Mohon tunggu...
Thomy Satria (tomisteria)
Thomy Satria (tomisteria) Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menulis cerpen, dan lagu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senioritas Vs Junioritas

3 November 2024   00:54 Diperbarui: 6 November 2024   16:00 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagas sudah menganggur selama dua tahun. Dia ingin pensiun dari karirnya di dunia telekomunikasi karena sebuah pengalaman buruk di masa lalu. Tapi nasib baik masih memihak sama pengangguran ini. Catatan dosanya tidak ada artinya kalau yang merekomendasikan dia bekerja adalah abang angkatnya sendiri.

Bang Rizal, abang angkatnya ini lebih tua sepuluh tahun. Hari minggu itu datang kerumahnya dan menyapa Bagas dengan sikap slengean yang khas seperti mafia gangster me-roasting juniornya yang bodoh.

"Eeeeh, masih nganggur kau, tupai?" Bang Rizal emang suka bikin nama panggilan aneh buat orang. Bagas pun ga luput dari kesewenangan Bang Rizal ngasih nama random.

"Ada kerjaan, Bang Bos?" Alih-alih membalas dengan panggilan serupa, sebagai yang lebih junior dalam kehidupan dunia, Bagas memilih memanggilnya Bang Bos karena respek.

"Nanya kabar nggak, udah nanya kerjaan kau, tupai!" Sindir Bang Rizal.

"Apa kabar, Bang Bos? Hehe sorry." Bagas tersenyum dengan rasa bersalah. Dia memang tidak pandai basa basi dari dulu.

"Besok kau datang ke kantor kawan satu ini. Bawa CV mu. Jangan ke PT lama. Nanti khilaf lagi kau disana." Ujar Bang Rizal menyodorkan sebuah kartu nama.

"Hahah, ya mana mungkin lah aku kan udah di blacklist di PT lama. Btw, posisinya sebagai apa nih, Bang Bos?"

"Ee, mana aku ngerti. Pokoknya kerjanya di kantor bukan di lapangan lagi. Di lapangan kau kayak kerbau ditusuk hidung nurut aja di nawa orang masuk jurang, tolol." Cela Bang Rizal tanpa membuat Bagas tersinggung.

-----

Singkat cerita, Bagas mulai bekerja di kantornya Vendor. Jadi, di sana bercampur karyawan dari berbagai perusahaan yang bermitra dengan Vendor. Pekerjaannya berhubungan dengan integrasi perangkat jaringan yg ada di site, ke sistem pusat. Ia hanya sesekali ke kantor asalnya untuk submit laporan pencapaian bulanan dan kalau ada meeting.

Tujuan Bagas direkrut adalah sebagai tenaga teknikal untuk menggantikan karyawan lama yang yang juga ditempatkan disana. Namanya, Yono. Seorang perantauan dari Jakarta yang mengadu nasib di Pekanbaru. Yono ternyata juga alumni dari perusahaan yang sama dengan Bagas dulu. Jadi mereka sudah saling kenal.

Yono agak cadel dan gagap. Cadelnya kuadrat, R dan L nya rata W semua. Vendor minta dia di ganti karena sulit berkomunikasi. Dan kecepatannya dalam mengerjakan tugas kerjaan juga jarang memuaskan.

Tentu saja awalnya Bagas hanya di infokan sebagai tenaga tambahan dalam tim. Yono sebagai senior menyambut dengan senang hati karena selama ini hanya bekerja sendiri.

"Wih, wu Gas? Udah wama ngiiang. Dua tahun ada kaii ya. Kemana aja wu? Bisa juga wu masuk sini? Ah, coba gua tebak. Pasti wekoman Bang Wizaw ya." Tebak Yono.

"Iya Bang. Aku aja gak nyangka bisa balik lagi ke dunia telco. Ternyata Bang Rizal masih mau make aku." Ujar Bagas menjelaskan.

"Bang Wizaw, wawo swengean gitu, tapi dia setia kawan Gas. Wumput pun kaok (kalok) dia anggap teman, bakaw (bakal) dia jaga sampe jadi semak bewukaw. Hahaha." Yono ternyata sama respeknya kepada Bang Rizal.

"Abang dulu masuk sini rekoman Bang Rizal?" Tanya Bagas.

"Iya, gua juga sempat ngangguw setaun dan ikut dia jadi supiu (supir). Sekarang aku kewja disini wink (link) daii (dari) dia juga."

"Gila emang, padahal dia cuma ngelola PT mitra yang ngurus transport doang ya. Tapi pengaruhnya ke bos-bos perusahaan telco kuat juga." Ujar bagas kagum.

"Ah, macam wu ga tau aja. Kawtu as bos-bos itu kan udah ama dia semua. Hahaha."

"Ajarin aku ya bang. Sekarang aku juniormu. Ini ada sesajen buat tanda jadi. Hehehe." Bagas menyodorkan rokok Esse Double Change kesukaan Yono.

"Anijim wokok mahaaaw! Ah ga pewwu wepot Gas. Jadi enak gua." Sahut Yono sambil mengantongi rokok itu.

-----

Yono senang Bagas cepat belajar. Pekerjaan Yono jadi terasa lebih ringan karena Bagas bisa diandalkan tanpa perlu diajarkan dengan susah payah. Bahkan Yono jadi bisa lebih banyak santai. Bagas menghandle pekerjaan dengan baik, dan tidak keberatan jika beban kerjanya jadi lebih banyak karena mengerjakan limpahan tugas dari Yono.

Bagas pernah hampir dipecat karena terlibat kasus pencurian inventaris kantor bersama rekan se tim nya. Tapi karena bantuan orang dalam,-- siapa lagi kalau bukan Bang Rizal,-- Bagas selamat dengan surat resign, sementara rekan se timnya di pecat secara tidak hormat dan tanpa pesangon.

Yono tau kasus itu tapi awalnya tidak peduli. Tapi sejak mendengar kabar dirinya yang akan dimutasi dan digantikan Bagas, Yono mulai berubah menjadi arogan dan selalu menyudutkan Bagas.

"Anjing, wupanya aku mau dibuang?! Kau masuk kesini buat gantiin aku ya anjing!" Bisik Yono disela pekerjaanya.

"Bang Yono tau dari siapa?" Selidik Bagas pura-pura tidak tau

"Semua oang udah tau anjing!" Bentak Yono masih sambil berbisik. Dan tangannya mendorong kepala Bagas tanpa sempat mengelak.

"Aku juga baru tau Bang, dari kamu" Bagas membela diri

"Bacot, kalo benewan aku di mutasi, aku bongkaw aib kau di PT lama. Kau hawusnya udah di bwackwist anjing! Bisa-bisanya kau kewja di sini wagi." Ancam Yono.

Bagas tidak bisa berkata lagi. Sejak hari itu Yono benar-benar jadi orang yang memusuhinya. Selalu menyalahkan pekerjaannya. Bagas sudah seperti kucing yang diperlakukan semena-mena oleh anjing tanpa bisa melawan.

Bagas berusaha terus mengalah atas rundungan dari Yono. Sembari belajar meningkatkan keahliannya diposisinya sekarang.

Bagas cukup cerdas dan akhirnya melampaui Yono dalam berbagai keahlian. Bagas mulai lebih sering diandalkan daripada Yono. Yono semakin panas dan beringas melihat itu. Yono sering melakukan kekerasan fisik dan verbal tapi Bagas tak bisa berkutik. Itu hanya membuat Yono dinilai sebagai karyawan yang tidak profesional di kantor. Hingga Yono melakukan kecerobohan saat bekerja.

Kesalahan input data konfigurasi membuat kerusakan jaringan selama beberapa jam. Dalam dunia telekomunikasi, kesalahan itu fatal dan kerugiannya bisa puluhan juta.

Yono melimpahkan kesalahannya pada Bagas. Bagas menjadi kambing hitam sehingga mendapatkan surat peringatan. Tapi pihak vendor melakukan investigasi digital forensik, dan menemukan user akun yg melakukan kesalahan input data ternyata adalah akun milik Yono. Yono tak bisa berkelit lagi.

Yono sudah hampir dipecat karena tindakannya yang sangat tidak profesional. Tapi Bagas membelanya di depan Project Manager. Berkat lobi Bagas, Yono hanya dimutasi ke posisi teknisi lapangan. Yono berterimakasih karena bantuan Bagas akhirnya dia tidak jadi dipecat. Dan aib Bagas di PT lama tetap Yono jaga.

"Gini aja wah cuy. Wu punya skiww, gua akui itu. Gua punya fiwasat kawiw wu bagus kedepannya. Nanti suatu saat kawo posisi wu naik. Tolong wekwut aku jadi tim mu."

"Mas Yono gak akan ngebongkar aib aku di PT lama kan?"

"Gak semua owang bewsih anjing. Apa untung nya jugak buat gua? Pokoknya wu kewja aja yang bagus. Wintis kawiu (rintis karir). Kaok udah jadi Bos, wekwut aku Gas"

"Siap Bang. Gitu dong, itu baru namanya senior. Legowo, hahaha"

-----

Benar saja. Hanya dua tahun, Bagas sudah dipercaya sebagai supervisor dan dipindah ke kantor pusat. Bagas dengan penuh harap menginfokan Yono melalui telfon, untuk bergabung sebagai tenaga teknikal support di kantor pusat.

"Aih kau naik ketinggian paijo!" Itu panggilan akrab Yono ke Bagas.

"Kenapa gitu mas?"

"Ngapain gua ninggaiin Jakawta dan mewantau ke Pekanbawu? Cobak wu pikiu?"

"Hmm, yg paling masuk akal masalah hutang kali ya? Apa tebakanku benar, Bang?"

"Anjing, memang kau bangsat. Iya gua mewantau kawna mau kabuw daii debt kowektow. Ya udah, sukses wah kau disana. Jangan mawing-mawing wagi kewjamu, paijo!"

"Aduh sayang sekali kalau begitu. Baik terima kasih Mas Yono. Pokoknya kalo butuh sesuatu jangan segan kabarin aja."

"Anjing, kayak mau minjamin gua duit aja gaya wu. Hahaha. Ok ok nanti gua kabarin lagi kaok gua udah bewubah pikiwan. Semoga sukses, Gas." Sahut Yono sebelum menutup telfon.

-----

Begitulah harusnya senior. Tidak saling menjatuhkan hanya karena persaingan kerja. Tapi saling support dan menjaga persahabatan. Dan junior juga harus tahan caci maki senior, tanpa perlu dendam. Karena ketika kita sudah tidak dalam instansi yang sama kita hanyalah dua orang manusia yang setara. Lebih baik nambah teman daripada nambah musuh. Benar kan? 

-----

Ini awalnya cerpen dadakan yang telah di kembangkan dan di poles biar lebih ciamik. Ide cerita berasal dari teman Threads ku @andrlf.

https://www.threads.net/@andrlf_

https://www.threads.net/@andrlf_/post/DBqzOTWzTD4?xmt=AQGzK1tkmRyfwmE1wnc6FAe4ZzRyTjBK4p8LuUdP9Fqhug

Terimakasih sumbang idenya. Semoga kita bisa colab nulis lagi ya kak.

@tomisteria

https://www.threads.net/@tomisteria

Payakumbuh, 02 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun