Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Feel Koplo, Mendobrak Asumsi Sempit Soal Dangdut

27 Agustus 2019   23:44 Diperbarui: 9 Januari 2023   15:37 2989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari pencarian jati diri menurut konsep Karl Marx | detiknews.com

"Semua orang suka dengan macem-macem genre lagu, dan dangdut pasti akan terkotakan, karena ada stigma dan nilai negatif dalam setiap lagu yang di nikmati sama penikmatnya. Musik kan juga mewakili ideologi dan otomatis alineasi ga bisa hilang," imbuh Gerra, DJ dari Jogja Dutch Foundation.

Pada akhirnya, dangdut koplo yang selalu dipandang miring sebagai genre lokal, pada kali ini mampu menunjukan keberhargaannya lewat bentuk yang baru dan unik. Perpaduannya dengan musik elektro dan dengan gaya bermain ala DJ membuat dangdut koplo semakin diperhitungkan eksistensinya dalam bersanding dengan musik-musik top di industri musik Indonesia.

Lewat Feel Koplo dan tagar #awasdangdut mereka, setidaknya dapat menjadi salah satu kerja kolektif yang berusaha dan berjuang untuk mematahkan stigma negatif soal dangdut koplo yang dicap "kampungan". Lewat lagu-lagunya, mereka (Feel Koplo) berhasil menumbuhkan pandangan baru bahwa dangdut koplo secara harkat dan martabatnya mampu bersanding dengan genre musik lain.

Pembuktian lewat pengakuan dan apresiasi dalam me-remix serta cara membawakan lagu yang anti-mainstream oleh Feel Koplo, membuat dangdut koplo semakin diperhitungkan. Anak-anak muda secara perlahan-lahan mulai menikmati musik ini dan memberikan testimoni berupa apresiasi serta komentar terhadap ketidakpercayaan mereka, bahwa dangdut koplo versi Feel Koplo dapat memberi mereka identitas, utamanya dalam bagaimana mereka menemukan nilai berharga dari kelokalan yang ada di sekitar.

Sumber: 

West, R & Turner, L. 2007. Introducing Communication Theory (Analysis and Application). New York. McGraw-Hill.

Storey, John. (2007). Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop: Pengantar Komprehensif Teori dan Metode. Yogyakarta: Jalasutra.

Elliza, O. (2019, Mei 9). Feel Koplo: Duo Sinden Dangdut Remix Yang Makin Populer. socamedia.id. Dikutip pada tanggal 9 juni 2019

Raditya, M. (Desember, 2013). DANGDUT KOPLO: SELERA LOKAL MENJADI SELERA NASIONAL. journal.unnes.ac.id. Dikutip pada tanggal 10 Juni 2019

Weintraub, A. 2013. The Sound and Spectacle of Dangdut Koplo: Genre and Counter-Genrein East Java, Indonesia. Asian Music, (44)2: 160-194. The University of Texas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun