Mohon tunggu...
Thomas Steven Ardririanto
Thomas Steven Ardririanto Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Siswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebohongan di Balik Gelar Profesor

17 Agustus 2024   09:01 Diperbarui: 17 Agustus 2024   09:03 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pencabutan gelar profesor merupakan peristiwa yang mengejutkan dan mengundang perdebatan luas di masyarakat. Sebagai seseorang yang meraih gelar profesor, hal ini menjadi sesuatu yang tidak sesuai norma dan ekspektasi banyak orang. Seorang profesor seharusnya dikenal sebagai pribadi akademis yang menjadi panutan dan juga contoh seorang mahasiswa, murid, ataupun orang lain. Kebohongan seseorang dengan gelar akademis fungsional tertinggi yaitu profesor tentunya akan mengguncang dan menyesatkan komunitas pendidikan dan juga publik.

Taruna Ikrar, seorang ilmuwan terkemuka yang dihormati dalam bidangnya, dijatuhi sanksi ini setelah ditemukan melakukan plagiarisme dalam beberapa karya ilmiahnya. Tidak hanya plagiarisme, ia juga memberi berita palsu dengan mengatakan penelitiannya masuk nobel yang sebenarnya tidak terjadi. Hal ini mengguncang komunitas akademik karena kejujuran dan integritas adalah landasan utama dalam dunia penelitian. Keputusan untuk mencabut gelar profesor menjadi sebuah tindakan keras yang menunjukkan pentingnya menjaga standar etika dan kejujuran dalam penelitian ilmiah. 

Menurut kumparan.com, kasus pencabutan gelar profesor dari Taruna Ikrar ini pada dasarnya terjadi karena kesalahan kata yang mengguncang publik. Bukti tertera jelas dari kalimat yang ia lontarkan yang dianggapnya sebagai alasan bahwa sebenarnya yang dimaksud adalah "penelitiannya bisa masuk nobel". Tidak hanya itu, ia juga sering menghindari wawancara langsung atas kasus ini dengan alasan sibuk melakukan tugas lain. Dan bahkan butuh waktu lama untuk dapat ia jawab.

Tidak hanya itu, Taruna Ikrar juga sempat membohongi publik dengan melakukan beberapa plagiarisme yang dilakukannya. Plagiarisme sendiri terjadi karena dilakukannya dengan mengambil kredit orang lain dan menganggapnya sebagai hasil yang ia gapai sendiri. Dari sini dapat dilihat pentingnya untuk selalu mengutamakan kejujuran dalam segala aspek kehidupan, baik dalam pekerjaan maupun dalam hubungan personal, karena melakukan plagiarisme juga merugikan prestasi yang dicapai susah payah oleh orang lain.

Jika kita lihat, Elegan dan keindahan sudah menjadi dasar bagi burung merak. Tetapi dibalik itu semua, merak memiliki sifat licik saat mencari pasangannya. Setiap kali memasuki musim kawin, merak jantan yang tidak mendapatkan pasangan akan meniru suara merak jantan yang sudah mendapatkan pasangan. Saking persis suara yang ditiru membuat merak betina percaya bahwa itu merupakan pasangannya yang tepat. Sama halnya dengan kasus Taruna Ikrar yang membohongi publik untuk mendapatkan ketenaran dan juga gelar profesor. Tetapi karena sangat meyakinkan karena yang berbicara adalah seseorang dengan gelar profesor, maka publik sempat percaya. Namun pada akhirnya terungkap saat kebohongan tersebut tidak dapat dibuktikan melalui data.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun