Perang Dunia Pertama yang berkecamuk antara tahun 1914 hingga 1918 tidak hanya mengubah peta politik dunia, tetapi juga menciptakan perubahan besar dalam struktur ekonomi internasional. Era pasca Perang Dunia Pertama, sebelum Perang Dunia Kedua, ditandai oleh pergeseran kekuatan ekonomi, perbankan modern, serta restrukturisasi ekonomi yang signifikan sebagai dampak dari kebijakan negara dan perjanjian internasional.
Selama Perang Dunia Pertama, negara-negara terlibat mengubah perekonomian mereka menjadi ekonomi perang. Ini termasuk pengalihan sumber daya ke produksi perang, peningkatan produksi senjata, amunisi, dan perlengkapan militer, serta mobilitasi sumber daya manusia untuk perang., yang mengakibatkan perubahan besar dalam perekonomian negara-negara yang terlibat.
Negara-negara yang terlibat dalam perang terpaksa untuk mengambil utang besar demi memenuhi kebutuhannya akan persenjataan dan akomodasi logistic selama peperangan. Negara-negara yang terlibat dalam perang mengelola sumber daya mereka dengan cermat untuk memastikan pasokan yang cukup untuk front perang dengan pengendalian produksi makanan, bahan bakar, dan bahan mentah untuk keperluan militer, banyak negara mencetak uang tambahan, yang seringkali mengakibatkan inflasi.
Utang yang negara-negara tersebut ambil mencakup utang luar negeri yang signifikan yang diambil oleh negara-negara pemenang dan kalah. Utang perang ini menciptakan beban finansial jangka panjang dan pengaruh besar pada ekonomi pasca perang. Inflasi tersebut mempengaruhi daya beli masyarakat dan menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Pergeseran dari ekonomi perang ke ekonomi perdamaian dapat menimbulkan tantangan, seperti pengangguran akibat pemotongan tenaga kerja dalam sektor militer.
Sebelum Perang Dunia Pertama, Pax Britannica adalah sistem ekonomi internasional yang didominasi oleh Kekaisaran Britania Raya. Inggris sebagai  pusat keuangan dunia, dan pound sterling adalah mata uang internasional yang dominan. Kekuasaan Kekaisaran Britania Raya di banyak negara dunia menjadikan Britania raya sebagai  pemasok utama kapital, sumber daya, dan barang-barang manufaktur untuk banyak negara di seluruh dunia. Namun, akibat dari perang yang mahal ini, Kekaisaran Britania Raya mengalami penurunan ekonomi yang signifikan.
Setelah Perang Dunia Pertama, Kekaisaran Britania Raya terlibat dalam upaya pemulihan ekonomi dan kembali ke stabilitas. Pound sterling masih berperan penting dalam perdagangan internasional, namun dominasi ekonomi Inggris mulai terkikis, dan peran Amerika Serikat sebagai kekuatan ekonomi baru semakin kuat.
Perang Dunia Pertama membantu mengokohkan posisi Amerika Serikat sebagai kekuatan ekonomi dominan. Amerika Serikat keluar dari perang dengan ekonomi yang relatif kuat, dan industri manufaktur Amerika berkembang pesat selama perang untuk memenuhi kebutuhan pasukan sekutu. Ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang pesat setelah perang.
Selain itu, Amerika Serikat menjadi kreditur utama bagi banyak negara-negara Eropa yang membutuhkan pinjaman untuk pemulihan pasca perang. American banks, such as J.P. Morgan & Co., memainkan peran penting dalam memastikan ketersediaan dalam pinjaman utang dan bantuan finansial bagi negara-negara di Eropa. Keterlibatan Amerika Serikat dalam mengatur konferensi perdamaian dan menandatangani Perjanjian Versailles membuktikan pengaruhnya dalam politik internasional.
Dengan semakin kuatnya ekonomi Amerika Serikat, dolar Amerika mulai menggantikan pound sterling sebagai mata uang dominan dalam perdagangan internasional, yang menyebabkan peralihan system mata uang dari dari Pax Britannica ke Pax Americana. Perang Dunia Pertama juga memacu perkembangan perbankan modern dan menciptakan kebutuhan akan lembaga-lembaga keuangan yang kuat. Kebutuhan akan pinjaman, pendanaan, dan jasa keuangan lainnya untuk membiayai perang telah mengubah cara perbankan beroperasi.
Selain itu, konferensi perdamaian dan pembahasan perjanjian internasional memunculkan peran penting lembaga-lembaga keuangan internasional, seperti Bank for International Settlements (BIS) yang didirikan pada tahun 1930 di Basel, Swiss, bertujuan untuk mempromosikan kerjasama antar bank sentral dan institusi keuangan internasional dalam memfasilitasi transaksi keuangan antarnegara.
Pada tahun 1933, Amerika Serikat juga memutuskan untuk keluar dari standar emas, mengakhiri keterikatan dolar dengan logam mulia. Ini membuka jalan bagi fleksibilitas moneter dan memungkinkan negara-negara untuk mengatur mata uang mereka berdasarkan kebijakan moneter yang sesuai dengan situasi ekonomi mereka. Keputusan ini menciptakan dasar untuk sistem moneter yang lebih modern.
Perang Dunia Pertama menciptakan urgensi dalam mengatur hubungan internasional dan perdagangan internasional. Beberapa perjanjian internasional penting dan organisasi diciptakan untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan perdamaian. Kebijakan negara-negara pemenang untuk memungut reparasi dari negara-negara yang kalah dalam perang menciptakan krisis ekonomi di beberapa negara Eropa, terutama Jerman. Dalam beberapa kasus, negara-negara berusaha untuk membayar reparasi dengan melakukan pinjaman internasional.
Dalam Perjanjian Versailles (1919) Selain menetapkan kewajiban reparasi bagi Jerman, Perjanjian Versailles juga menciptakan Liga Bangsa-Bangsa, yang berperan dalam mendorong kerjasama ekonomi internasional dan menjaga perdamaian. Sedang, dalam Konferensi Jenewa (1927) Konferensi ini menghasilkan Perjanjian Jenewa tentang Kredit dan Perdagangan Internasional, yang bertujuan untuk mengatasi masalah kredit dan perdagangan internasional pasca Perang Dunia Pertama.
Periode pasca Perang Dunia Pertama menyaksikan restrukturisasi ekonomi yang signifikan. Pertumbuhan industri, terutama di Amerika Serikat, membawa perubahan besar dalam produksi dan konsumsi. Sektor manufaktur berkembang pesat, dan inovasi teknologi memacu produksi massal. Hal ini menciptakan kemakmuran ekonomi yang mencirikan tahun 1920-an, dikenal sebagai "Era Kejayaan."
Di Eropa, proses restrukturisasi ekonomi membutuhkan waktu lebih lama karena dampak perang yang parah. Namun, dengan bantuan pinjaman internasional dan kredit yang disediakan oleh Amerika Serikat, banyak negara Eropa mampu memulihkan diri.
Perang Dunia Pertama membawa perubahan besar dalam struktur ekonomi internasional. Pax Britannica bergeser ke Pax Americana, dengan Amerika Serikat menjadi kekuatan ekonomi dominan. Perbankan modern berkembang, lembaga-lembaga internasional dibentuk, dan kebijakan negara memainkan peran penting dalam restrukturisasi ekonomi pasca perang. Meskipun kerugian besar di seluruh dunia, perang ini memicu inovasi dan perubahan yang membentuk tatanan ekonomi dunia pada abad ke-20.
Beberapa tahun setelah perang, banyak negara mengalami depresi ekonomi, termasuk yang terkenal adalah Great Depression atau "Depresi Besar". Depresi Besar adalah istilah yang merujuk kepada periode resesi ekonomi yang berkepanjangan yang dimulai pada tahun 1929 dan berlangsung hingga pertengahan 1930-an. Depresi Besar, adalah salah satu periode paling sulit dalam sejarah ekonomi dunia.
Ini adalah periode ekonomi yang ditandai oleh penurunan ekonomi global yang sangat dalam, pengangguran yang massal, penurunan produksi industri, serta gangguan besar dalam sistem keuangan dan perbankan. Peristiwa ini memengaruhi hampir semua aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi di seluruh dunia, yang menciptakan periode yang dipenuhi oleh pengangguran yang massal, penurunan produksi industri, dan kesulitan ekonomi besar.
Pasca Perang Dunia Pertama adalah periode penting dalam sejarah HI yang membawa perubahan besar dalam tatanan politik, ekonomi, dan sosial dunia. Perjanjian perdamaian, runtuhnya kekaisaran, munculnya negara-negara baru, dan pembentukan Liga Bangsa-Bangsa adalah beberapa dari banyak peristiwa yang membentuk dinamika pasca perang ini. Namun, ketidakstabilan politik, konflik regional, isolasionisme Amerika Serikat, dan perkembangan teknologi senjata juga berkontribusi pada situasi yang akhirnya memicu pecahnya Perang Dunia Kedua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H