[caption caption="sumber gambar : fotografer istana"]
Mengapa? Jokowi mengundang ke Istana Negara, sementara SBY mengundang ke Rafless Hills. Lalu mengapa SBY selama 10 tahun tidak pernah mengundang netizen ke Istana Negara, lagi-lagi jawabannya, SBY tidak menganggap netizen itu penting, beda dengan Jokowi. Baru setahun di istana, netizen sudah berulang kali di ajak berdiskusi sembari makan siang bersama.
Dengan demikian, Apakah pertemuan SBY dengan netizen akan berdampak atau berpengaruh? menurut pengamatan saya, tidak berpengaruh apa-apa. Sebab saat ini, posisi SBY tidak terlalu berpengaruh.
Dengan demikian, pertemuan itu hanyalah cara gagal SBY yang lain berkomunikasi dengan rakyatnya. Mungkin dia berpikir, ada momentum untuk mengambil panggung. Sayangnya SBY belum dapat panggung yang pas untuk kembali bersinar. SBY adalah contoh pemimpin yang gagal berkomunikasi dengan akar rumput. Terlalu jauh jarak antara SBY dan masyarakat.
Sebaiknya SBY memilih cara lain untuk mencuri panggungnya. Bertemu netizen baik, saya tidak suudzon, tetapi sebagai peniru, goal-nya pasti gagal. Para ring satu SBY, seharusnya mencari cara lain yang lebih SBY banget, jangan dipaksakan, ntar NORAK.com. Kasihan SBY nya.
Menampung aspirasi boleh-boleh saja, tetapi sebagai seorang politikus, berhitung momentum dan waktu adalah hal yang harus diperhatikan para pembisik SBY agar tidak menjadi bumerang.
Tim pembisik SBY bisa saja iri dengan cara Jokowi makan siang bersama dengan netizen. Mereka mungkin melihat dampak yang begitu dahsyat dari setiap pertemuan Jokowi dengan netizen, tetapi jangan dilupakan juga bahwa itu adalah sifat alami Jokowi, SBY tidak dapat menerapkan cara itu, sebab tidak sesuai gayanya. hehe...
Salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H