Mohon tunggu...
Thoriq Fathussalaam
Thoriq Fathussalaam Mohon Tunggu... Tentara - saya sebagai mahasiswa di universitas komputer indonesia

hobi saya berolahraga dan saya termasuk orang yang disiplin akan waktu dan selalu bertanggung jawab penuh atas hal yang saya lakukan

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mas Teguh dan Basonya

9 Januari 2024   18:51 Diperbarui: 17 Januari 2024   01:07 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
galerry pribadi thoriq

Seiring berjalannya waktu, banyak dari kita seringkali dihadapkan pada kisah hidup yang menginspirasi. Kali ini, mari kita kenali sosok tukang baso yang tak kenal lelah berjualan di jalan Budhi, Bandung. Namun, yang membuat kisahnya begitu istimewa adalah perjalanan panjangnya dari Jawa menuju Bandung untuk berjualan baso di usianya yang ke-58.

Bertemu dengan mas Teguh, tukang baso yang selalu ada di dekat rumah saya dan sudah berumur 58 tahun ini, adalah sebuah keberuntungan. Mas Teguh yang rumah nya tidak jauh dari saya yang berhalang tembok tol saja merupakan perantau dari sragen jawa tengah.Beliau berasal dari desa kecil di Jawa dan memutuskan untuk merantau ke Bandung  untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Semuanya dimulai dari tekad bulat untuk mencari peluang baru, meskipun usianya sudah tidak muda lagi.

"Dari kecil atuh , mas mah udah terbiasa dengan kehidupan yang sederhana. Namun, ada keinginan untuk mencari lebih banyak peluang di luar sana," ujar mas Teguh dengan senyum tulus.

Tanpa ragu, mas Teguh memutuskan untuk memulai perjalanan panjangnya ke Bandung saat berumur 40 taun. Tidak mudah bagi seseorang yang sudah berusia 40 taun untuk merantau, tetapi semangat dan tekad yang kuat membimbing mas Teguh melewati setiap rintangan.

Setelah tiba di Bandung, mas Teguh tidak langsung menyerah. Dengan modal yang minim namun penuh semangat, mas Teguh  memilih berjualan baso di jalan Budhi, sebuah jalanan ramai di pesisir kota. Meskipun persaingan cukup ketat, Mas Teguh tidak pernah kehilangan keyakinan.

"Berjualan di sini emang ga gampang euy , tetapi mas ma da  yakin kalo usaha keras tidak akan pernah mengkhianati hasilnya," tambahnya.

Ber jualan menggunakan gerobak andalannya yang berwarna coklat hasil rakitan tangan sendiri merupakan bentuk semangat awal mas Teguh dalam menjalankan usahanya itu. Mas Teguh setiap harinya memulai jualan dari jam 3 sore di mulai dari jalan rumah nya di singkurmulya, spot demi spot dia datangi sembari menunggu pelanggan datang. Spot andalan mas Teguh yaitu berada di depan rumah saya karena jalanan yang ramai dan banyak yang berjualan juga menjadi salah satu target mas Teguh dalam mengenalkan diri nya serta baso buatanya kepada warga sekitar. Keramahan dan humor dia bisa membuat para pedagang dan warga sekitar enjoy dan senang dengan keberadaan mas Teguh termasuk saya sendiri.tetapi mas teguh tidak hayanya berhenti di depan rumah saya saja dia melanjutkan dagangannya ke 2 spot selanjutnya yaitu berada di ujung jalan daerah rumah saya hingga pukul 8 malam mas teguh kembali ke depan rumah saya sampai beres yaitu sekitar jam 11 atau 12 malam.Dengan kerja keras dan pelayanan yang ramah, pelanggan mulai datang dan merasakan kelezatan baso buatannya. Keunikan rasa baso mas Teguh membuatnya mendapatkan tempat khusus di hati pelanggan setia. Walaupun bekerja dengan waktu yang lumayan lama dengan hasil perhari yang bisa di bilang cukup atau kadang tidak memenuhi mas Teguh selalu istiqomah dan menjalani dagang nya dengan fun dan enjoy.

Cerita mas Teguh mengajarkan kita tentang semangat pantang menyerah dan tekad untuk mencapai impian, meskipun pada usia senja. Beliau menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa usia bukanlah halangan untuk meraih impian.

Mas Teguh juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya berani mengambil risiko. Merantau pada usia yang terbilang tidak cukup muda bukanlah pilihan yang mudah, tetapi beliau membuktikan bahwa ketika ada tekad dan semangat, segala hal mungkin terjadi.

Kisah mas Teguh, tukang baso yang merantau dari Jawa ke Bandung, memberikan inspirasi bagi kita semua. Di balik usianya yang sudah mencapai 58 tahun, beliau membuktikan bahwa semangat dan keberanian adalah kunci kesuksesan. Melalui perjuangan dan kerja kerasnya di jalan Budhi, Pak Slamet bukan hanya sekadar tukang baso, tetapi juga sosok inspiratif yang patut diacungi jempol.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun