Jokowi dengan kursi nomor 44, sumber photo : detik.com
Jabatan seorang Presiden tidak menjadikan seorang Jokowi berubah. Hidupnya tetap sederhana, hari-harinya penuh dengan berbagi, bekerja, melayani rakyat. Meskipun orang-orang tidak bosan mengatakannya pencitraan, tetapi Jokowi bergeming.
Ada begitu banyak pengamat dan lawan politiknya mengkritik Jokowi yang tidak berhenti blusukan dari satu tempat ke tempat yang lain, tetapi kita sangat gampang membaca pikiran mereka (pengamat dan lawan politiknya). Mereka tidak iklas mengatakan itu, dalam hati mereka yang paling dalam, mereka juga salut dengan Jokowi, tetapi karena mereka adalah lawan, maka mereka akan tetap mengatakan itu tidak baik, dan jujur, mereka sebenarnya ketakutan, TIDAK MENDAPAT PANGGUNG APAPUN, karena mereka hanya banyak ngomong.
Maka ketika kita menuliskan kebaikan yang dilakukan oleh Jokowi, kita akan dituduh sebagai pemuja buta Jokowi, padahal kita hanya memberitakan hal-hal yang baik, yang dilakukan oleh seseorang yang sangat sederhana.
Kita tidak bisa diam, ketika mendapati seorang Presiden pergi dinas ke Semarang, seperti yang dia lakukan hari ini, 02 desember 2014, dengan menumpang pesawat komersil dengan membawa hanya sekitar 13 orang rombongan, dimana hal-hal seperti ini tidak pernah kita dapatkan di masa-masa yang lalu, dan kita akan sebagai blogger akan menuliskannya, sebab tangan dan pikiran kita gatal untuk TIDAK MENGATAKAN, WOW...
Berbagai macam media asing telah menuliskan, mengulas kesederhanaan seorang Presiden Jokowi, mulai dari kebiasaannya memakai pesawat komersil yang murah, sepatu yang murah, pakaian yang murah, dan tetap di dalam negeri banyak yang nyinyir itu pencitraan.
Hidup sederhana, bagi sebagian besar rakyat kita masih susah membedakan antara hidup kurang mampu dan hidup sederhana. Hidup sederhana lebih ditujukan kepada seseorang yang secara materi mampu hidup mewah, tetapi dia memilih hidup yang sederhana. Oleh karena banyak pejabat, elit di negara ini tidak mampu membedakan hidup sederhana dan hidup miskin, maka mereka banyak yang merasa malu hidup dengan sederhana. Dan bagi mereka, apa yang dilakukan oleh Jokowi tetaplah pencitraan, bukan gaya hidup, lifestyle.
Dari jaman Jokowi Walikota Solo, Gubernur Jakarta sampai Presiden, ada begitu banyak muncung-muncung(maaf agak kasar) yang nyinyir terus mengatakan apa yang dilakukan oleh Jokowi adalah pencitraan, tetapi jika kita mengikuti gaya hidup Jokowi, memang seperti itu. Penuh dengan keteladanan, kesederhanaan, itu sebabnya dia berada di puncak tertinggi. Sebab semakin tinggi jabatannya bahkan kita lihat semakin sederhana seorang Jokowi.
Apakah gaya hidup seperti ini mempesona banyak orang? Tentu! Bagi kita yang ingin melihat negara ini maju, kita ingin seorang pemimpin yang sederhana, yang tidak suka hidup mewah, sebab di masa yang akan datang, seseorang dihormati bukan karena gaya hidup mewahnya, gaya elitisnya, jaman itu sudah lewat. Tetapi kita akan mencari pemimpin yang dekat dengan rakyat, yang gaya hidupnya tidak jauh dari kebanyakan rakyat banyak.
Apakah gaya hidup Jokowi ini menjengkelkan? Tentu! Bagi lawan politiknya itu menjengkelkan, sebab itu senjata yang dapat merusak reputasi elitis mereka. Gaya hidup yang menterang, yang mereka peragakan dengan segala yang mereka miliki, rumah mewah, mobil mewah, dll, tentu tidak dapat lagi menyihir rakyat. Dan itu menyebalkan bagi mereka. Mereka akan selalu nyinyir untuk setiap tindakan Jokowi.
Anda bisa bayangkan, gaya hidup sederhana yang diperankan Jokowi, akan tetap bisa salah dimata mereka dengan berbagai opini. So! Inilah Indonesia yang sedang berbenah.