Rocky Gerung adalah salah satu tokoh intelektual dan komentator sosial yang cukup kontroversial di Indonesia. Rocky Gerung Lahir pada 6 Juni 1959, di Kota Manado. Rocky Gerung telah menjadi figur yang berpengaruh dalam dunia akademis dan sosial di Indonesia. Salah satu kontroversi yang belakangan muncul adalah kritiknya pada presiden yang disertai dengan kata-kata “bajingan tolol”. Komentarnya yang kontroversial ini ditambah dengan sikap nyentriknya membuat ia menonjol di tengah banjirnya informasi di era sosial media. Pesan-pesan yang disampaikan dari pandangannya membuat pesan yang ia sampaikan didengar oleh public secara luas dan mendapat perhatian.
Rocky Gerung tumbuh dalam keluarga yang penuh keterbukaan yang membinanya menjadi sosok yang berpandangan terbuka dan egaliter. Semasa SMA Rocky mulai berpindah ke Jakarta, kemudian ia melanjutkan jenjang pendidikannya ke Jurusan Hubungan Internasional (HI) di Universitas Indonesia (UI) . Namun ketertarikannya dalam kuliah Filsafat, yang di kala itu masih tergabung dalam Fakultas Ilmu Sosial membuatnya berhenti untuk menyelesaikan studi HI nya tersebut dan menyelesaikan kuliah di jurusan Filsafat.
Pendidikan filsafatnya memberikan fondasi konsep-konsep pemikiran yang mendalam yang akan memengaruhi pandangannya terhadap berbagai isu sosial dan politik. Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana, ia melanjutkan pendidikan pasca-sarjana di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Perjalanan Hidupnya membawa dampak besar yang berpengaruh pada perkembangan intelektual Rocky. Ia memiliki minat mendalam dalam membaca dan menulis sejak usia muda, dan ini membentuk dasar kuat untuk kariernya di dunia akademis dan komentar sosial.
Salah satu peran utama Rocky Gerung adalah sebagai seorang dosen dan pendidik yang sering menjadi narasumber dan pembicara di berbagai forum akademik. Rocky Gerung bersama Dr. Sjahrir ia mendirikan Sekolah Ilmu Sosial (SIS) dan Partai Indonesia Baru (PIB), yang sayang sekali di kala itu tidak mendapatkan cukup suara sebagai pemenang suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2004.
Rocky Gerung Juga diketahui sebagai pendiri Setara Institute bersama Mantan Presiden Indonesia ke 4, Gus Dur dan Guru Besar sekaligus Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra. Tujuan dari pendirian kelembagaan tersebut tentu saja untuk memberikan pendidikan kemanusiaan, demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM). Ia juga aktiv sebagai peneliti di Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) yang fokus pada riset, penelitian dan pendidikan demokrasi, salah satu peran yang membawanya rutin mengomentari sosial di berbagai tayangan wawancara stasiun televisi.
Ia mengajar di berbagai lembaga perguruan tinggi, termasuk dantaranya Universitas Indonesia, P2D, dan Megawati Institute. Dalam kapasitasnya sebagai dosen, ia berkontribusi pada pendidikan dan pembentukan pemikiran mahasiswa. Ia telah mengajar berbagai mata kuliah, terutama yang terkait dengan filsafat dan ilmu sosial. Rocky juga dikenal sebagai salah satu orang yang merumuskan 9 mata kuliah baru di jurusan filsafat UI.
Rocky Gerung seringkali bepergian ke berbagai tempat di Indonesia, menjadi public speakers dan memotivasi mahasiswa untuk berpikir secara kritis dan menggali pemahaman mendalam tentang berbagai isu sosial dan politik. Pendekatannya terhadap pengajaran seringkali mencakup analisis mendalam, perdebatan, dan pemahaman konsep-konsep filsafat dengan berbagai cara yang kontroversial.
Salah satu peran yang paling dikenal publik adalah sebagai komentator sosial dan politik di media massa. Berbagai pernyataan Rocky Gerung di media massa sering kali menjadi sumber inspirasi dan pandangan kritis bagi banyak pembacanya. Ia tidak ragu untuk mengutarakan pandangannya tentang berbagai isu, termasuk politik, kebebasan berpendapat, hak asasi manusia, agama, dan budaya. Gaya penyampaiannya yang jelas dan analitis menjadikan tulisannya mudah dipahami, meskipun isinya seringkali kontroversial.
Rocky Gerung sering muncul di berbagai program televisi, radio, dan forum diskusi publik untuk memberikan pandangannya tentang isu-isu terkini. Dalam peran ini, ia dikenal karena pandangannya yang tajam dan seringkali kontroversial, yang mencakup berbagai isu, termasuk politik, demokrasi, kebebasan berpendapat, korupsi, agama, dan budaya. Ia sering menghadirkan perspektif yang berbeda dan kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah dan perkembangan sosial di Indonesia.
Pandangan Rocky Gerung seringkali dianggap kontroversial dan berani. Ia tidak ragu untuk mengkritik pemerintah, partai politik, dan kebijakan yang dianggapnya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia. Dalam beberapa kasus, pandangannya telah memicu reaksi dari pihak yang tidak setuju. Meskipun pandangannya sering kontroversial, Rocky Gerung memiliki pengikut yang kuat di Indonesia. Banyak pemuda dan intelektual muda menganggapnya sebagai sumber inspirasi dalam berpikir kritis dan menyuarakan hak-hak asasi manusia. Ia juga dihormati oleh mereka yang mendukung nilai-nilai demokrasi dan kebebasan berpendapat.