Pandemi Covid-19 ini sudah setahun berlalu, kita banyak belajar kehidupan dari masa selama setahun ini. Banyak yang berubah dari pola hidup dan gaya hidup manusia. Mulai dari cara kerja, cara menikmati hidup, cara berkomunikasi dan cara bersosialisasi. Ekonomi dihantam Covid-19, dampaknya banyak usaha bangkrut dan puluhan juta orang kehilangan pekerjaan. Setahun berlalu, sepertinya solusi yang tepat untuk mengatasi pandemic ini belum ditemukan.
Tetapi hidup harus terus berjalan. Makan dan minum serta kebutuhan pokok lainnya tidak bisa berhenti. Artinya kita harus terus mencari nafkah untuk menghidupi keluarga, karena pemerintah tidak dapat menanggung semua masyarakat Indonesia.
Yang masih menjadi persoalan adalah bagaimana terus bisa produktif bekerja ditengah banyaknya peraturan yang harus dituruti dalam bekerja. Kita kalau beraktifitas menggunakan pesawat misalnya harus ikut test swab antigen. Di samping ada tambahan biaya yang ditanggung, ada masyarakat yang takut untuk test seperti itu karena tidak terbiasa, akhirnya mengurangi pergerakan, yang tentu bisa mengurangi produktifitas.
Masalah lain yang paling menakutkan dalam membangun usaha saat ini adalah rendahnya daya beli masyarakat. Apapun yang kita jual (kerjakan) sulit karena daya beli masyarakat yang sangat rendah tadi. Oleh sebab itu, pemerintah harus terus bekerja keras untuk meningkatkan paling tidak tiga hal, antara lain : 1) Konsumsi baik oleh pemerintah dan masyarakat agar perputaran uang di masyarakat semakin banyak. 2) Investasi, Pemerintah juga harus mampu mendorong investasi baru baik dari luar negeri ataupun dari dalam negeri, sebab bila tidak ada investasi baru, maka puluhan juta yang kehilangan pekerjaan selama covid-19 ini tidak akan tertampung belum ditambah dengan angkatan kerja baru yang terus bertambah, akibatnya nanti bisa timbul masalah social baru. 3) Eksport, Pemerintah harus mampu mendorong eksport. Eksport ini sangat penting untuk menjaga neraca berjalan. Pemerintah harus jeli melihat potensi Indonesia, produk apa yang bisa cepat di eksport. Maksimalkan para Dubes untuk menjadi sales produk-produk unggulan Indonesia.
Pertama, Pemerintah harus terus bekerja keras untuk mengatasi masalah kesehatan. Bila vaksin adalah solusinya, maka fokuskan untuk secepatnya semua warga bisa terlayani dengan baik. Tentu protocol kesehatan harus terus kita jalankan dengan baik.
Pemerintah juga harus focus mendorong konsumsi agar perputaran uang secepatnya banyak di masyarakat. Belanja-belanja pemerintah harus secepatnya digelontorkan agar belanja-belanja modal dan kerja berjalan, dengan demikian ada uang berputar dan akibatnya daya beli meningkat. Pemerintah juga harus focus pada potensi yang ada, terutama bagaimana membantu sector pertanian, umkm dan ukm, sector pariwisata.
Kedua, Masyarakat harus terus diedukasi, bisa tetap bekerja tetapi protocol kesehatan itu harus menjadi factor utama. Kerja dari rumah yang selama ini dipromosikan, harus disosialisasikan metode kerja yang baru misalnya work from destination. Kerja dari daerah destinasi pasti bisa dikerjakan oleh berbagai jenis pekerjaan yang tidak mengharuskan di kantor.
Sebutlah misalnya, meeting-meeting pemkab yang biasanya dilakukan dikantor atau di Hotel, bisa diarahkan ke rumah makan yang dekat dengan destinasi wisata misalnya. Selain untuk melaksanakan protocol kesehatan, meeting di destinasi wisata alam bisa meningkatkan konsumsi pemkab yang bisa menjadi pendapatan bagi restoran atau rumah makan yang ada dilokasi destinasi wisata tersebut. Selain itu, publikasi kegiatan mereka bisa mereka share di medsos masing-masing, karena sudah hampir semua sekarang punya media social.
Dengan demikian tujuan yang bisa dicapai ada beberapa sekaligus. Pertama, konsumsi pemerintah berjalan. Kedua, Swasta mendapatkan penghasilan dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Ketiga, promosi destinasi wisata.
Nah, bila banyak tempat bisa melakukan hal seperti ini, pelan tapi pasti kita bisa bergerak dan bangkit.