Mohon tunggu...
thoriq israr
thoriq israr Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jakarta jurusan Perbandingan Mazhab fakultas syari'ah dan hukum

Saya hobby menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Makna Idul Adha

10 Juni 2024   13:00 Diperbarui: 10 Juni 2024   13:29 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

   Idul Adha mengajarkan makna kebersamaan, karena pada hari tersebut semua orang merasakan makanan yang sama, sehingga tercipta rasa kebersamaan di antara sesama.

Selain makna-makna tersebut, Idul Adha juga memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk mempererat tali silaturahmi. Dalam tradisi masyarakat Indonesia, setelah melaksanakan salat Idul Adha, umat Muslim biasanya berkumpul bersama keluarga, kerabat, dan tetangga untuk melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Daging kurban kemudian dibagikan tidak hanya kepada keluarga dan tetangga, tetapi juga kepada fakir miskin, sehingga kebersamaan dan rasa syukur semakin terasa.

Idul Adha juga mengajarkan nilai-nilai solidaritas. Ketika umat Muslim di seluruh dunia, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi, melakukan penyembelihan kurban, mereka menunjukkan solidaritas terhadap sesama manusia yang membutuhkan. Ini adalah momen di mana perbedaan sosial disisihkan, dan semua orang dapat merasakan kebahagiaan yang sama.

Selain itu, Idul Adha juga mengingatkan umat Muslim tentang pentingnya berbagi rezeki dan kebahagiaan. Dalam konteks sosial, berbagi daging kurban dengan yang membutuhkan adalah salah satu bentuk nyata dari perintah agama untuk membantu sesama. Hal ini juga memperkuat ikatan sosial dan membantu mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat.

Oleh karena itu, Idul Adha bukan hanya sekadar perayaan ritual, melainkan perayaan bagi mereka yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai ketaatan, pengorbanan, kepedulian, dan kebersamaan, seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim. Semoga kita dapat meneladani beliau dalam kehidupan kita saat ini. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan ketaatan, pengorbanan, kepedulian sosial, kebersamaan, solidaritas, dan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun