Mohon tunggu...
Thomas Edison Duha
Thomas Edison Duha Mohon Tunggu... Relawan - Jangan hidupi hidup yg tidak membahagikan

Tidak ada kemutlakan sesuatu hal yang bersifat fisik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Kasih dan Iman Bertemu: Sambutan Luar Biasa Paus Fransiskus di Indonesia

23 Oktober 2024   08:22 Diperbarui: 23 Oktober 2024   08:59 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulai tanggal 3-6 Septembe tahun 2024 ini, kita bersukacita, dan bergembiara karena Pempin Tertinggi Katolik se dunia mengujungi Tanah air kita yang tercinta. Kedatangan Paus di Indonesia tahun ini adalah sebuah momen bersejarah yang sungguh mengejutkan dan menyentuh hati. Dalam satu hari, bumi Indonesia terasa seakan berhenti sejenak untuk menyambut kehadiran seorang pemimpin spiritual global itu yang membawa pesan damai dan kasih sayang. Kunjungan ini bukan hanya sekedar perjalanan, tetapi merupakan sebuah pengingat yang mendalam akan kekuatan iman dan harapan yang menyatukan umat manusia di seluruh dunia.

Paus Fransiskus, yang dikenal dengan gaya hidupnya yang sederhana, menolak berbagai fasilitas mewah yang seringkali mengelilingi sosok sekelasnya. Alih-alih memilih hotel-hotel berbintang lima dan mobil-mobil mewah, Paus memilih untuk menggunakan mobil Toyota Kijang Innova Zenix yang sederhana dalam perjalanan kunjungannya. Pilihan ini bukan hanya simbol dari kesederhanaan yang menjadi prinsip hidupnya, tetapi juga mencerminkan sikap yang sangat menginspirasi.

Saat pesawat komersial yang ditumpangi Paus Fransiskus menyentuh tanah Indonesia, sorai-sorai rius bergema dari ribuan umat yang sudah lama menanti Pemimpin mereka itu. Paus berjalan menyelusuri jalan raya Tanah Air Indonesi dengan menggunakan yang diantar oleh mobil Toyota Kijang Innova Zenix, ribuan masyarakat indonesia berdiri di sepanjang jalan. Emosi yang tumpah ruah pada saat itu tidak hanya mencerminkan kebahagiaan, tetapi juga kedalaman rasa syukur. Banyak yang tak bisa menahan air mata saat melihat Paus melintasi jalan-jalan yang telah mereka hiasi dengan bendera dan bunga. Air mata tersebut adalah cermin dari perasaan yang mendalam dan tulus, sebuah ungkapan dari rasa terima kasih atas kunjungan yang tidak hanya membangkitkan semangat, tetapi juga menguatkan iman dan harapan. Di jalan-jalan yang ramai, sorak-sorai dan teriakan kegembiraan memenuhi udara. Musik dan nyanyian menggema di sepanjang rute perjalanan, menciptakan suasana yang meriah dan penuh warna. Masyarakat dari berbagai lapisan usia dan latar belakang berkumpul, saling berbagi momen istimewa ini, dan merasakan kekuatan persatuan yang tak tertandingi. Ada yang berteriak penuh kegembiraan, ada yang melambai-lambaikan tangan dengan penuh semangat, dan ada juga yang terdiam dalam keheningan, merenungi makna mendalam dari momen bersejarah ini

Setiap tatapan penuh kekaguman, setiap sorakan penuh sukacita, mencerminkan rasa haru yang tak tertahan. Tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di pelosok-pelosok desa, berita kedatangan Paus menyebar bagaikan api yang membakar semangat dan kebanggaan di hati setiap umat Katolik serta mereka yang menyaksikan dengan penuh rasa hormat. Mereka menyambut Paus dengan sukacita yang tak terhingga, seakan-akan menyambut seorang sahabat yang telah lama dirindu.

Di tengah kerumunan, ada pemandangan yang sangat mengharukan: seorang ibu yang meneteskan air mata saat Paus melintas bahkan berani menerobos penjagaan yang super ketat agar bisa bertemu, dan bersalaman dengan sang gembala tertinggi Katolik itu. Tangisahnya seakan pecah setelah ia dan anaknya menerima berkat langsung dari Paus di pinggir jalan. Tangisan itu bukan hanya sekadar kesedihan, melainkan manifestasi dari harapan dan rasa syukur yang mendalam. Anak-anak, dengan mata bersinar penuh semangat, menerima berkat dari Paus dengan penuh rasa hormat dan kekaguman, seakan-akan momen tersebut adalah puncak dari segala doa dan harapan yang mereka panjatkan selama ini.

Lalu, ada pula pemandangan yang menggugah perasaan: beberapa orang dewasa dan orang tua yang berdiri dalam diam, seolah ingin menahan momen tersebut agar tidak berlalu begitu saja. Ada yang menundukkan kepala dengan khusyuk, merasakan getaran spiritual yang begitu kuat dan menyentuh di dalam hati mereka. Mereka tidak hanya melihat Paus sebagai seorang pemimpin gereja, tetapi sebagai simbol kedamaian dan pengharapan yang menghubungkan mereka dengan sesuatu yang lebih besar dari kehidupan sehari-hari mereka.

Di sepanjang rute yang dilalui Paus, terasa suasana kebersamaan yang menghangatkan hati. Rasa solidaritas dan persaudaraan meluap, dan tampak jelas bagaimana sebuah kunjungan yang sederhana ini dapat menyatukan berbagai lapisan masyarakat dalam kebahagiaan yang tulus. Kunjungan Paus adalah lebih dari sekadar acara keagamaan; itu adalah sebuah perayaan dari kebersamaan dan kekuatan iman yang melampaui batas-batas individu.

Melalui kunjungan ini, kita diingatkan akan kekuatan kasih dan pengertian yang dapat menjembatani perbedaan dan memperkuat ikatan kemanusiaan. Setiap senyum, setiap air mata, dan setiap doa yang terucap menjadi bagian dari jalinan sejarah yang tak ternilai harganya. Ini adalah waktu yang akan selalu dikenang, bukan hanya karena sosok Paus yang membawa pesan perdamaian, tetapi juga karena bagaimana umat Indonesia menyambutnya dengan seluruh hati mereka. Inilah momen di mana iman dan cinta bertemu, dan dunia terasa lebih kecil, lebih bersatu dalam harapan dan doa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun