Cita rasanya memang khas dan beda. Pantas saja disinggahi lebih dari 85 negara dan akan terus bertambah.
"Semuanya tampak makan dengan lahap. Sampai-sampai suara hujan pada malam itu, yang cukup deras dan disertai dengan petir, dihiraukan oleh para pelanggan. Di tengah bau air hujan yang jatuh ke tanah dan memancarkan aroma relaksasi, aroma sate yang harum dan menggugah selera juga ikut menemani derasnya hujan malam itu. Antara aroma relaksasi dan rasa lapar yang memburu pada malam hari yang dingin, sebuah perpaduan yang serasi bukan?"
Begitulah kira-kira gambaran yang terjadi di restoran baru milik Sate Ratu, yang diberi nama The Next Sate Ratu. Pada malam itu semua orang nampak dengan lahap menyatap sate dan begitu juga dengan kami, para penulis Kompasiana Jogja yang saat itu diundang untuk datang pada acara Dolan Kuliner Kompasiana Jogja, di restoran baru milik Sate Ratu yang berlokasi di Jl. Sidomukti, Tiyosan, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Acara Dolan Kuliner ini adalah acara yang ke-tiga kalinya digelar di Sate Ratu. Namun, karena Sate Ratu baru saja pindah, tentu saja acara Dolan Kuliner kali ini akan terasa sangat berbeda. Mana lagi ditambah dengan lokasi baru, tentu pasti juga akan menghadirkan berbagai fitur baru yang bisa dirasakan oleh para pelanggan. Saat itu hari Rabu, 3 Februari 2021, sekitar pukul 17.10 WIB, penulis baru saja tiba di restoran baru milik Sate Ratu.
Begitu tiba, penulis langsung melihat pemandangan yang berbeda. Restoran baru Sate Ratu terlihat tampak lebih luas dan lapang. Dengan paduan cat tembok berwarna putih dan lantai beton yang tidak ditutup keramik, membuat suasana restoran Sate Ratu tampak seperti rumah modern gaya industrial, yang sangat digandrungi oleh anak-anak muda urban generasi millenial dan Z. Pepohonan hijau dan berbagai tanaman pun juga ikut membuat suasana menjadi lebih asri.
Dengan hadirnya pepohonan dan berbagai tanaman, membuat Fabian Budi Seputro selaku pemilik dari Sate Ratu melakukan inovasi dengan membuka area makan berkonsep outdoor di bagian belakang yang berdekatan dengan dapur, tempat dimana sate khas dari Sate Ratu diramu dan dibakar hingga harum dan menggoda hidung. Bisa dibayangkan, makan sate ditambah dengan bau asap sate yang sedang dibakar, perpaduan yang sempurna bukan?
Tak lupa juga, parkiran Sate Ratu pun saat ini juga terlihat lebih luas dan mampu menampung lebih banyak kendaraan. Tapi, ada satu hal yang berbeda dari parkiran restoran baru Sate Ratu. Di ujung parkiran, terdapat sebuah papan neon box yang berisi tulisan “Juara Nasional 2019 Ngulik Rasa Unilever”. Ya pada tahun 2019 lalu, Sate Ratu berhasil keluar sebagai juara pertama untuk kuliner kategori sate dalam kompetisi kuliner yang diselenggarakan oleh Unilever.
Kemenangan ini akhirnya menjadi sebuah branding baru bagi Sate Ratu, selain brandingnya yang terkenal, yakni sering disinggahi turis mancanegara, yang sekarang sudah berjumlah sekitar 85 negara dan akan terus bertambah. Tidak hanya menghasilkan branding baru saja, dari kompetisi ini Sate Ratu juga berhasil mengeluarkan sebuah varian menu baru bernama Sate Kanak. Namun, varian ini ternyata belum dimasukan ke dalam daftar menu setelah pindah ke lokasi baru.
Akhirnya, setelah menunggu peserta yang lain, acara Dolan Kuliner Kompasiana Jogja yang berkolaborasi dengan Sate Ratu pun dimulai. Pada malam itu, Budi selaku pemilik dari Sate Ratu membuka pertemuan dengan membagi-bagikan sebuah buku ke setiap penulis. Buku itu berjudul Kok Bisa Gitu? Rahasia Memiliki Pelanggan Dari 85 Negara. Buku ini adalah keluaran terbaru dari Sate Ratu yang ditulis langsung oleh Budi selama masa awal pandemi korona.