Diantara kalian mungkin ada yang mengenalnya sebagai intelektual islam dengan puluhan karya tulis yang memberikan perspektif yang luas. Seperti nama dari para pemikir besar di timur tengah ataupun pakistani lainnya.Â
Mendengar namanya, mungkin diantara kalian ada yang menganggap kalau Syed Naquib Muhammad Al-Attas adalah seorang ilmuan yang berasal dari timur tengah, namun nyatanya tidak. Ia adalah seorang Intelektual Islam, Ulama dan Filsuf islam yang terlahr di kota Bogor, Jawa Barat. Namun setelah menempuh pendidikan di berbagai negara, saat ini ia menghabiskan waktunya di Malaysia.
Naqub lahir pada tahun tahun 1931 di masa Indonesia masih menjadi negeri jajahan kolonial Belanda, yang tentu saja nantinya menjad salah satu objek peneltian yang ia lakukan dan perspektif yang membingkai pemikian-pemikiran yang ia kompilasikan dalam karya-karyanya.
Naquib Muhammad Al-Attas adalah seorang filsuf kontemporer yang telah menerbitkan banyak karya tulis di bidang islam, Sekularisme ataupun pendidikan. Sepanjang hidupnya ia telah menerbitakn lebih dari 40 buku yang berkenaan dengan latarbelakang akademisnya. Ia merupakan Sarjana kontemporer yang mengkaji tentang berbagai ilmu dalam agama islam, teologi, kosmologi islam, sastra, metafisika dan filsafat. Selain kepakarannya di bidang-bidang tersebut, puluhan karya yang telah diterbitkan ikut membesarkan namanya, tak mengherankan mengapa ragam karya yang ia tulis selalu memiliki kajian yang sangat mendalam.
Gagasan yang Naquib populerkan adalah Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Apa yang dimaksud? Perspektif ini berangkat dari sebuah pendekatan hipotetik tentang pengarus westernisasi yang barat lakukan seiring penjajahan yang mereka lakukan ke daratan timur. Penjajahan yang disertai dengan penyebaran budaya dan keyakinan yang mereka miliki telah mempengaruhi perspektif keagamaan yang mayoritas telah dianut oleh para penduduk dari negri jajahan ini.
Malaysia dan Indonesia, adalah dua dari ratusan negara yang telah dijajah oleh negara barat. Malaysia dijajah oleh Inggris dan kelompok dagang EIC nya, sedangka Indonesia telah dijajah oleh Belanda serta VOC nya. Kedua negara ini adalah negara eropa yang dulunya penganut Katholik, namun meregangkan kegamaannya selepas revolusi gereja, dan memisahkan agama dari berbagai lini kehidupan masyarakatnya.
Pandangan sekuler adalah perspektif yang ikut disebarkan oleh masyarakatnya ke daerah dimana mereka melakukan penjajahan. Sedangkan tradisi keagamaan yang berbeda dan latar wilayah  berbeda adalah hal yang memebedakan secara tradisi. Masyarakat timur yang relative lebih spiritual adalah kelompok masyarakat yang berbeda dengan masyarakat di negara barat yang cenderung bersifat materialistis. Sedangkan penyebaran nilai yang dilakukan oleh penjajah di negara jajahan mereka mempengaruhi spiritual dari masyarakatnya.
Dalam bukunya yang berjudul Islam and Secularism yang diterbitkan pada tahun 1978. Dalam buku ini Naquib memulai bukunya dengan penjabaran sejarah Kristen di barat serta hubungan korelasional yang menjelaskan tentang revolusi gereja, yang juga dapat dimaknai sebagai penggulingan agama dari kehidupan social mereka.
Keengganan masyarakat barat untuk kembali mempercayai agama disebabkan kekuasaan gereja yang menghalangi objektifitas dari ilmu pengetahuan. Kristiani di masa lalu mengajarkan umatnya untuk memahami tuhan dengan cara yang membingungkan, hal ini menyebabkan tumbuh suburnya keraguan tentang agama di kalangan masyarakatnya. Masyarakat barat merasa kalau masalah yangmereka hadapi saat itu adalah 'Masalah Tuhan'. Salah seorang filsuf terkenal dan pendiri Ilmu Sosiologi, Aguste Comte membayangkan akan ada masa dimana sains akan bangkin dan agama akan hancur di masa depan.
Naquib juga menyebutkan beberapa nama filsuf besar dan karya yang diidentikan dengan pemikiran sekularisme, diantaranya : The Future of an Illusion karya Sigmund Freud yang dianggap sebagai kritik terbesar terhadap agama dalam sejarah barat. Adapun tulisan Thomas Aquinas tentang metafisika yang menjadi dasar pemikiran Skolastik.
Dalam tulisannya Aquinas menggunakan teori kebenaran Parmenidean sebagai acuan untuk merendahkan keyakinan Hellenic. Berbagai metode skeptis yang diperkenalkan oleh Rene Descartes, fenomenologi yang dipopulerkan oleh Edmund Husserl, Eksistensialisme dari Heidegger dan berbagai karya besar dari filsuf populer seperti Immanuel Kant turut menjadi rujukan yang mempengaruhi pandangan sekularistik.