Â
Â
Kemarin gerombolan tikus ketangkep lagi...
Mau diapakan pun, dasar tikus ya begitu. Otaknya menjarah saja. Di kasih hidup di lumbung padi pun, dia tetap saja mau ambil yang dikarung meski dia tahu itu jatah gerombolan yang lebih banyak. Tikus otaknya kemaruk, hasratnya menggaruk.
Kalau kita lihat, tikus tikus yang ketangkep itu, gemuk gemuk, bukan karena lapar, tetapi karena serakah, rakus. Dia gak kurang makan, hidupnya berkecukupan, tetapi dasar watak maling, bawaan oroknya ya maling.
Kemarin gerombolan tikus - tikus bertopengkan manusia ketangkep lagi...
Mau diapakan pun, dasar tikus bertopeng manusia. Otaknya menjarah juga. Di tempatkan di tempat terhormatpun, dia tetap saja masuk ke tempat terhina. Dasar otaknya kemaruk, hidupnya untuk menggaruk hak - hak rakyat kecil saja.
Entah apa yang dipikirkan para bedebah-bededah itu, hidup kok hanya mikirin uang saja. Hidup kok hanya ingin merampas uang rakyat saja. Tikus tikus bertopeng manusia ini, bukannya miskin, sudah kaya, posisi terhormat, tetapi kok masih menjarah.
Dalih sudah menolak, jurus sudah menghindar, tapi kok tetap terima. Siapa yang percaya kepada keserakahan kalian, wahai tikus tikus bertopengkan manusia. Anda masih sanggup tersenyum, saat jutaan manusia tersiksa di serbu asap, rupiah untuk beli obat dan masker kalian sunat. Anda masih tega menjarah rupiah untuk bangun jembatan, saat program disusun untuk mengganti jembatan gantung!
Entah apa yang kalian cari, wahai tikus tikus bertopengkan manusia. Carilah kehormatan dengan cara terhormat, jangan membeli kehormatan dengan cara cara terhina. Dasar bedebah bedebah, penjahat rupiah dan penghisap dolar. Serakahmu, hancurkanmu, hancurkan hati kami juga. Sebab janjimu indah, aksimu buatku muntah.
Kemarin gerombolan tikus - tikus bertopengkan manusia ketangkep lagi...