praktikum yang berkaitan dengan kegiatan bercocok tanam bukanlah hal yang asing bagi mahasiswanya. UKSW sendiri memiliki kebun yang berada di Getasan, Kabupaten Semarang. Kebun yang sering disebut sebagai “Science Techno Park” atau akrab juga disebut dengan nama kebun “Salaran” menjadi lahan praktikum bagi berapa mata kuliah seperti salah satunya matakuliah Dasar-Dasar Agronomi. Pada praktikum kali ini melibatkan kurang lebih 45 mahasiswa yang dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menanam berbagai macam komoditas hortikultura. Mahasiswa yang mengikuti praktikum ini berasal dari Prodi Agroteknologi dan Agribisnis.
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang memiliki Fakultas Pertanian dan Bisnis tentunya melakukanSalah satu komoditas yang ditanam adalah sawi pagoda (Brassica narinosa. L.). Memang banyak orang yang belum tentu mengetahui mengenai sayuran ini, dikarenakan jarang petani yang mau menanam. Maka dari itu harga di pasaran menjadi tinggi alias mahal. Meskipun mahal, kelompok 6 mampu menjual dan berhasil mendapatkan keuntungan yang banyak. Tapi sebelum kami beri tahu bagaimana kami bisa menjual sayuran ini, lebih baik kita juga perlu tau bagaimana budidaya tanaman ini dari awal hingga sampai ke tangan konsumen.
Ketika diberi lahan terasering penuh rerumputan panjang dan semak belukar membuat para anggota kelompok kami merasa kesulitan. Disamping itu medan yang lumayan curam serta lahan yang besar mampu menguras tenaga kami. Supaya tidak terlalu lelah kelompok yang beranggotakan Gilbert Panamuan, Thomas Yoga , Luna Yureka, Gregoris Ivan, dan Fransiska Mallisa berusaha mengawali membersihkan lahan dengan berkala serta membagi tugas dan jadwal secara adil ke setiap anggota kelompoknya. Setelah pembersihan semak dan rumput (gulma) maka dilanjutkan dengan penggemburan tanah menggunakan traktor dan cangkul. Traktor yang kami gunakan merupakan jenis traktor roda empat dan disertai implement rotary dan disc plough. Penggemburan atau pembajakan tanah diawali dengan pemakaian disc plough dengan tujuan mengolah dan membalik tanah sehingga nutrisi yang ada di lapisan atas dapat tersimpan di bagian bawah, sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanah. Setelah itu dilanjutkan dengan penggunaan rotary agar tanah dengan gumpalan besar menjadi kecil dan gembur.
Jika penggunaan traktor dan implementnya sudah cukup maka dilanjutkan dengan membuat bedengan dengan bantuan cangkul. Saat pembuatan bedengan inilah yang menguras tenaga kami, dikarenakan panjang lahan yang lebih dari 200 meter serta harus membuat dua gundukan bedengan. Selain membuat bedengan kami juga membuat saluran irigasi agar air tidak menggenang dilahan dan membuat tanah menjadi asam. Pembuatan bedengan dan irigasi rampung kurang lebih selama 2 minggu lamanya. Hal tersebut dikarenakan kelompok kami yang mengerjakan hanya ketika praktikum dan jika ada waktu luang mendekati praktikum.
Bedengan yang dibuat berbentuk gundukan tanah dengan lebar 120 cm. Kemudian sembari membuat gundukan juga dicampurkan sekam dan pupuk kandang. Pada bedengan bagian kiri memiliki perlakuan sekam di setengah bagian bedengan dan perlakuan pupuk organik ditambah sekam di sebgiannya lagi. Pada bedengan sebelah kanan memiliki perlakuan tanah dan pupuk kandang secara keseluruhan. Sebelum dilakukan penanaman perlu dilakukan pemasangan mulsa sepanjang bedengan agar tetap terjaga kelembaban serta suhu tanah bedengannya. Selain itu menghindari dari serangan organisme pengganggu tanaman.
Penanaman dilakukan dengan tanaman utama sawi pagoda, kemudian tanaman tumpang sarinya kacang buncis, dan tanaman tepi atau pagarnya kenikir. Meskipun pada akhirnya hanya sawi pagoda yang dapat dipanen dikarenakan penanamannya sudah dalam bentuk bibit yang ssiap semai sedangkan tanaman tumpang sari dan pagar masih dalam bentuk benih. Sawi pagoda ditanam dengan jarak tanam tiap bibitnya 30 cm x 30 cm. Bibit sawi pagoda menggunakan teknik pindah tanam dari media tanam sementara ke lahan atau bedengan. Sedangkan buncis memiliki jarak tanam 30 cm x 40 cm. Tanaman kenikir sendiri ditanam secara acak karena sifatnya sebagai penguat daerah pinggir lahan/tebing.
Selain pada lahan terdapat juga penanaman yang dilakukan di green house. Penanaman di green house hanyalah tanaman sawi pagoda saja yang ditanam menggunakan benih yang dibenamkan ke rockwool. Penutrisiannya menggunakan AB Mix yang dilarutkan menggunakan air. Perawatannya sendiri hanya mengisi ulang tabung air dengan campuran AB Mix.
Perawatan lahan dilakukan setiap minggunya, intensitas perawatan selama seminggu bisa dilakukan sebanyak satu hingga dua kali dalam seminggu. Perawatan yang dimaksud ialah dengan melakukan penyiraman tanaman, penyiangan gulma, penyemprotan tanaman dengan bahan alami, dan penyulaman tanaman yang gagal. Penyiraman dapat dilakukan sesuai interval perawatan, namun jika ada hujan penyiraman tidak perlu dilakukan. Penyiangan gulma dapat dilakukan secara berkala setiap minggunya jika ada gulmanya. Pada penyemprotan hama kami menggunakan air rebusan serai yang didiamkan selama beberapa hari kemudian dicampurkan dengan air. Penyulaman sendiri dilakukan apabila dalam rentang waktu tujuh hari tanaman mengalami layu permanen maka dapat disulam, namun jika lebih dari rentang waktu tujuh hari penyulaman tidak boleh dilakukan karena akan terjadinya masa panen yang tidak serempak. Tak kalah pentingnya pemupukan menggunakan POC (Pupuk Organik Cair) yang mana kami buat dari rendaman kulit bawang putih.
Dengan melakukan perawatan rutin maka diharapkan hasil panen yang optimal dan menguntungkan. Hasil optimal dan menguntungkan menjadi penting pada praktikum kali ini karena salah satu output dari praktikum ini mengharapkan mahasiswa mampu menjual hasil panen sepert mensimulasikan kegiatan pertanian yang erat kaitannya dengan agribisnis dan berdagang. Ditambah praktikum ini dituntut agar menggunakan bahan-bahan yang berbasis organik. Jika banyak bahan yang organik maka tanaman dan konsumen akan terhindar dari keracunan akan bahan kimia, selain itu penerapan pertanian organik di Kebun Salaran bertujuan agar keberlangsungan keanekaragaman hayati di dalam tanah tetap ada.