Mohon tunggu...
warta nusantara
warta nusantara Mohon Tunggu... -

warta nusantara awalnya blog tulisan atau artikel sehari-hari, kasus dan fakta-fakta sosial yang ada di masyarakat, seiring perkembangan waktu karena byk kawan yang ingin menyumbangkan artikel maka warta nusantara menjadi domain dan tergabung dalam PEWARNA (Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Revolusi Mental Mulai dari Mana?

23 Oktober 2014   23:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:58 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14140545931787900099

[caption id="attachment_330762" align="aligncenter" width="320" caption="Contoh Buruk yang kerap terjadi di masyarakat, truk polisi melanggar aturan lalin"][/caption]

Program Revolusi Mental adalah salah satu program untuk mewujudkan Indonesia yang bersih dan bermartabat seperti janji kamoanye Jokowi-JK.

Revolusi Mental akan sia-sia, absurd, isapan jempol saja apabila masyarakat tidak sunguh-sunguh mau berubah dirinya berubah kearah yang lebih baik, tertib, megikuti aturan dan undang undang yang telah dibuat dan disahkan Negara.

Aparatur negara polisi, jaksa, hakim, pns, lsm, masyarakat  adalah pilar pilar untuk menopang

tujuan agar visi dan misi terwujud.

Tepat hari selasa 21 oktober 2014 jam 14.40  penulis dan pendeta GPIB Petrus Metanfanuan melewati rel kereta api bintaro beberapa waktu lalu terjadi musibah kecelakaan antara mobil tanki Pertamina dengan kereta api yang memalkan korban jiwa, sejak saat itu perlintasan tersebut dibuat satu arah dari ulujami menuju tanah kusir, veteran bintaro. banyak masyarakat masih menerobos dan mengabaikan aturan lalulintas satu arah dan lebih mengejutkan lagi ada truk Polisi ikut juga melanggar aturan tersebut pertanyaan saya adalah mulai dari mana Revolusi Mental dijalankan.

Mumpung kabinet Jokowi-JK belum terbentuk penulis berharap agar penegakan hukum, revolusi mental mulai dari aparat pemerintah harus mulai dilaksanakan, penulis masih menuntu dan berjuang agar orang-orang dan pejabat yang akan ditempatkan di Sumatra Utara harus benar benar dipilih yang terbaik dan jujur mengingat dari pengalaman penulis menyelesaikan kasus tanah di kota medan sangat kental dengan nuansa mafia hukum, jaksa, hakim, kepolisian.

Warta Nusantara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun