Sumber foto : palingaktual.com
Sejatinya seorang pemimpin yang hebat itu adalah pemimpin yang membawa kedamaian. Ia ada untuk kebaikan, ia ada untuk sebuah tujuan mulia. Pemimpin sejati adalah pemimpin yang dimana dia hadir akan membawa kesejukan bagi yang didatanginya, dia tidak akan seperti hama yang menggerogoti tanaman yang punya rumah. Setiap kali kakinya melangkah mustinya membawa berkah bukan kualat. Pemimpin itu harus amanah, kata sebagian orang.
Tetapi jika pemimpin datang ke rumah orang untuk membuat perselisihan, dia hadir untuk mengadu domba seisi rumah yang di datanginya, dia ada untuk membuat pertengkaran, sehingga diantara anggota rumah tangga itu ada yang terusir, ada yang dipecat, ada yang dianggap tidak berguna, maka pemimpin yang datang itu sesungguhnya bukanlah pemimpin sejati, ia tidak lebih seperti tukang adu domba ayam, di akhir cerita dia tersenyum puas karena sudah mendapatkan yang dia inginkan.
Menarik bagi saya, katanya pemimpin hebat Jenderal Prabowo Subianto mendatangi dan mendapat dukungan dari PPP untuk pencalonannya sebagai Presiden, saya sih senang-senang aja mendengar kabar ini, sebab dia bakal bisa bertarung jika dia didukung partai lain, coba kalau tidak ada yang mau mendukung selain partai Gerindra, maka dia bisa gigit jari.
Dukungan PPP terhadap dirinya, ternyata tidak bulat dukungan dari semua unsur PPP, dia hanya mendapat dukungan dari Surya Dharma Ali yg kebetulan ketua umum beserta kroni-kroninya. Tetapi ada tersembul pertanyaan besarnya, Apa yang diterima SDA dari Prabowo Subianto, hingga dia rela memecat para punggawanya dan para DPW hanya karena tidak setuju dengan dukungan yang diberikan SDA kepada Prabowo. Tersebutlah beberapa pesohor PPP yang sudah dipecat oleh SDA, seperti Suharso Monoarfo, Rahmat Yasin, dll, belakangan Sekjen Rommy juga ikut di depak. SDA berkata, tidak ada deal-deal politik apa-apa dengan Prabowo, hanya kesepahaman platform dan visi misi.
Bagi saya itu, bohong besar, kita sudah terlalu bodoh, jika masih dianggap SDA kita bisa terima begitu saja alasannya. Kita paham bahwa politik itu bukan hitungan matematika, tetapi politik selalu dinamis, kita hanya menuntut ada kejujuran dalam berlaku, agar kita percaya kepada para pemimpin, sebab sejatinya hanya kepercayaan yang kita tularkan dalam alam demokrasi, bukan uang, tidak lebih tidak kurang, hanya kepercayaan untuk mewakili diri kita, tatkala sudah ada kebohongan, maka tinggal menunggu waktu penghukuman masyarakat.
Konsen saya, lebih kepada bagaimana pengaruh Prabowo di dalam membangun komunikasi dengan para mitra koalisi, saya menangkap, Prabowo hanya butuh mitra yang siap menanda tangani sebagai syarat pencalonan pendaftarannya nanti ke KPU, di dalam analisis saya, dia tidak peduli dengan apa yang terjadi di rumah mitra koalisinya, itu terbukti dengan perpecahan yang terjadi di PPP akibat mendukung pencalonannya. Jika benar, dia pemimpin yang baik, sebaiknya dia menolak dukungan yang tidak bulat, sebab itu akan menciderai anggota rumah tangga orang lain (PPP), apalah artinya dia didukung banyak partai lewat tandatangan elit nya tetapi akar rumput tidak memilihnya.
Bagi saya, pemimpin itu harus mendatangkan kebaikan kepada rumah yang kita datangi, jika sebaliknya, kita tidak lebih tidak kurang, hanyalah pemimpin pecundang. Jika diawal untuk mencari dukungan saja sudah menimbulkan perpecahan di rumah orang, Prabowo harus evaluasi diri, jangan-jangan aura yang ada di dalam dirinya bukanlah aura yang mendatangkan kemaslahatan umat PPP, tetapi bencana. Jika ini yang terjadi dengan seorang calon pemimpin maka kita perlu mengedukasi masyarakat agar bijak memilih di masa yang datang.
Beda halnya yang kita lihat ketika Jokowi mendapatkan dukungan Nasdem, tidak ada seorangpun yang kita dengar dari pihak Nasdem yang keberatan, mereka malah bahagia, mereka seakan mendapatkan berkah yang berlimpah dari kehadiran Jokowi di rumah Nasdem. Ini yang saya sebut berbeda. Kita langsung bisa merasakan betapa pemimpin yang amanah itu akan membawa kedamaian ke rumah orang lain, dia akan membawa harapan, bukan malapetaka. Jokowi berbeda auranya ketika mendatangi calon mitra kerjasama nya, ada harapan yang dia bawa, ada semangat yang dia tularkan.
Menjadi mudah bagi kita masyarakat, sekalipun seperti Prabowo kita tidak bisa melihat rekam jejak prestasinya, karena memang belum ada, tetapi dari dasarnya saja sudah membawa pertengkaran, yang mudah-mudahan juga jika dia terpilih menjadi Presiden, kita juga akan kurang lebih mengalami seperti yang dialami oleh PPP.
Kita sudah cerdas, siapa pemimpin yang membawa berkah atau siapa yang mendatangkan malapetaka?