Minggu, 27 Mei 2018 pukul 01.45 WIB, final Liga Champions antara Madrid vs Liverpool akan berlangsung. Bagi penggemar sepak bola khususnya fans kedua kesebelasan pasti tak sabar menunggu dini hari nanti. Sejarah baru akan ditorehkan bagi siapa saja yang akan memenangkan pertandingan nanti. Bagi Madrid kemenangan nanti tentu akan semakin menobatkan sebagai penguasa Eropa. Sedangkan bagi Liverpool sendiri, kemenangan nanti juga akan semakin menobatkan sebagi klub Inggris yang paling berjaya di Eropa.
Penggemar Liverpool pasti masih merasa nyesek saat menyaksikan tim kesayangannya anti klimak di final liga Eropa UEFA 2016, melawan Sevila. Padahal sebelum melaju ke final permainan anak-anak the reds begitu menjanjikan. Saat itu banyak fans Liverpool yang begitu percaya diri Liverpool bakal pulang membawa piala tersebut. Terlalu demam panggung itulah yang terjadi dengan Liverpool waktu itu. Begitu juga di final piala liga Inggris 2016 yang sekarang bernama piala Carabao, demam panggung seolah meyelimuti permainan anak-anak Anfield kala bersua Manchester City.
Sangat berkebalikan dengan Real Madrid, didua final besar terdahulu, yaitu final liga champions, Madrid begitu digdaya. Final dini hari nanti Zidane cs ingin membuktikan pada dunia bahwa Real Madrid mampu mempertahankan gelar juara- para juara- benua Eropa tiga kali berturut-turut. Dikompetisi domestik pamor dan prestasi Real Madrid tak pernah mengendur.
Meski di Copa del Rey, Barcelona begitu dominan pada empat tahun terakhir. Tapi di La liga Madrid adalah penguasa liga musim lalu. Di final nanti Madrid tetaplah unggulan karena, lebih unggul segala-galanya dari Si Merah. Mereka unggul dari semua aspek dari susunan materi pemain/ kedalaman skuad, skuad yang lebih mahal/ glamor, kekayaan klub, dll.
Tetapi menurut kacamata saya,Liverpool punya sisi lain yang lebih diunggulkan daripada Madrid, yaitu sisi suporter. Tak bisa dipungkiri Liverpool punya suporter yang begitu fanatik dan setia. Jika kita tengok 30 tahun terakhir, prestasi Real Madrid dibandingkan Liverpool disemua kompetisi sangatlah jomplang.
Tetapi diprestasi yang jomplang dan musim-musim tanpa gelar pun, suporter the reds tak pernah berhenti bernyanyi dan mendukung tim kesayangan mereka. Jumlah mereka bukannya berkurang tapi terus bertambah. Masih ingat kenangan manis final liga champions 2005, sampai sekarang dipercaya karena suporterlah Liverpool mampu bangkit dari ketertinggalan dan membalikkan keadaan dengan mengandasan AC Milan lewat drama adu pinalti. Dalam perjalanan Liverpool menuju ke final liga champions musim ini pun suporter si merah benar-benar berperan besar.
Ketika tim berkunjung ke markas ManCity ataupun Roma. Suporter tak henti-hentinya bernyanyi dan menyemangati klub kebanggannnya. Sudah diutarakan juga oleh sang arsitek Jurgen Klopp, beliau begitu mengaggumi Liverpool dan suporternya dan karena suporternya itulah konon Klopp langsung menerima pinangan ketika ditawari untuk mengarsiteki klub merah asal Inggris ini.Suporter Liverpool punya lagu kebangsaan yang bisa membuat merinding bagi siapa saja yang mendengarnya, yakni lagu, "Youll never walk alone."
Tak hanya itu suporter juga kerap membuat lagu-lagu untuk sang pemain idola ataupun lagu-lagu untuk menyemangati tim saat bertanding. Misalnya lagu untuk sang idola Moh. Salah, "Mo Salah The Egyptian King." Sebuah lagu yang muncul karena saking fenomenalnya penampilan Moh. Salah musim ini. Tetapi ada satu lagu suporter Liverpool yang lagi hangat-hangatnya, yaitu, "Allez allez allez." Lagu ini sering saya dengar dalam pertandingan Liverpool baik di kandang maupun tandang, begitu menyemangati dan merinding saat mendengarnya. Dan di final nanti lagu ini pasti akan terus berkumandang. Begini potongan liriknya,
We've conquered all of Europe
We're never gonna stop
From Paris down to Turkey