Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Audaces Fortuna Iuvat

Hidup dimulai dari mimpi, dilanjutkan dengan membaca, memetakan, merencanakan, melaksanakan lalu terus berimprovisasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Apa Bedanya "Hubungan Internasional" dan "Ilmu Hubungan Internasional"?

12 Februari 2022   00:39 Diperbarui: 12 Februari 2022   00:53 5863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak aspek yang patut diperbincangkan dari ranah hubungan internasional, segala aspek yang menyeluruh tentang interaksi antar pimpinan Negara ke iteraksi ekonomi antar Negara menjadi salah satu sisi yang menarik dan jadi obrolan di berbagai sudut jalan, angkringan dan warung kopi. Tentunya ini definisi untuk pembahasan dunia internasional yang lebih luas dibanding sekedar bangku kuliah mahasiswa HI, gedung diplomat kementerian luar negeri ataupun lembaga penelitian tentang HI.

Teringat sebuah memori saat penulis sedang menunggu antrian obat di salah satu apotik kimia farma, karna meracik obat memerlukan waktu kurang lebih selama satu jam, maka penulis memutuskan untuk menunggunya di luar gedung, dimana penulis duduk di samping seorang tukang ojek yang menunggu panggilan jemput dari aplikasi. Sepintas saya tahu, kalau abang ojek in sudah menjadi pengemudi ojek online full time sejak keluar dari pekerjaan lamanya di tahun 2017, yaitu pegawai konveksi.

Tak lama berbincang, disana ia menerima panggilan dari teman selulernya, karna tak berada jauh darinya saya mendengar ia berbicang "soalnya di berita juga kemarin rusia mau nyerang ukraina, jadinya Eropa Barat keliatannya bakal persiapin senjata buat perang". Penulis lumayan terperangah dengan perbincangan tukang gojek dan temannya ini. Pasalnya, informasi terkait perang dan damai di wilayah eropa jadi perbincangan yang cukup menarik bagi seorang driver ojek online ini, walaupun tidak ada kaitan dengan profesinya.

Lebih jauh, beberapa teman dari non-jurusan HI pernah bertanya kepada penulis, "apa bedanya hubungan internasional dan Ilmu Hubungan internasional ?"

Penulis sejenak berfikir, karna bagi non-mahasiswa HI perlu mendapat penjelasan dengan bahasa yang sederhana. Karna bagi di saat itu yang penulis ingat hanya perbedaan cara penulisan, dan memang merupakan salah satu penekanan dalam tata cara kepenulisan di artikel-artikel yang dosen saya wajibkan, untuk membedakan HI dan hubungan internasional.

Dalam kesempatan itu penulis menjawab dengan kalimat singkat, "kalau hubungan internasional itu predikat, yang biasanya ngebahas sebuah subjek dalam interaksi antar Negara, pimpinan Negara atau elemen terkait semisal PBB, WHO, Bank Dunia dan masih banyak lagi."

Lalu penulis melanjutkan "Nah, kalau Ilmu Hubungan Internasional itu subjek, kalau di kampus ya itu Program Studi S1 yang di dalamnya ngekaji berbagai ilmu yang sekiranya penting buat ngebaca situasi internasional. Jadi 'kalau hubungan internasional' itu interaksi antar Negara, nah kalau 'Ilmu Hubungan Internasional' itu studi tentang interaksi antar Negara". Dalam beberapa kesempatan kemudian, ini juga yang penulis jelaskan kepada teman-teman non-HI terkait perbedaan ini

Bagi temanku yang non-HI ia cukup dapat memahami, tapi mudah mudahan juga dengan para pembaca kompasiana yang saat ini mencari referensi untuk menjawab pertanyaan teman-temannya terkait HI.

Berkuliah di HI cukup menarik, karna punya segudang pembahasan yang tidak monoton. Beberapa memang merupakan analisis yang memerlukan rujukan dari sumber yang kredibel, tapi beberapa lagi adalah observasi harian dari berita yang biasa dikonsumsi oleh kebanyakan orang di layar ponselnya, dan dapat dikaji dengan ragam perspektif yang luas.

Misal, membahas tentang fenomena Revolusi Timur Tengah, atau yang lebih dikenal dengan dengan 'Arab Spring'. Sebagai orang awam biasanya mendefinisikan dengan bahasa "Gara-gara ada orang yang bakar diri (Mohammed Bouazizi) karna nuntut korupsi, dan dipublikasiin di social media, makanya rakyat timur tengah serempak ngelakuin revolusi".

Namun bagi bagi penulis, yang merupakan Mahasiswa HI, penulis beranggapan bahwa fenomena ini dapat dikaji dalam beberapa perspektif, yakni ekonomi, poitik dan hubungan internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun