Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

(SBY Kopdar Netizen) Kok Tiba-tiba Sayang Netizen, Iri Kebersamaan Jokowi bersama Netizen, Berkuasa 10 Tahun ke Mana?

15 Februari 2016   15:47 Diperbarui: 15 Februari 2016   18:26 2679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar : kotajogja.com"][/caption]Saya tergelitik membaca berita di kompas.com hari ini yaitu SBY Akan Kopi Darat dengan "Netizen" Bahas Revisi UU KPK. Dikatakan disitu, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono akan melakukan kopi darat dengan netizen di Rafless Hills Cibubur, Selasa (16/2/2016).

SBY bersama jajaran Partai Demokrat akan meminta pandangan netizen mengenai revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Inilah cara Demokrat agar aspirasi masyarakat ini bisa segera diartikulasikan dalam poin-poin sikap yang akan dibawa Fraksi Demokrat di sidang paripurna pada Kamis depan," kata Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/2/2016).

"Kopi darat ini adalah bentuk kepedulian Demokrat untuk mendapatkan aspirasi langsung dari masyarakat terkait dengan pro dan kontra draf revisi UU," ujar dia.

Se-ingat saya, ini yang kedua kali SBY bertemu dengan netizen, yang pertama di Yogyakarta, sekitar tahun 2014, sesudah itu sepertinya gak ada lagi.

Maafkan saya, jika saya katakan SBY kok tiba-tiba sayang netizen?

Pertama, Pertemuan itu, apapun motifnya tentunya baik ya, sebab terjalin komunikasi antara pemimpin dengan warga biasa (netizen). Jika benar SBY ingin mendengar masukan dari netizen, itu juga baik adanya. Yang menggelitik saya adalah apakah itu dilakukan benar untuk menjaring masukan atau hanya ikut-ikutan semata?

Sebab apa?

Kita paham benar, makan siang bersama netizen sudah melekat dalam diri Jokowi. Jika SBY memilih cara itu, dipastikan tidak akan berhasil, penyebabnya adalah follower itu tidak akan pernah memenangkan panggung. Blusukan, makan siang bersama adalah ciri yang sudah melekat dalam diri Jokowi, jika SBY menirunya, dia pasti akan gagal.

Kedua, sejauh mana efektivitas pertemuan itu, sebab sekarang SBY bukan lagi Presiden, jika posisinya sebagai ketum partai Demokrat, idem juga. Partai Demokrat adalah partai abu-abu yang tidak jelas posisinya dan tidak memiliki kursi yang cukup significant untuk merubah suatu keputusan.

Pertanyaan yang lain, yang buat saya merasa geli adalah perbedaan perlakuan Jokowi dan SBY kepada netizen. Jika Jokowi melakukannya secara alamiah, SBY malah melakukan semacam "kontes", haha, ini kan melukai rasa keadilan netizen yang mana SBY tidak memperlakukannya istimewa. Seakan kalau bertemu SBY harus lewat perjuangan keras dulu. Beda dengan Jokowi, Jokowi memperlakukan netizen itu equal, setara, bahkan Jokowi mengangkat taraf netizen ke tingkat yang lebih tinggi.

[caption caption="sumber gambar : fotografer istana"]

[/caption]

Mengapa? Jokowi mengundang ke Istana Negara, sementara SBY mengundang ke Rafless Hills. Lalu mengapa SBY selama 10 tahun tidak pernah mengundang netizen ke Istana Negara, lagi-lagi jawabannya, SBY tidak menganggap netizen itu penting, beda dengan Jokowi. Baru setahun di istana, netizen sudah berulang kali di ajak berdiskusi sembari makan siang bersama.

Dengan demikian, Apakah pertemuan SBY dengan netizen akan berdampak atau berpengaruh? menurut pengamatan saya, tidak berpengaruh apa-apa. Sebab saat ini, posisi SBY tidak terlalu berpengaruh.

Dengan demikian, pertemuan itu hanyalah cara gagal SBY yang lain berkomunikasi dengan rakyatnya. Mungkin dia berpikir, ada momentum untuk mengambil panggung. Sayangnya SBY belum dapat panggung yang pas untuk kembali bersinar. SBY adalah contoh pemimpin yang gagal berkomunikasi dengan akar rumput. Terlalu jauh jarak antara SBY dan masyarakat.

Sebaiknya SBY memilih cara lain untuk mencuri panggungnya. Bertemu netizen baik, saya tidak suudzon, tetapi sebagai peniru, goal-nya pasti gagal. Para ring satu SBY, seharusnya mencari cara lain yang lebih SBY banget, jangan dipaksakan, ntar NORAK.com. Kasihan SBY nya.

Menampung aspirasi boleh-boleh saja, tetapi sebagai seorang politikus, berhitung momentum dan waktu adalah hal yang harus diperhatikan para pembisik SBY agar tidak menjadi bumerang.

Tim pembisik SBY bisa saja iri dengan cara Jokowi makan siang bersama dengan netizen. Mereka mungkin melihat dampak yang begitu dahsyat dari setiap pertemuan Jokowi dengan netizen, tetapi jangan dilupakan juga bahwa itu adalah sifat alami Jokowi, SBY tidak dapat menerapkan cara itu, sebab tidak sesuai gayanya. hehe...

Salam kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun