kota;
tubuhnya basah
di dalamnya decit rem kendaraan menajamkan kedudukannya
simpang siur calon-calon jenazah mengkalkulasi waktu
lalu pulang dan bermukim dalam sunyi. Hujan tidak mau "sudah"
di salah satu biliknya
kita menyaksikan setiap riak air hujan,
kita saksikan burung-burung gereja melintasi udara di bawah awan-awan kelabu,
lonceng gereja mengingatkan kita akan suatu hari yang serius
di mana kita adalah igauan sepihak dan tak lebih dari cara hidup yang dibuat-buat.
kita adalah wahyu.
Percakapan meninggi sewaktu hujan bilang kamu duduk dulu di sini
untuk membasuh aku yang haus.
Kita meralatnya.
dan dalam gema ilusi kita menjadi kritis.
Kita pulang dan lonceng gereja tak pernah berbunyi lagi.
Kota kecil di pojok jumpa, juli 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H