Mohon tunggu...
Thomas Mulia
Thomas Mulia Mohon Tunggu... -

Idea Shaper.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Untuk Tuhan

12 November 2012   02:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:36 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Surat Untuk Tuhan

Seorang anak kecil perempuan menulis surat dengan tulisan tangannya yang jelek dan berantakan lalu menaruhnya didalam amplop putih polos dan menulis di muka amplop itu dengan perkataan “Untuk Tuhan” yang anak kecil itu tulis adalah ini.

Dear Tuhan,

Apa kabar hari ini Tuhan? Apakah hari ini Tuhan menjaga diriku seharian seperti biasanya? Berarti kau melihat apa yang telah dilakukan teman-temanku hari ini, mereka sangat kasar. Mereka mengambil dan merusak boneka kesayanganku lalu membuangnya ke dalam bak sampah, tapi tak mengapa.. aku percaya Tuhan telah menyiapkan boneka yang lebih bagus untukku saat aku tidak membalas perbuatan mereka. Hari ini aku hanya makan dua kali, karena seperti biasa aku membagi makan malamku dengan adikku. Kasian dia masih balita dan makan makan begitu sedikit.

Oh iya Tuhan mama baru saja dipecat dari pekerjaannya lagi, aku sudah habis hitungan berapa kali mama dikeluarkan dari pekerjaanya, yaah..memang sulit bagi seorang mantan pecandu narkoba untuk mendapat pekerjaan di kota besar ini belum lagi mama masih suka merokok dan meminum minuman keras sampai sekarang. Seharian ini mama hanya marah-marah sepanjang hari sambil minum-minum dan memukul punggungku dengan buku yang sangat tebal, sakit sekali rasanya! Disaat aku menangis kesakitan aku mengingat perkataanMu untuk selalu bersabar menghadapi rasa sakit sehingga aku hanya terdiam di pojok ruangan berharap kemarahan mama cepat reda.

Aku perlu menunggu dua jam penuh di pojok ruangan tanpa suara hingga mama tertidur karena pengaruh alcohol yang diminumnya dan langsung bergegas menuju kamar adikku untuk melihat keadaanya. Sesampainya di kamar aku melihat adikku sedang tertidur di ranjang kecilnya sambil mengemut jari jempolnya, aku pikir dia pasti ingin minum susu saat terbangun nanti. Aku pergi ke dapur untuk membuat susu untuknya dan teringat begitu sampai disana jika persediaan susu adikku sudah habis sejak dua minggu lalu.

Apa boleh buat terpaksa aku hanya memasak air panas dan mencampurnya dengan gula untuk kuberikan pada adikku. Akhirnya aku hanya membawa botol air gula itu dan kembali ke kamar adikku dan berbaring disebelahnya sambil menunggu dia bangun. Tuhan aku menulis surat ini untukMu bukan untuk meminta suatu hal padaMu, tapi aku hanya ingin mengucapkan syukurku padaMu. Aku berterima kasih padaMu untuk hidup yang telah Kau berikan padaku.

Walaupun aku tidak mempunyai boneka lagi aku masih punya seorang adik yang bisa kuajak bermain, walaupun aku makan berkekurangan dan begitu sedikit tapi paling tidak aku masih memiliki tenaga untuk pergi ke sekolah. Walaupun mamaku begitu kasar dan tidak memiliki papa lagi, tapi setidaknya aku tidak perlu tinggal di panti asuhan dan menjadi anak yatim piatu. Ya. Aku bersyukur padaMu untuk semua kebaikan yang Kau limpahkan didalam hidupku. Aku akan terus bertahan dan berharap padaMu, karena aku selalu percaya semuanya akan indah pada waktunya.

SahabatMu, Amanda. 7 tahun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun