David Garvin adalah seorang guru yang sangat berbakat dan telah menjadi bagian dari fakultas HBS sejak tahun 1979. Awalnya, ia mengajar di Unit Manajemen Produksi dan Operasi sebelum pindah ke Manajemen Umum pada tahun 1994. Garvin telah mengajar berbagai mata kuliah yang terkait erat dengan manajemen, dan ia juga memimpin Kurikulum Pilihan program MBA dari tahun 2006 hingga 2009.Â
David Garvin, yang memiliki dampak besar dalam dunia bisnis selama hampir empat dekade, telah fokus pada studi tentang proses bisnis, prinsip-prinsip pembelajaran organisasi, desain serta kepemimpinan dalam organisasi yang kompleks, pendidikan manajemen pascasarjana, dan metode kasus dalam pendidikan.
Pada tahun 1984, dia mengajukan diri sebagai asisten dan berhasil diterima, kemudian naik pangkat menjadi profesor pada 1989. Pada tahun 1991, Garvin diangkat menjadi Profesor Robert dan Jane Cizik. Ia kemudian menjabat sebagai Profesor Administrasi Bisnis. Sebagai seorang peneliti dan penulis, Garvin telah memberikan sumbangan penting dalam memperdalam pemahaman tentang manufaktur Amerika, dimulai dari publikasi artikelnya di Harvard Business Review.
Garvin kemudian terkenal karena pandangannya terhadap kualitas produk Amerika yang disampaikan dalam sebuah artikel berjudul "Quality on the Line" pada tahun 1983. Artikel ini mendapat pengakuan luas dan dipuji, serta diliput oleh surat kabar di berbagai belahan dunia.
Dalam bukunya yang terkenal pada tahun 1988, "Managing Quality: The Strategic and Competitive Edge," David Garvin menyelidiki langkah-langkah yang perlu diambil oleh produsen pada saat itu untuk mengejar kualitas yang dimiliki pesaing asing. Garvin menyoroti bagaimana pendekatan strategis yang lebih sensitif terhadap kebutuhan dan preferensi konsumen dapat menjadi kunci dalam persaingan yang efektif. Dia juga mengidentifikasi delapan aspek penting dalam kualitas produk, termasuk kinerja, fitur, keandalan, kesesuaian, dan daya tahan, yang dapat menjadi kerangka kerja untuk analisis strategis.
Inti dari banyak karya Garvin adalah bahwa manajer umum seharusnya fokus pada proses daripada hanya struktur organisasi atau tugas individu untuk memperbaiki organisasi dan mencapai tujuan yang diinginkan.
David Garvin, dalam konsep mutu, mengidentifikasi delapan dimensi mutu untuk produk.
Pertama adalah kinerja. Kinerja mengacu pada kemampuan utama produk atau jasa untuk memenuhi karakteristik yang diharapkan oleh konsumen, seperti gambar, warna, dan suara yang baik untuk televisi, laju kencang, keselamatan, dan kenyamanan dalam mengemudi untuk mobil, serta rasa manis, warna teh yang asli, kebersihan, dan keamanan bahan tambahan untuk teh botol.
Kedua dalam konsep mutu menurut David Garvin adalah ciri khas. Ini mencakup fitur-fitur yang membedakan produk dari yang lain dan menjadi keunggulan kompetitifnya. Fitur-fitur seperti layar datar, sub woofer, dan remote untuk televisi, tape mobil, AC, kunci otomatis, dan alarm untuk mobil, serta tidak menggunakan bahan tambahan lain dan memiliki rasa buah untuk teh botol merupakan contohnya.
Ketiga Reliability, dalam konteks konsep mutu, mengacu pada konsistensi kinerja produk selama periode waktu tertentu, termasuk konsistensi rasa produk pangan dari satu masa produksi ke masa produksi berikutnya. Ini berarti bahwa produk harus dapat dipercaya dalam memberikan kinerja yang sama dari waktu ke waktu, misalnya, rasa yang konsisten dari bulan ini hingga bulan berikutnya.
Keempat Durability, dalam konsep mutu, mengacu pada kemampuan produk untuk mempertahankan kinerjanya tanpa mengalami perubahan fungsi selama periode waktu tertentu. Produk yang dapat tetap digunakan dengan baik dalam jangka waktu yang cukup lama cenderung lebih disukai oleh konsumen, seperti televisi yang masih memiliki gambar, warna, dan suara yang baik setelah lima tahun, mobil yang tetap normal setelah 10 tahun, dan teh botol yang tetap aman setelah disimpan selama enam bulan pada suhu kamar.