Oleh bercak pelangi yang menghabur selepas hujanmenunggu di tempat yang kata orang tak sepadan
Fanareka, bersenang dalam samudra jahatnya neraka
berebut sepiring nasi untuk bertiga
melawan yang berkuasa
menghadrik yang sudah binasa
kita adalah sama dalam negeri dongeng yang kusebut Fanareka
Kamus dibuka untuk mencari pembenaran kata
supaya elok rupa
dan terdengar sedang bahagia
Manusia itu isinya kotoran
kuping isinya kotoran,
hidung isinya kotoran,
gigi-gigi penuh dengan kotoran,
perut isinya kotoran,
daging kalau tak terbungkus kulit akan membusuk,
itu juga kotoran
Hanya pikiran dan hati,
yang mengubah manusia menjadi elok rupawan
maka jangan kau kotorkan
Hai kalian yang bebalut jas bangsawan
dengarkan jeritan orang yang tersungkur di bahu jalan
yang hidup karena sisa kebaikan,
yang telah dirampas dari setetes madu Tuhan.
Fanareka tentu tak abadi
hanya karena ego jatidiri
seolah waktu akan habis esok hari
Jangan kalian lupa
jangan lupa oleh waktu yang saling berkejar
tiba-tiba sudah tua
menjadi renta
tanpa sempat berbuat perbuatan yang mulia
Menangislah sebab Tuhan memberikan kalian mata
Bersabarlah sebab alam tak memberi kalian waktu untuk berjumpa
Fanareka akan tetap ada,
selagi manusia saling berebut kilaunya dunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H