Mohon tunggu...
Thomas Ferdi Leihitu
Thomas Ferdi Leihitu Mohon Tunggu... Bankir - stay healthy, happy, believe

Semoga meinginspirasi dan bernilai

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ortu Canggih Cegah Anak Bingung

19 April 2020   14:47 Diperbarui: 19 April 2020   14:48 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUMBER GAMBAR: blog.edmentum.com

Dan tibalah saat pendidikan disekolah dihentikan, diganti pendidikan dari rumah, kondisi ini menyebabkan 

  1. Guru tidak bertemu murid secara langsung
  2. Test juga secara online
  3. Ortu menjadi pusat bertanya anak
  4. Ortu jadi candu signal
  5. Anak kebingungan dan seterusnya...

Nah untuk mensukseskan pendidikan anak dirumah, harus ada perjanjian tripartit antara Guru, Murid dan Orang Tua. Tujuannya anak mendapat pendidikan yang cukup dan mengalami perkembangan baik. 

Maksudnya, guru menyerahkan kejujuran anak, sikap, integritas, perilaku murid kepada ortu, ini dibuktikan dengan ada form/lembar perilaku yang harus diisi orang tua,.

Tentu Guru berharap Ortu jujur dan apa adanya menilai anaknya. Itu dari sisi karakter. Kemudian dari sisi akademik dan  bakat/minat tambahan. Bagaimana agar semua berjalan lancar?

Anak saya juga harus belajar dari rumah seperti anak-anak lainnnya, saat awal di Rumah penting bagi Ortu membangun suasana rumah yang nyaman agar setiap pelajaran yang diajarkan bisa dipahami baik. 

Aturan juga tidak kalah penting, mulai dari bangun pagi, sarapan, stand by untuk online teaching dengan guru, break, makan siang juga ketat. Jangan rubah kebiasaan ini. Jangan ada yang mulai bilang "Nak besok kan dirumah, bangun siang saja gpp." Nah ini biang kerok kehancuran tata aturan di sekolah dimulai. 

Anak saya kelas 1 SD, pelajaran di sebulan pertama Guru memberikan tugas karya baik itu prakarya membuat sesuatu dari bahan-bahan di sekitar dengan tema tanaman, juga ada kliping mengenai kesamaan bentuk, warna dan sejenisnya. 

Tugas yang kelihatannya sepele ini juga membuat kalang kabut kami ortunya, kita bisa saja memilih membuat sesuatu yang asal jadi atau asal selesai asal kumpul. 

Tapi harus kita pahami ada pergesar cara penilaian siswa. Apalagi Ujian Nasional ditiadakan, So, tugas harian dan karya tentu menjadi acuan nilai siswa tersebut. Jadilah kita membuat tugas karya pohon sakura dan bunga tulip dengan kertas warna-warni, dan kawat bekas yang dibengkok-bengkokkan menjadi dahan pohon, belum lagi dicat dengan cat sembur, proses pengeringan, penempelan bunga dari kertas, Seru banget. 

Kemudian kliping puluhan lembar hasil bongkar koran yang ada di kantor saya, lumayan ada 25 lembar lebih kami buat. Anak juga bisa menjelaskan cara/proses membuat, tujuan membuat, ide. Lega sekali mendengar anak bisa paham menjelaskan. Canggih bukan

sumber gambar: dokumentasi pribadi
sumber gambar: dokumentasi pribadi
sumber gambar: dokumentasi pribadi
sumber gambar: dokumentasi pribadi
Jadi dalam sekolah dirumah, alurnnya di sekolah anak kami, malam jam 21.00 Bpk/Ibu Guru memberikan materi dan tugas besok ke WhatsApp ortu masing-masing. Gantian Ortu yang menandai buku tugasnya untuk besok dikerjakan anak, besok pagi setelah mandi,sarapan, maka anak siap mengerjakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun