Matematika dan filsafat mungkin tampak sebagai dua disiplin yang berbeda secara drastis. Matematika berkutat dengan angka, bentuk, dan struktur, sementara filsafat terfokus pada pertanyaan mendalam mengenai eksistensi, pengetahuan, dan permasalahan etika. Namun, keduanya memiliki hubungan yang erat dan seringkali saling melengkapi. Banyak dari matematikawan yang kita kenal juga dikenal sebagai filsuf, dan kontribusi dan pengaruh yang mereka hadirkan dalam kedua bidang tersebut menunjukkan betapa eratnya keterkaitan antara matematika dan filsafat.Â
Hubungan antara matematika dan filsafat dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno. Di Yunani Kuno, tokoh-tokoh seperti Pythagoras, Plato, dan Aristoteles tidak hanya berkontribusi dalam matematika tetapi juga dalam filsafat. Pythagoras, misalnya, terkenal dengan teorema Pythagoras dalam matematika, tetapi dia juga memiliki pandangan filosofis yang mendalam tentang alam semesta dan peran angka di dalamnya. Plato, murid Socrates, menganggap bahwa dunia nyata hanya cerminan dari dunia ideal yang sempurna, konsep yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran matematika.
Aristoteles, murid Plato, mengembangkan logika formal, yang merupakan dasar dari banyak teori matematika modern. Dia juga menyelidiki konsep-konsep seperti substansi, waktu, dan ruang, yang semuanya memiliki implikasi matematis. Pemikiran mereka menunjukkan bahwa matematika dan filsafat sering berjalan beriringan, saling mempengaruhi dan memperkaya.
 Logika dan Fondasi Matematika
Salah satu bidang di mana matematika dan filsafat bertemu adalah logika. Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari prinsip-prinsip penalaran yang valid dan inferensi. Dalam matematika, logika digunakan untuk membuktikan teorema dan memastikan kebenaran suatu pernyataan matematis. Tokoh penting dalam perkembangan logika matematis adalah Gottlob Frege dan Bertrand Russell.
Frege, seorang filsuf dan matematikawan Jerman, mengembangkan logika predikat, yang menjadi dasar logika modern. Dia berusaha untuk mendasarkan aritmetika pada logika, sebuah proyek yang dikenal sebagai logisisme. Bertrand Russell, bersama dengan Alfred North Whitehead, melanjutkan pekerjaan ini dalam karya monumental mereka, "Principia Mathematica," yang mencoba mendasarkan seluruh matematika pada prinsip-prinsip logika.
Hubungan erat antara logika dan matematika menunjukkan bahwa banyak masalah filosofis dapat dianalisis dengan metode matematika, dan sebaliknya, banyak konsep matematika yang memiliki implikasi filosofis.
Salah satu argumen filosofis yang terkenal adalah bahwa matematika adalah bahasa alam semesta. Pandangan ini, yang sering dikaitkan dengan Galileo Galilei, menyatakan bahwa hukum-hukum alam dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika. Pemikiran ini juga didukung oleh Albert Einstein, yang menggunakan matematika untuk merumuskan teori relativitasnya.
Pandangan bahwa matematika adalah bahasa alam semesta memiliki implikasi filosofis yang mendalam. Ini menunjukkan bahwa ada struktur dasar dan keteraturan dalam alam semesta yang dapat dipahami melalui matematika. Pemikiran ini mempengaruhi filsafat ilmu pengetahuan, yang mencoba memahami bagaimana kita memperoleh pengetahuan tentang dunia dan sejauh mana pengetahuan itu dapat dipercaya.
 Ontologi dan Epistemologi dalam Matematika