Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga sebenarnya hari yang sangat penting bagi umat Kristen secara umum, apalagi bagi umat Kristen Pantekosta secara khusus. Tetapi sangat mengherankan sejak dulu kala saya masih kecil sampai sekarang, hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus ini menjadi 'hari Raya' yang paling under valued.
Kalau Hari Natal, gemanya sudah terasa bahkan sejak bulan Agustus. Sudah dibentuk panitia Natal, bahkan sejak bulan Oktober sudah mulai dirayakan perayaan Natal, sampai bulan Februari tahun depannya, masih ada yang merayakan Natal.
Kalau Hari Paskah juga 'terpaksa' dibesar-besarkan, supaya tidak dibilang gereja unAlkitabiah, karena ada alasan Hari Raya yang disuruh untuk dirayakan itu adalah Paskah, maka dari itu secara ewuh pakewuh akhirnya Paskah juga mendapatkan tempatnya dengan 'perjuangan' supaya juga bisa dirayakan minimal semeriah Natal, kalau tidak bisa lebih daripada Natal.
Saya satir?
Benar, buktinya mana dalam Paskah ada Ucapan secara besar-besaran, iklan besar-besaran, acara bersama sebesar Natal untuk Paskah? Gemanya tidak semeriah Natal. Valuasi bisnisnya juga begitu.
Apalagi dalam situasi deskriminasi pengakuan apakah Yesus itu mati atau tidak di kayu salib? Juga belum fair nya secara nasional diakui ada hari Kebangkitan Yesus Kristus. Kalender paling tinggi mengakui Isa Almasih itu wafat tanpa berani menyatakan DIA bangkit.
Gereja juga berjuang untuk meminimalisir ibadah Paskah secara megah membahana dan khidmat di gereja dengan variasi ibadah Padang, atau acara permainan, atau ada juga yang sekarang ngetrend yaitu lomba-lomba seperti Agutusan. Tidak tahu mengapa demikian, apakah bosan dengan ibadah raya atau gimana? Siapa sih yang merancang kalau Paskah harus lomba cari telur atau makan krupuk atau lari karung dan tarik tambang?
Lebih ngeri lagi kalau mendekati Pemilu atau Pilkada, ibadah bisa divariasikan dengan kampanye pernyataan sikap gereja mendukung salah satu kandidat. Labelnya Yesus, tetapi Yesusnya hanya ada di poster, segala pujian untuk kandidat. (Hal yang sama juga terjadi pada Perayaan Natal. -- atas nama kebutuhan gereja supaya proposal lancar nanti kalau syukur-syukur orang itu terpilih dan menjabat (dan tak terjaring KPK))
Tibalah kemudian 40 hari setelah Paskah, yaitu Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga. Jika gerejanya tidak menggemakan, umatnya sendiri tak mahfum bahwa ini adalah hari raya penting dalam kekristenan.
Kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga menunjukkan kedigdayaan-Nya yang sempurna dan komplit menyelesaikan pekerjaan penebusan-Nya di bumi. Tak ada lawan tandingnya, karena manusia lain atau nabi lain, tak ada yang seperti DIA. Memang bukan DIA satu-satunya yang ditulis Alkitab naik ke surga hidup-hidup, Henokh dan Elia pernah ditulis naik ke surga. Tapi Henokh dan Elia tidak berdampak pada penebusan manusia atau gebrakan sejarah 'kelahiran gereja' (c.q Kristen).
Yesus Kristus naik ke surga meninggalkan murid-murid-Nya dalam suasana sukacita dan bersemangat untuk menjadi saksi kabar baik, ada keselamatan di dalam Kristus, sehingga mereka taat untuk tinggal di Yerusalem menantikan janji Bapa.