Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

{Independen} Strategi Jitu Ahok, Paksa Lebih Dari 2 Paslon, Yusril Terkunci!

12 Maret 2016   10:26 Diperbarui: 12 Maret 2016   20:46 5562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yusril Izha Mahendra, belum apa-apa sudah memerikan kode, dia sanggup mengalahkan Ahok jika head to head dengan Ahok. Ah, disini permasalahan besarnya. Jika ini yang terjadi, maka premisnya harus beberapa kemungkinan di bawah ini:

Pertama, Ahok maju lewat jalur partai, sebelumnya beberapa prediksi yang mengusung adalah PDIP, Nasdem, Demokrat, Hanura. Lalu di pihak lain, ada kemungkinan memasangkan Yusril dengan Sandiaga Uno yang didukung oleh Gerindra, PKS, Golkar, sisanya seperti PAN, PKB, melihat arus. Jika ini yang terjadi, kemungkinan Yusril Sandiaga memenangkan pilkada DKI besar, sebab pemilih Ahok adalah pemilih dari semua partai yang nasionalis. Artinya Yusril Sandiaga bisa saja meraup suara dari semua partai yang ada.

Kedua, Menyadari itu,Ahok lalu berhitung dan sudah mengenal, siapa pemilihnya? Pemilih Ahok adalah masyarakat yang sudah merasakan kepuasan atas kinerja Ahok selama menjadi Gubernur DKI. Oleh karena pemilih Ahok adalah masyarakat yang sudah puas dengan kinerja Ahok, maka dapat dipastikan mereka sudah fix menentukan pilihan pada Ahok, siapapun wakil dan isu apapun yang diusung oleh partai lawan, pemilih itu sudah setia kepada Ahok. Jika demikian halnya, sebenarnya pemilih Ahok itu, sudah agak susah dirayu, diiming imingi, diarahkan, sebab mereka memilih Ahok bnerdasarkan track record dan kinerja apik Ahok.

survei terakhir diangka 45% plus minus. Artinya minimal 40 % penduduk Jakarta sudah firm menentukan suara hanya untuk Ahok. Jika demikian halnya, Ahok butuh sekitar 10 % plus 1 saja untuk dijaga dan direbut dari suara yang ada. Angka inilah sebenarnya yang sedang dikalkulasi oleh Ahok. Dimana itu berada.

Oleh karena Ahok sudah memetakan dukungan bagi dirinya, sekaligus sudah memetakan lawannya. Ahok memulai strategi jitunya, yaitu memecah perhatian para lawan politiknya. Di saat Ahok sudah fix menentukan calon wakilnya, para lawan politiknya masih memilih milih dan menimang-nimang siapa yang akan diusung. Saat lawannya sibuk konsolidasi, Ahok dan Teman Ahok sudah kerja sambil sosialisasi pasangan...disini saya, tersenyum dan hampir ngakak terguling guling...lawan-lawannya tertinggal jauh...haha.

Strategi jitu Ahok itu, ternyata menguras energi lawan politiknya, itu sebabnya para kader PDIP kebakaran jenggot. Tadinya ingin bersama sama Ahok, eh dipaksa untuk maju sendiri. Sebab kita tahu-lah PDIP harga dirinya tinggi, dia kemungkinan besar akan mengusung paslon sendiri. PDIP tidak akan mendukung Yusril, itu bunuh diri bagi PDIP.

Jika PDIP mengusung paslon sendiri, itu yang diharapkan Ahok. Suara muslim yang tidak suka dengan dirinya, akan tergerus oleh paslon PDIP. Semakin mantap lagi, apabila PDIP menggandeng partai-partai lain. Itu artinya, bisa saja Yusril tidak dapat dukungan partai. Jika demikian halnya, belum apa-apa, Yusril sudah keok kepada strategi jitu Ahok.

Ahok rela kalah dari paslon PDIP jika PDIP mengusung Risma atau Ganjar. Asal jangan kalah dari Yusril, sebab Ahok sangat mencintai warga Jakarta. Jika Jakarta dipimpin oleh Yusril, bisa kita bayangkan kembali Jakarta akan seperti jaman Fauzi Bowo. Ahok tidak ingin kinerjanya bersama Jokowi selama ini rusak kembali. Ahok tidak rela estafet kepemimpinan yang telah dibangun dengan hati yang tulus, harus mundur kembali di tangan orang yang kurang profesional.

Ahok sudah bekerja sebagai gubernur, yang lain masih akan menjanjikan ini dan itu untuk Jakarta. Ahok sudah fix dengan Heru dan sudah bekerja untuk sosialisasi, yang lain masih berhitung dan bernego, siapa dapat apa dan siapa bakal apa?

Masyarakat Jakarta sudah cerdas, sudah pintar, semua tersaji terbuka di hadapan mereka, tinggal pilih, menu mana yang mereka akan santap. Masakan yang sudah jadi apa yang masih mentah?

Salam kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun