Pemilihan presiden Indonesia tahun 2024 semakin mendekat, dan berbagai spekulasi mengenai calon-calon potensial dan pasangan mereka mulai muncul. Salah satu kombinasi yang menarik perhatian adalah kerjasama politik yang dilakukan antara Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, dengan Muhaimin Iskandar, politisi senior sekaligus ketua dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin.
Cak imin adalah seorang politisi yang telah lama berkiprah di panggung politik Indonesia. Ia lahir di Jombang, Jawa Timur  pada tanggal 24 September 1956. Sepanjang kariernya, cak imin telah menduduki berbagai jabatan penting, termasuk sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sebuah partai politik yang memiliki basis dukungan yang kuat di kalangan masyarakat islam di Jawa Timur.
Pengalaman panjang Muhaimin Iskandar dalam politik dan pemerintahan merupakan salah satu aset terbesarnya. Pemahamannya yang mendalam tentang dinamika politik Indonesia dan memiliki jaringan yang kuat di berbagai tingkatan pemerintahan, di tingkatan eksekutif, maupun legislatif. Pengalamannya yag pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga menunjukkan kemampuannya dalam mengatasi isu-isu ketenagakerjaan, yang menjadi salah satu masalah krusial dalam perekonomian dan kebijakan pemerintahan Indonesia.
Kombinasi Anies Baswedan yang memiliki basis pendukung di Jakarta dan Muhaimin Iskandar yang memiliki basis pendukung diantara masyarakat Islam NU kultural, di Jawa Timur memungkinkan bagi Anies Baswedan untuk meraih dukungan yang kuat dari berbagai segmen masyarakat di Indonesia. Potensi suara yang dihasilkan dari rekam jejak dan survey politik yang dilaksanakan merupakan aset penting sebelum memasuki gelanggang politik dalam pemilihan presiden di tahun 2024 nanti.
Baik Anies Baswedan maupun Muhaimin Iskandar telah memiliki pengalaman dalam pemerintahan. Anies perpengalaman sebagai Menetri Pendidikan dan Kebudayaan, juga pernamh memimpin Provinsi DKI Jakarta selama 5 tahun sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sedang, Muhaimin Iskandar adalah salah satu politisi senior yang pernah menjabat sebagai anggota legislative selama beberapa kali dan juga pernah menjabat sebagai mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi memungkinkannya untuk mempengaruhi hasil suara dari Anies Baswedan secara positif dalam Pilpres 2024 nanti.
Keterlibatan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), partai yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar, dalam koalisi politik yang mendukung Anies Baswedan dapat memberikan kekuatan tambahan sebagai dukungan politik, terutama ambang batas presiden yang diharuskan disoskong oleh 20% partai anggota parlemen. Disis lain, PKB memiliki dukungan kuat dari kelompok masyarakat Islam, dan kehadiran mereka dalam koalisi bisa memperluas basis pendukung Anies Baswedan yang masih sangat berpusat di pulau Jawa.
Selain itu, Muhaimin Iskandar memiliki pengalaman dalam mengelola isu-isu ketenagakerjaan yang dekat dengan isu masyarakat menengah ke bawah. Dalam konteks ekonomi yang terus berkembang, isu ketenagakerjaan dan pengembangan sumber daya manusia adalah salah satu tantangan utama dalam politik-ekonomi, yang penting diatasi oleh calon pemimpin Indonesia. Kombinasi Anies-Muhaimin mungkin dapat menghadirkan solusi dari permasalahan yang saat ini mash terjadi di Indonesia, dalam aspek sosial, politik, budaya ataupun ekonomi.
Namun, dibalik itu semua, nama Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar adalah dua figur politik yang berbeda dan memiliki latar belakang dan gaya kepemimpinan yang berbeda. Anies Baswedan dengan latar keluarga dengan garis keturunan arab, dan identik dengan basis pemilih kalangan terdidik dan penganut islam yag konservatif. Sedang, Cak imin dengan latar belakanag keluarga NU kultural yang identic dengan pemilih di kalangan pedesaaan dan latar belakang mereka dalam profesi petani dan buruh adalah perbedaan yang penting untuk dipertimbangkan, karna menentukan aspek keberhasilan dari kampaye yang nantinya akan mereka jalankan.
Pemilihan presiden di Indonesia selalu berlangsung dalam atmosfer kompetisi politik yang sengit. Pasangan Anies-Muhaimin harus bersaing dengan calon-calon lain yang juga memiliki basis pendukung dan dukungan politik mereka sendiri. Koordinasi dan peran masing-masing dalam kampanye dan pemerintahan nantinya akan menjadi kunci kesuksesan. Seperti dalam setiap pemilihan presiden di Indonesia, isu-isu agama dan identitas selalu memiliki peran penting. Bagaimana pasangan ini menangani isu-isu ini dan menjaga keseimbangan antara mendukung keragaman dan memenuhi kebutuhan basis pendukung mereka akan menjadi tantangan besar untuk dihadapi oleh keduanya.
Potensi kerjasama politik yang dilangsungkan oleh pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai pasangan presidensial dalam pemilihan presiden 2024 adalah salah satu nama yang kuat dalam pemilihan presiden 2024 nanti. Kombinasi basis pendukung yang beragam, pengalaman dalam pemerintahan, dan dukungan partai politik yang kuat membuat pasangan ini menjadi sorotan dan juga topik obrolan dan diskusi oleh para pengamat politik di tanah air.
Pemilihan presiden 2024 akan menjadi momen penting dalam sejarah Indonesia, dan warga negara akan memilih pemimpin yang dianggap dapat membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Keputusan akhirnya akan tergantung pada visi, kepemimpinan, dan kemampuan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar untuk meyakinkan rakyat Indonesia bahwa mereka adalah pasangan yang tepat untuk wewenang dan tanggungjawab tersebut, yakni menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia d tahun 2024 nanti.