Mohon tunggu...
Thomas Edison Duha
Thomas Edison Duha Mohon Tunggu... Relawan - Jangan hidupi hidup yg tidak membahagikan

Tidak ada kemutlakan sesuatu hal yang bersifat fisik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengertikah Kamu Apa yang Telah-Ku Perbuat?

10 April 2022   16:32 Diperbarui: 10 April 2022   16:34 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saudara/I yang terkasih, hari ini tepatnya pada perayaan kamis putih malam ini, kita sebagi umat Katolik mulai memasuki Tri-Hari Suci, hari-hari untuk mengenangkan sengsara, wafat, dan kebangkitan Tuhan melalui perayaan-perayaan yang istimewa. Besok kita akan memasuki jumat Agung (Mengenang Kematian Yesus) dan hari Sabtu/malam minggu kita akan memasuki malam Paskah (merenungkan sejarah keselamatan). Pada malam ini kita merayakan hari kamis putih (tentang pelayanan) terwujud dalambentuk tindakan konkret.

Pada perayaan iman ini, kita juga mengenangkan perjamuan malam terakhir yang diadakan oleh Yesus bersama murid-murid-Nya. Dalam perjamuan itu, Yesus dengan tegas menunjukkan kepada para murid-Nya bahwa mereka harus saling melayani. Perintah untuk saling melayani ini tidak hanya sekedar kata-kata saja, tetapi diwujudkan melalui perbuatan dan tindakan nyata. Perbuatan dan tindakan nyata ini langsung dibuktikan oleh Yesus sendiri yakni Ia membasuh kaki para murid. Ini menjadi sifat yang mendasari hidup dan pelayanan para murid bahwa tidak perlu merasa rendah diri atau malu untuk menjadi pelayan bagi sesama.

Tampak jelas bahwa penginjil Yohanes secara eksplisit menekankan tentang pembasuhan kaki dalam Injilnya. Dengan adegan dramatis, Yohanes mengisahkan bagaimana Yesus Sang Guru merendahkan diri dan melayani para murid-Nya dengan mencuci kaki mereka. (...).

Apabila kita memperbandingkan dengan Injil yang ditulis oleh Matius, Markus dan Lukas (Injil Sinoptik), sungguh menekankan tentang perjamuan malam terakhir tetapi bukan pembasuhan kaki sebagaimana Injil Yohanes kisahkan. Tampaknya lebih senada dari kedua bacaan yang barusan dibacakan tadi bacaan I (keluaran) dan bacaan II (1Korintus). Dari kedua bacaan tersebut secara umum menekankan tentang perjamuan, Kitab Keluaran dengan gaya bahasanya demikian halnya dengan santo Paulus dalam suratnya kepada Jemaat Korintus.  Apakah isinya atau penekananya berbeda, tentu tidak. Kesamaan dari penegasan tentang isi iman yang disampaikan dari bacaan tadi dan Injil tidak lepas dari tiga point penting ini yang harus kita ketahui dalam perayaan kamis putih, yakni bahwa isis yang mau kita rayakan dalam Kamis Putih adalah pertama penetapan Ekaristi, kedua penetapan Imamat dan ketiga wasiat dan teladan saling melayani.

Melalui Ekaristi sebagai orang beriman kepada Kristus, menerima tubuh dan darah-Nya sendiri. Dengan menerima tubuh dan darah-Nya dalam Ekaristi tersebut sesungguhnya itu merupakan ungkapan relasi akrap Yesus dengan kita umat-Nya. Yesus menetapkan Ekaristi pada perjaman Malam terakhir bersama dengan para murid-Nya, supaya melalui Ekaristi kita umat yang dicintai-Nya kembali mengenangkan misteri kematian-Nya. Terucapa dalam DSA demikian "Terimalah dan Makanlah inilah Tubuh-Ku, yang diserahkan Bagimu" "terimalah dan minumlah inilah piala darah-Ku yang ditumpahkan bagimu demi pengampunan dosa laukanlah ini untuk mengenangkan Daku" (lih.bacaan II). ....???? Perkataan Yesus ini yang selalu digemakan ketika perayaan Ekaristi, merupakan ungkapan kehidupan yang terucapdari mulut Yesus sendiri. oleh karenanya apabila kita menghayati gema perkataan tersebut sesungguhnya Yesus sedang berada di tengah-tengah kita.

Penetapan Imamat, Yesus Kristus adalah Imam Agung. Ia adalah imam Agung yang melayani manusia tiada bandingnya. Oleh karenanya, kita mengenal yg disebut Imamat umum dan imamt Khusus. Imamat khusus yakni terjadi dalam diri kaum tertahbis, sementara umum yakni kita semua kita juga mengambil bagian dari imamatYesus Kristus melalui Sakramen baptis.

Dari tiga poin tersebut tampak lah jelas bahwa korelasi antar ketiga bacaan memiliki penekanan yang sama yakni tentang perjamuan, yakni seluruh isi hidup Yesus sendiri mulai dari pelayanannya secara total sebagai imam Agung hingga pada penyerahan diri yang tiada bandingnya yakni sengsara, wafat dan bangkit.  meskipun dalam Injil Yohanes kita hanya menemukan tentang pembasuhan kaki.  

Saudara/I yang terkasih menjadi pengikut Yesus tentu tdaklah gampang, terkadang kita masih terikat dengan gengsi, wibawa dan mungkit pangkat ataupun harta. Sebagai manusia kita tidak bisa lepas dari kelemahan ini. Tetapi pada malam ini, Yesus memberi teladan bagi kitaagar senantiasa dengan rendah hati, tanpa malu harusnya kita menjadi pelayan bagi sesama kita. jangan jauh-jauh, mungkin di internal keluarga kita, bagaiman pelayanan kita selama ini, baik sebagai seorang bapak dan ibu bagi anak-anak, seorang suami bagi isteri dan seorang anak bagi bapak dan ibunya? Apakah ada kebiasaan itu untuk mewujudkan pelayanan konkret tersbut setelah perayaan kamis putih sekembali di rumah kita saling membasuh kaki?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun