Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sampah dan Limbah Dikelola oleh Preman, Salah Satu Penyebab Banjir

5 Februari 2014   13:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:08 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah terlalu lama kita memelihara kesalahan, sudah terlalu buta kita melihat kebenaran. Yang salah sudah jadi benar, yang benar sudah menjadi salah. Itu semua karna ketidak peduli an kita terhadap lingkungan sekitar kita.

Mau anda caci makipun JOKOWi berulang kali, banjir akan selalu menghantui kita, MARI KITA NIKMATI BENCANA ini, karna, jangan-jangan ada andil kita di dalam banjir itu. Terlalu sering kita marah pada orang lain, sementara kita tidak ada rasa peduli. Sadarkah kita semua? Kita punya andil di dalam bencana yg datang melalui banjir ini?

Coba saya buka sedikit fakta, yang mungkin selama ini tidak kita sadari. Kita melihat betapa banyak tumpukan sampah yang terbawa oleh arus air mengalir, sampah itu datangnya dari mana? Bukan hanya ibu-ibu yang membuang sampah ke selokan, ke kali, ke sungai, ke jalanan. Tetapi ada sampah yang jauh lebih besar yang dihasilkan oleh industri, pabrik, pusat perbelanjaan, hotel, dll. Sampah dan barang bekas dari situ lah yang lebih besar di banding sampah rumah tangga yang tercecer.

Mengapa? Saya kebetulan bergerak di bidang waste management. Saya melihat sendiri, betapa pihak industri, pusat perbelanjaan, hotel, dll, yang produksi sampah dan limbahnya banyak, tidak berdaya menghadapi PREMANISME. Coba kita survey, sebagian besar pabrik, hotel, pusat perbelanjaan, sampah dan limbahnya dikelola oleh Preman. Dengan mengatasnamakan berbagai nama, mereka berhak untuk memperoleh sampah dan limbah untuk mereka handle. Salahkah pihak industri, pabrik, pusat perbelanjaan, hotel, dll?  saya tidak katakan salah, juga tidak katakan benar. Yang saya tahu, MEREKA TIDAK BERDAYA.

Menteri Lingkungan Hidup telah mengeluarkan Undang-undang baik tentang pengelolaan sampah maupun limbah. Undang-undangnya jelas dan sangat detail, masalahnya aplikasi di lapangan belum maksimal.

Para preman yang mengelola limbah itu juga tidak salah, mereka coba untuk berusaha di bidang itu. Permasalahannya adalah mereka tidak kelola sampah dan limbah itu sesuai prosedur pengelolaannya. Kalau tidak ada nilai ekonomisnya, mereka tinggal buang ke kali, ke sungai, banyak yang melihat? banyak melihat masyarakat, lagi-lagi TIDAK BERDAYA..... PREMAN!!!

Coba kita perhatikan sekeliling kita, siapa yang punya usaha barang bekas, sampah, limbah di sepanjang bantaran kali? Sampah-sampah dari pabrik, hotel, pusat perbelanjaan, lah sampah itu mereka dapatkan.

Masalahnya adalah bagaimana mendidik para pemain sampah dan barang bekas (preman) itu agar lebih peduli terhadap lingkungan. Menjadi tugas kementrian lingkungan hiduplah untuk mengawasi, sebagai regulator, agar setiap pengelola memperlakukan sampah dan barang bekas sesuai dengan prinsip Zero Waste.

Dapatkah kita berharap agar pengelolaan sampah dan barang bekas dapat dikelola dengan baik? pasti bisa! Asal semua pihak berkontribusi.

Pihak pabrik jangan mau di intimidasi oleh para preman jika sampah dan barang bekas pabrik tidak dikelola oleh para preman. Anda berkontribusi sangat besar terhadap banjir di Indonesia. Ambil tanggung jawab itu dengan memberikan pengelolaan sampah kepada pihak yang kompeten, kepada perusahaan yang mengerti lingkungan. jangan anda buat data bohong kepada Kemen LH, bahwa sampah dan barang bekas anda sudah dikelola dengan baik dan benar.

Pihak pabrik dan penghasil sampah dan barang bekas  yang lain harus punya komitmen yang kuat untuk menjaga lingkungan agar aman dan bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun