Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Admin Kompasiana, Bekerja di Bawah Tekanan!

26 Juli 2015   14:09 Diperbarui: 26 Juli 2015   14:30 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu yang menarik bagi saya, membaca dan menulis di kompasiana adalah dinamika yang terjadi dalam berkompasiana oleh para kompasianer. Mungkin itu juga salah satu kelebihan blog rame-rame, suasananya riuh, bahkan bisa saya sebut sangat RIBUT, BERISIK dan BISING padahal kompasiana hanya dapat dibaca dan menulis, tidak mengeluarkan SUARA, hebatnya meskipun tidak bersuara, tetapi dapat kita rasakan Kebisingannya, hehe...

Di kompasiana, semua tipe manusia dapat kita temukan, pelawak, pemarah, tukang ngambek, pendiam, pemaaf, sok pinter, betul-betul pintar, tukang teror, tukang berantem, penggombal, pemuji, dan lain-lain. Maka tidak heran, jika setiap hari, rumah kompasiana ini sangat rame.

Beruntunglah Kang Pepih Nugraha menemukan ide gila ini, menciptakan kompasiana, sehingga segala apa yang ada dalam pikiran gampang tertumpahkan di kompasiana ini, maka tak heran jika suatu saat Kang Pepih Nugraha akan dikenang namanya, sebagaimana para penemu Facebook, Twitter, dan lain sebagainya.

Sebagai akibat berjubelnya berbagai tipe manusia di kompasiana ini, dimana para kompasianer sebgai penghuninya, pasti memiliki tujuan yang bermacam-macam, ada kompasianer yang ingin terkenal karena tulisannya, ada juga yang menulis karena pesan sponsor, ada juga kompasianer yang baru mulai belajar-belajar menulis, tetapi banyak juga yang sudah berpengalaman dalam tulis menulis, bahkan yang bikin kompasiana heboh akhir-akhir ini adalah fakta, tulisan kompasianer di kompasiana sudah menjadi salah satu media yang dijadikan acuan bagi para pengambil keputusan di Negeri ini, baik itu pemimpin di Eksekutif, Legislatif maupun Judikatif, hingga seorang Presiden Jokowi pun memberikan tempat yang baik di hatinya tentang kompasiana dan kompasianer.

Akibat semakin besarnya pengaruh kompasiana dalam jagat Nasional, maka para penghuni kompasiana (kompasianer) berebut perhatian (caper, cari perhatian) agar tulisannya masuk kategori Headline, Highligt, Terfavorit, dll. Masalahnya para penghuni, kompasianer terdiri dari ratusan ribu penghuni, dan banyak yang aktif menulis, tidak sekedar penghuni, tetapi banyak penghuni yang produktif dalam menulis. Nah...akibat banyaknya tulisan yang di publish setiap hari, sementara tempat istimewa terbatas, maka otomatis kekurangan tempat untuk menempatkan tulisan-tulisan itu di tempat istimewa, akibatnya pasti muncul ketidakpuasan dari para kompasianer.

Ada begitu banyak tulisan kompasianer, yang merasa bahwa tulisan mereka lebih layak nongkrong di tempat istimewa Headline, Hl, terfavorit, dll, dibanding tulisan yang sedang nongkrong. Dan dapat dipastikan kritik dan ngedumelan langsung ataupun tidak langsung pasti dialamatkan kepada Admin Kompasiana, yang memang bertugas untuk menempatkan tulisan-tulisan tersebut di tempat-tempat istimewa tersebut.

Yang jarang kita pahami adalah admin kompasiana adalah juga manusia yang punya keterbatasan dalam menilai, tulisan mana yang bagus, tulisan mana yang membangun, tulisan mana yang lagi up to date, dan lain sebagainya. Admin kompasiananya juga belum tentu memiliki wawasan yang luas (dalam arti belum tentu memahami banyak hal), akibatnya Admin kompasiana itu akan menilai tulisan bukan lagi dari isi, tetapi lebih kepada siapa penulisnya (tidak jujur lagi) sebab, ada begitu banyak kompasianer seperti apapun tulisannya, pasti masuk kategori pilihan, padahal disaat yang bersamaan, mungkin ada tulisan lain yang lebih layak kategori pilihan.

Tipe dan karakter penulis (kompasianer) akan selalu memperdebatkan bahwa inilah yang terbaik, yang ini tidak baik, yang ini layak, yang ini tidak layak, semuanya itu bikin gaduh. karakter-karakter para kompasianer akan membawa tekanan tersendiri bagi Admin kompasiana, dan itu banyak dilihat dari berbagai tulisan, berbagai komentar.

Yang harus diwaspadai adalah jika tekanan yang diberikan oleh para kompasianer itu lewat tulisan dan komentar sampai-sampai mempengaruhi kinerja admin kompasiana atau justru membuat mereka stress, akibatnya kompasiana bisa lari dari tujuan awal berkompasiana.

Kang Pepih, harus terus memonitor para admin kompasiana agar jangan kalah terhadap tekanan dari para kompasianer, sebab kritik tidak selalu membangun, banyak kritik yang sifatnya menjatuhkan. Kompasianer dan Admin kompasiana adalah manusia biasa, semua punya kelemahan dan kelebihan.

Admin kompasiana, bekerjalah profesional, jujur, dan jangan kalah dengan tekanan. Semakin anda ditekan, semakin berkualitaslah kompasiana ini. Kompasianer akan selalu rewel, berisik, karena itulah jiwa kompasiana.

Salam sukses, salam kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun