Mohon tunggu...
Thoriq
Thoriq Mohon Tunggu... Lainnya - Random

Random Guy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jerinx SID "Punya Data" Terkait Konspirasi Corona

1 Juli 2020   20:03 Diperbarui: 16 Juli 2020   20:50 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nama Jerinx kembali ramai diperbincangkan masyarakat setelah menyebut virus Corona merupakan sebuah konspirasi.

Drummer band Superman Is Dead (SID) ini mengatakan, letak konspirasi tersebut ada pada jumlah kasus Covid-19 yang teridentifikasi. Ia menilai angka-angka tersebut bukanlah jumlah yang sebenarnya.

Dalam sebuah acara yang ditayangkan Kompas TV Jerinx mengatakan  bahwa ada permainan angka dalam jumlah korban.

Menurutnya, alat tes Covid-19 yang ada saat ini tidak terjamin keabsahannya. Ia beralasan para ilmuwan di negara maju seperti Amerika dan Eropa masih belum sepakat atas kevalidan alat tes tersebut.

Jerinx juga mengungkapkan bahwa banyak orang yang memiliki hasil tes positif menjadi negatef setelah diperiksa kembali. Ia pun menilai hal ini jarang diungkap oleh media mainstream.

"Swab test, dan rapid test itu hasilnya tidak valid, itu banyak menimbulkan kesimpangsiuran informasi tapi media selalu dengan gampangnya membawa narasi jika swab test itu hasilnya sudah 100 persen." Kata Jerinx

Jerinx juga menyatakan bahwa ilmuwan-ilmuwan di negara maju yang jauh lebih pintar daripada ilmuwan di Indonesia belum satu suara. Jerinx pun juga menanyakan kenapa Indonesia begitu takut dengan WHO.

Jerinx juga mengklaim bahwa pihaknya memiliki data di balik tudingannya yang menyebut Covid-19 sebagai konspirasi. Menurutnya, Ia memiliki bukti-bukti mengapa ada banyak kebetulan yang terjadi hingga membentuk suatu pola.

Jerinx mengatakan, jika melihat dari sejarah Rockefeller dan Bill Gates, mereka telah mensimulasikan sebuah bencana yang persis dengan keadaan saat ini.

Menurut Jerinx, dalam dokumen Rockefeller terdapat sebuah scenario yang meyebutkan secara persis bahwa China menjadi wilayah pertama yang memberlakukan lockdown.

Jerinx mengatakan, ia telah merangkai satu persatu peristiwa yang pernah terjadi. Menurutnya, apabila orang-orang mengikuti rangkaian peristiwa yang terjadi dan menggalinya lebih dalam, mereka akan menemukan nama yang sama berkali-kali.

"hal-hal yang terjadi sekarang termasuk Bom Bali, 911, semua itu saya rangkai, saya pertemukan titik-titiknya karena banyak banget ada dot-dot yang orang kalua tidak terlalu mengikuti mungkin mereka akan mikir oh ini Cuma ilmu cocoklogi," kata Jerinx

"Tapi kalua Anda gali lebih dalam lagi, kamu sambungkan semua titik-titik fenomena-fenomena yang membuat dunia ini berubah secara global, itu nama yang sama akan muncul berkali-kali," tambahnya.

Sumber : [1] [2]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun