[caption id="attachment_378783" align="aligncenter" width="300" caption="sumber; bintangnews.com"][/caption]
Entah apa lagi kata yang dapat dicari-cari orang untuk menganalisis setiap kebijakan yang diambil Jokowi. Jika banyak pengamat "kecele (tertipu)" dengan kesimpulan dan pertimbangannya, maka seharusnya pengamat itu harus malu dengan berbagai analisisnya tentang berbagai langkah dan keputusan Presiden. Ada begitu banyak bukti yang tidak mungkin lagi saya sebutkan di artikel ini, sebab sudah berulang kali kita bicarakan dalam berbagai tulisan baik di Kompasiana maupun di media sosial lainnya.
Jika Anda tidak terima dengan analisis saya, kita dapat berdebat dengan berbagai fakta dan bukti bahwa "Jokowi adalah pemimpin hebat, luar biasa dan satu yang tidak boleh Anda lupakan, Jokowi adalah Pemimpin yang Efektif".
Jokowi sebagai pemimpin yang hebat dan luar biasa, sudah sering kita sampaikan melalui berbagai momentum mulai sejak kehadirannya sebagai wali kota, gubernur DKI hingga terpilih jadi presiden RI yang ketujuh. Tetapi ada satu lagi, yang saya lihat, kelebihan Presiden Jokowi, di mana para pengamat tidak terlalu memperhatikan, tetapi sangat berguna bagi bangsa di masa yang akan datang, yaitu bahwa Jokowi saya lihat adalah pemimpin yang efektif.
Mengapa perlu seorang pemimpin efektif? Saya kutip terlebih dahulu, dari Kamus Indonesia;
efektif/efek·tif/ /éféktif/ a 1 ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau mujarab (tt obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna (tt usaha, tindakan); mangkus; 4 mulai berlaku (tt undang-undang, peraturan);
mengefektifkan/meng·e·fek·tif·kan/ v menjadikan efektif;
keefektifan/ke·e·fek·tif·an/ n 1 keadaan berpengaruh; hal berkesan; 2 kemanjuran; kemujaraban (tt obat); 3 keberhasilan (tt usaha, tindakan); kemangkusan; 4 hal mulai berlakunya (tt undang- undang, peraturan)
Kita paham benar bahwa seorang pemimpin itu harus dapat membawa dampak yang lebih baik kepada kehidupan berbangsa dan bernegara suatu negara. Sering kali kita lupa bahwa seorang pemimpin itu harus membawa dampak, harus membawa pengaruh yang positif terhadap semua elemen bangsa, baik itu kepada sistem pemerintahan, baik itu terhadap para pejabat, baik itu terhadap rakyatnya.
Ada banyak pemimpin, di mana rakyatnya tidak dapat merasakan dampak keberadaannya dalam suatu negara. Kita masih ingat di masa lalu, masih segar di ingatan kita, kita bahkan mengatakan bangsa ini sedang berada dalam posisi "Autopilot", oleh karena kita tidak dapat merasakan dampak keberadaannya, bahkan banyak pengamat mengatakan pada saat itu, tanpa seorang Presiden, negara ini berjalan sendiri tanpa arah yang jelas.
Ada begitu banyak momentum yang dilalui oleh Jokowi selama 6 bulan pertama kepemimpinannya, di mana ada berbagai kasus yang membuat para pengamat, apalagi masyarakat awam, kecele ("tertipu") terhadap jalan keluar dari berbagai kasus yang sedang dihadapi.
Kita mulai dari kasus yang terbaru, banyak pengamat memberikan analisis yang melenceng dari kenyataannya terhadap kesimpulan diangkatnya Badrodin Haiti menggantikan batalnya BG dilantik Jokowi. Para pengamat mengatakan bahwa BH tidak akan mulus dalam proses fit n proper test di DPR, para pengamat mengatakan bahwa akan banyak perlawanan dari DPR dan akan membuat berlarut-larutnya masalah politik dan hukum. Nyatanya, BH terpilih mulusssss sebagai kapolri dan akan dilantik pagi ini. Tidak ada satu fraksi pun yang menolak keberadaannya, bahkan sangat mulus, tidak seperti dugaan banyak orang.