"Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu." - Gus Dur
Dalam dunia yang semakin global dan terhubung, pentingnya nilai-nilai toleransi dan keberagaman dalam pendidikan tidak bisa diabaikan. Pendidikan bukan hanya tentang mempelajari pengetahuan akademis, tetapi juga tentang memahami dan menghargai perbedaan budaya, agama, dan latar belakang.Â
Mengembangkan keterampilan sosial ini membantu membentuk generasi yang lebih inklusif dan harmonis, yang mampu bekerja sama dalam lingkungan yang beragam. Pengalaman belajar yang mempertemukan siswa dari berbagai latar belakang dapat menjadi jembatan untuk mencapai pemahaman ini.Â
Dalam hal ini, Kolese Kanisius mengadakan ekskursi sekolah ke pondok pesantren selama tiga hari, terutama bertujuan untuk memberikan pengalaman mendalam tentang toleransi dan keberagaman. Salah satu kelompok ekskursi dipersiapkan untuk berkunjung ke pondok pesantren Daarul Uluum Lido sebagai tempat ekskursi mereka.
Saat kegiatan ekskursi ke pondok pesantren Daarul Uluum Lido, siswa dari berbagai keyakinan diajak untuk hidup bersama, mengenal cara beribadah yang berbeda, dan berpartisipasi dalam kegiatan pesantren.Â
Sambutan hangat dari santri pondok pesantren membuat para siswa merasa diterima dengan baik, menghilangkan kecemasan awal mereka. Kegiatan seperti menonton debat pemilihan ketua OSIS, belajar menanam hidroponik, dan menyusuri sungai bersama-sama memberikan banyak pelajaran berharga tentang kerjasama dan kebersamaan.Â
Hari pertama diawali dengan perasaan gembira namun juga sedikit gugup saat mengenal cara beribadah yang berbeda dan mengikuti alur kegiatan yang tidak familiar. Saat menonton debat pemilihan ketua OSIS, siswa merasa terkesan dengan kedisiplinan dan kecerdasan para peserta. Meski begitu, rasa kagok tetap ada, tetapi siswa semakin terbuka untuk memahami lebih dalam tentang kehidupan di pesantren.
Hari kedua, rasa cemas mulai bergeser menjadi rasa antusiasme dan keingintahuan yang lebih besar. Siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas bersama teman-teman pesantren dan merasa kagum dengan semangat mereka. Setelah itu, belajar menanam hidroponik, sebuah pengalaman baru yang sangat menarik bagi siswa Kolese Kanisius.Â
Mereka merasa takjub melihat bagaimana teknologi pertanian dapat diaplikasikan dengan cara yang praktis. Pengalaman paling menarik hari itu adalah menyusuri sungai bersama-sama. Pengalaman ini memberikan waktu untuk dapat merasakan kebebasan dan keceriaan yang luar biasa, serta semakin merasakan kekompakan dan kebersamaan diantara siswa Kolese Kanisius dan para santri.Â
Hari itu diakhiri dengan persiapan untuk pentas penutupan. Mereka dibentuk dalam beberapa kelompok untuk membuat/memamerkan suatu penampilan sebagai penutup kegiatan ekskursi. Merasa bangga terhadap kerja keras kelompok mereka terutama dalam memamerkan hasil latihan mereka untuk dipamerkan kepada para Ustad dan Kyai serta Bapak/Ibu guru dan juga tamu lainnya esok harinya sebelum perpisahan.