Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fakta yang Terungkap akibat Jokowi Mengajukan BG Jadi Calon Tunggal Kapolri

3 Februari 2015   14:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:54 2050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1422923313955237097

[caption id="attachment_366992" align="aligncenter" width="300" caption="Setiap Manusia memiliki sisi kebohongan, selalu ada cara untuk mengungkapnya. (Gambar :liputan6.com)"][/caption]

Hampir sebulan, sejak Jokowi mengajukan calon tunggal Kapolri ke DPR untuk disetujui, gonjang-ganjing tentang pengangkatan BG belum juga memperlihatkan tanda-tanda berakhir. Masih saja banyak pro dan kontra. Terlepas ada ketidakpuasan dalam pengajuan ini serta tercipta turbulensi politik, maka saya bersyukur, Jokowi mengajukan BG sebagai calon tunggal kapolri.

Tulisan ini tidak saya tujukan untuk melihat apakah saya setuju atau tidak terhadap pengajuan BG sebagai calon tunggal oleh Jokowi kepada DPR? Sudah terlalu capek kita selama hampir sebulan membicarakannya, yang saya syukuri dari pengajuan BG sebagai calon tunggal kapolri adalah betapa banyak fakta atau dugaan sementara dari berbagai kejadian yang membuat kita mengurut dada atau sekedar geleng-geleng kepala.

Coba kita perhatikan beberapa fakta atau bisa saja hanya dugaan sementara atau bisa saja hanya sekedar gossip, tetapi sudah dapat membuka mata kita, betapa dalam kehidupan ini, ada begitu banyak sisi lain, yang seakan-akan kita lihat terang, tetapi sebenarnya masih gelap, seakan-akan kita lihat gelap, tetapi sebenarnya sudah terang. Kita seringkali merasa pintar, tetapi masih jauh dari harapan, kita seringkali terdiam, tetapi banyak yang kita tahu yang kita sembunyikan, hingga kita patut dijuluki, MUNAFIK!

Mari kita syukuri beberapa hal ini untuk kita renungkan;

Pertama, Kita mulai dari BG itu sendiri. Kasus yang dituduhkan terhadap BG adalah kasus yang terjadi antara tahun 2004 - 2006. Tahun 2010 kasus ini telah diselidiki oleh Bareskrim Polri dan ada hasil laporannya yang mengatakan bahwa rekening gendut BG clear, clean dan dapat dipertanggungjawabkan sumbernya. Kita patut bersyukur, meskipun belum ada proses pengadilan, tetapi saya yakin oleh karena BG diajukan jadi calon kapolrilah maka kasus ini segera ditingkatkan KPK ke jenjang yang lebih tinggi, sebenarnya fakta dan buktinya sudah lama mereka miliki. Salahkah KPK? Bisa salah bisa tidak, itulah yang lama kita perdebatkan selama ini. Tetapi dengan penetapan BG sebagai tersangka kasus gratifikasi, semoga dapat menjadi efek jera bagi para jenderal untuk tetap melakukan praktek gratifikasi, sebab jangan-jangan, kalau Jokowi tidak mengajukan BG sebagai calon tunggal kapolri, kasus ini bakalan gelap sampai BG pensiun bahkan mungkin dibawa ke liang kubur.

Kedua, Kasus BG ini, sekalipun belum dapat dibuktikan, tetapi telah memberikan kepada kita gambaran tentang orang lain, sebutlah misalnya Bambang W yang dijadikan tersangka, yang menjelaskan kepada kita, BW yang kita anggap hebat dalam pemberantasan korupsi tetap saja meninggalkan sisi gelap seorang pengacara. Kita tak bisa begitu saja percaya dengan manusia, sebab manusia memiliki sisi kelemahan dan sisi gelap.

Ketiga, Kasus BG memberikan kepada kita ada begitu banyak sisi gelap para pemimpin, sebutlah misalnya bagaimana Abraham Samad ditelanjangi lewat etikanya sebagai pimpinan KPK yang bertemu di apartemen dengan Hasto K dan Tjahyo K sebagai perwakilan dari PDIP dalam rangka lobi-lobi politik dalam penjaringan calon wakil presiden untuk mendampingi Jokowi, kita melihat awalnya Abraham Samad dan Tjahyo Kumolo membantahnya, tetapi kemudian mengiyakan ketika sudah ada sanksi kunci, pemilik apartemen, Supriansa.

Abraham Samad dan Bambang W, bukanlah malaikat yang dititipkan Tuhan di KPK, tetapi mereka adalah manusia yang punya sisi gelap dan kelemahan. Sebab begitulah memang manusia, tidak ada yang sempurna, maka ketika kita berharap seorang pemimpin itu sempurna, kesalahan sebenarnya berada di pihak kita, sebab kita telah mendewakan pemimpin itu.

Keempat, Kasus BG, telah membuka mata kita, kepentingan itu selalu di atas segalanya. Bukan gosip, tetapi fakta, pengajuan BG adalah sodoran Megawati dan PDIP, mungkin juga Surya Paloh dan Nasdem. Kita dapat melihat bagaimana hubungan Jokowi dengan partai pendukungnya hanya gara-gara BG seorang. Mungkinkah partai pendukung berani meninggalkan Jokowi hanya gara-gara BG? Kok hebat banget seorang tersangka dan baru hanya calon kapolri mampu menceraikan Presiden dan partai pendukungnya? Itulah realitas hari ini.

Jokowi mengalami turbulensi, dia mendapatkan perlawanan dari dalam partainya. Jokowi diuji, riak-riak kecil hingga besar terjadi, maka kita dapat melihat dengan terang benderang, siapa sebenarnya pendukung Jokowi yang sebenarnya? Siapa musuhnya? Masyarakat dibuat bingung. Yang ribut kita, yang bertengkar elite, padahal itu semua hanya kepentingan semata, lawan kita bukan BG, bukan AS, bukan BW, bukan Megawati, Surya Paloh, tetapi lawan kita sebenarnya adalah perbuatan BG yang korupsi sebagai seorang pejabat negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun