Mohon tunggu...
Thoriq AbdhiRamadhan
Thoriq AbdhiRamadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung. Saya baru memahami bahwa dengan menulis dapat menghilangkan keresahan yang selama ini ada pada diri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kompetisi Berbanding Lurus dengan Angka Bunuh Diri

13 Mei 2023   21:24 Diperbarui: 13 Mei 2023   21:28 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suatu pagi di minggu yang tenang. Orang-orang sibuk dengan jalanan yang lengang oleh karena pemberlakuan car free day. Namun, pagi itu berubah menjadi keriuhan saat di salah satu pusat perbelanjaan. Kerumunan orang mulai meneriaki sang pemuda yang tengah menyendiri di atap untuk segera melompat. Akhirnya dengan tenang ia mengakhiri hidupnya begitu saja, disaksikan oleh ratusan orang. Rest in peace.

Pada masyarakat yang berdasarkan kompetisi dan begitu egois ini, cobaan hidup kian menjadi berat. Sedikit saja tertinggal dari mereka yang menetapkan standar gaya hidup yang tidak murah, maka akan dianggap gagal dan tidak berguna. Pencakar langit berdiri tegak diatas pasak-pasak besarnya, namun tidak dibarengi oleh kehidupan sosial masyarakatnya. Orang sudah lelah secara spiritual dan mental, yang kemudian mendorong tindakan bunuh diri di banyak kota-kota besar.

Bunuh diri adalah permasalahan sosial, dimana umumnya kebanyakan orang akan berusaha menunda kematian. Namun bagi sebagian orang justru nekat untuk mengakhiri hidupnya agar terbebas dari segala belenggu permasalahan. Faktor individu yang tertutup dan terlampau berusaha menanggung beban hidup sendiri tanpa bantuan keluarga, teman, atau kenalan menjadi awal dari seseorang yang memiliki kecenderungan untuk mengambil tindakan bunuh diri. Budaya masyarakat yang memberikan tekanan hidup berlebih juga meningkatkan faktor bunuh diri. Seseorang akan mengalami stres dan akhirnya memutuskan bunuh diri.

Dalam masyarakat yang berjalan secara kompetitif. Masyarakat dituntut untuk memperoleh sumber daya yang terbatas jumlahnya. Orang akan merasa senang jika salah satu saingannya kemudian pergi atau menghilang dari game yang tidak ada habisnya ini. Beberapa orang dalam kerumunan mulai meneriakkan, "lompat cepat!", "bosan hidup!", "manusia gak guna!", dan ocehan penuh dengan makian lainnya.

Tindakan seperti itu tidak layak disebut sebagai manusia. Mereka tidak tahu apa yang dirasakan orang lain. Bisa saja orang yang hendak melakukan bunuh diri adalah seorang korban dari suatu kejahatan. Banyak kasus membuktikan bahwa perempuan yang bunuh diri, sebelumnya merupakan korban pelecehan. Lalu, kemudian orang yang tidak tahu apa-apa justru mengeluarkan suatu makian yang sama sekali tidak ada gunanya. Sekali lagi dunia telah membuktikan bahwa kompetisi pertumbuhan ekonomi yang berjalan tidak selaras dengan kesehatan mental dan spiritual.

Saya yakin bahwa seharusnya orang-orang yang turut memojokkan seseorang yang hendak bunuh diri patut dikenai perbuatan pidana. Karena orang-orang tersebut tidak berniat untuk membantu orang yang sebetulnya sedang membutuhkan pertolongan. Orang yang hendak bunuh diri adalah orang yang membutuhkan pertolongan. Atau setidaknya lebih baik kita diam. Apa yang saya maksud adalah Pasal 432 KUHP (Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023). Pasal tersebut menerangkan sebagai berikut:

"Setiap Orang yang ketika menyaksikan ada orang yang sedang menghadapi bahaya maut tidak memberi pertolongan yang dapat diberikan kepadanya tanpa menimbulkan bahaya bagi dirinya atau orang lain, jika orang tersebut mati, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak kategori II."

Benar bahwa disatu sisi akan sulit memidanakan satu per satu dari mereka semua. Tapi setidaknya dapat dijadikan pelajaran untuk lebih menghargai kemanusiaan. Bukankah kita hidup karena juga mereka hidup. Bisa saja ia merupakan konsumen dari baju yang kamu produksi atau pelanggan setia dari sepotong ice cream yang kalian buat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun