 2024   21:36 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gilrband asal Korea Selatan (Image Source: Belibeli)

Korea Selatan, siapa sih yang nggak kenal dengan negara ini? Kalau dulu dikenal dengan perang dan konflik, sekarang Korea Selatan lebih dikenal dengan musik KPop, drama-drama yang bikin baper, dan film-film yang nggak kalah keren dengan Hollywood. Tapi, tahu nggak sih kalau perjalanan industri hiburan Korea Selatan menuju kesuksesan seperti sekarang ini nggak selalu mulus? Yup, mereka pernah ngalamin masa-masa sulit juga lho.

Pasca bebas dari penjajahan Jepang di tahun 1945, industri hiburan Korea Selatan ternyata nggak langsung melejit. Saat itu, film-film yang beredar masih banyak yang bertema propaganda Jepang. Ya, namanya juga baru merdeka, pasti masih ada sisa-sisa pengaruh penjajah. Kondisi ini makin diperparah dengan meletusnya perang Korea di tahun 1950 sampai 1953 yang memisahkan Korea menjadi dua bagian, yaitu Korea Selatan dan Korea Utara. Bayangin aja, selama tiga tahun perang itu, cuma ada empat belas film yang diproduksi. Bener-bener suram kan?

Baru deh setelah perang berakhir di tahun 1953, ada sedikit angin segar buat industri perfilman Korea Selatan. Di bawah pemerintahan presiden pertama, Syngman Rhee, diberlakukannya kebijakan bebas pajak untuk produksi film. Ini jadi awal kebangkitan industri hiburan Korea Selatan. Banyak produser yang mulai berani untuk memproduksi film lagi karena nggak perlu pusing mikirin pajak yang mencekik.

Tapi kebangkitan ini nggak berlangsung lama. Di era 1963 sampai 1973, industri perfilman Korea Selatan kembali meredup di bawah kepemimpinan Jenderal Park Chung Hee. Di era ini, sensor terhadap film-film yang diproduksi sangat ketat. Film yang dianggap pro komunis dan nggak punya nilai nasionalisme bakal langsung kena blokir. Bukan cuma itu, produk negara barat termasuk film juga sangat dibatasi. Jadi, kalau ada film Hollywood yang pengen tayang di Korea Selatan, ya harus siap-siap berhadapan dengan sensor yang super ketat.

Lompat ke tahun 1993, ada satu momen yang bikin industri hiburan Korea Selatan kembali bergairah. Tahu film Jurassic Park kan? Nah, film ini ditayangkan di Korea Selatan dan hasilnya luar biasa. Pendapatan film Jurassic Park selama tayang di Korea Selatan setara dengan hasil ekspor 1,5 juta mobil Hyundai. Gila nggak tuh? Ini jadi bukti kalau industri hiburan punya potensi yang sama besar dengan industri otomotif dan elektronik yang jadi andalan Korea Selatan saat itu.


Masuk ke era 1998, Korea Selatan dihantam krisis moneter. Saat itu, pemerintah dan masyarakat mulai mencari alternatif untuk menstabilkan perekonomian negara. Salah satu sektor yang dilirik adalah industri hiburan. Mereka sadar kalau industri ini punya potensi besar untuk menghasilkan devisa. Maka dari itu, mulai banyak upaya yang dilakukan untuk memajukan industri hiburan Korea Selatan.

Nah, sekarang kita masuk ke era yang lebih modern. Siapa yang nggak kenal dengan istilah Hallyu atau Korean Wave? Istilah ini mulai populer di awal 2000-an. Hallyu menggambarkan fenomena di mana produk-produk hiburan Korea Selatan, termasuk musik, film, dan drama, mulai merambah pasar internasional. BTS, Blackpink, dan banyak artis KPop lainnya mulai dikenal di seluruh dunia. Drama Korea juga mulai banyak digandrungi, bukan cuma di Asia tapi juga di Amerika dan Eropa.

Keberhasilan industri hiburan Korea Selatan ini tentu nggak lepas dari berbagai faktor pendukung. Pertama, pemerintah Korea Selatan sangat mendukung perkembangan industri hiburan. Mereka memberikan berbagai insentif dan fasilitas untuk memajukan sektor ini. Contohnya, pemerintah menyediakan berbagai program pelatihan untuk para pelaku industri hiburan, mulai dari aktor, sutradara, hingga penulis naskah.

Kedua, industri hiburan Korea Selatan juga didukung oleh teknologi yang canggih. Dengan teknologi ini, mereka bisa memproduksi film dan drama dengan kualitas yang sangat baik. Bahkan, banyak produksi Korea Selatan yang efek visualnya nggak kalah dengan Hollywood. Selain itu, mereka juga sangat pandai memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk mempromosikan produk hiburan mereka.

Ketiga, kreativitas dan inovasi juga menjadi kunci kesuksesan industri hiburan Korea Selatan. Mereka selalu berusaha untuk menghadirkan sesuatu yang baru dan segar. Misalnya, dalam dunia musik KPop, para produser dan musisi selalu berusaha untuk menciptakan musik yang unik dan berbeda. Mereka juga sering berkolaborasi dengan musisi internasional untuk menciptakan musik yang lebih variatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun