Pendahuluan
Sudah menjadi keharusan bagi setiap manusia untuk hidup berpasangan. Konon katanya sudah tertera di lahuhil mahfudz dengan siapa sesorang hidup berdampingan. Tak ayal jika manusia yang sudah menginjak masa dewasa hatinya mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Ingin hidup satu atap mengarungi samudra kehidupan dengan sebuah bahtera beraroma cinta sejati. Mengisi kehidupan bersama sang istri tercinta, bahagia ataupun tidak dijalani dan dihadapi dengan suka cita.
Namun, meskipun demikian itu semua tidak dapat diraih jika istri yang kita pilih tidak sesuai harapan. Akibatnya kehidupan rumah tangga akan berantakan dan bisa berujung pada perceraian. Dilansir dari depatemen peradilan agama direktur jendral Mahkama  Agama (MA) Aco Nur mengatakan bahwa tingkat perceraian pada tahun 2020 melonjak drastis. Kebanyakan penyebab utamanya adalah masalah ekonomi hingga muncul pertengkaran yang mengakibatkan perceraian. Jika sudah ada kata cerai sudah dipastikan perjalanan hidup dalam keluarga tidak tentram.Â
Tentu semua orang tidak ada yang bercita-cita setelah menikah kemudian cerai. Maka pada saat itu kita pahami bahwa perceraian adalah sebuah bencana. Ia hadir tanpa ada yang mengundangnya. Jika demikian maka semestinya hati seseorang bergerak untuk menolong, memberikan bantuan, mencarikan solusi atau apapun itu sekiranya kedepannya kasus perceraian berkurang. Syukur-syukur sampai tidak ada dan hilang ditelan bumi. Jika tidak, maka bencana ini akan mewabah kepada siapa saja. Sebab itu, penulis di sini hendak menyajikan kriteria pasangan ideal yang menjadi kunci kebahagian hidup di dunia maupun di akhirat. Mari, kita ikuti ulasannya berikut ini:
Kunci Pasangan Ideal
Dalam beberapa keterangan antara pembahasan suami istri lebih banyak menjelaskan kriteria istri dari pada suami. Hal ini menunjukkan kalau istri memiliki peranan yang sangat penting dalam keluarga. Sampai ada ungkapan, "Di balik keberhasilan seseorang ada perjuangan seorang istri". Rasulullah pernah memberikan ciri-ciri istri yang harus dinikahi.Â
Beliau memberikan kriteria berupa empat perkara. Yang ke empat ini jika istri memilikinya maka akan bahagia selamanya. Yaitu karena nasabnya. Istri yang memiliki nasab bagus dan mulia. Misalnya wanita itu ada darah keturunan orang alim, ulama, habaib dan lain sebagainya. Kemudian karena kecantikannya. Wanita yang cantik akan selalu tentram dipandang. Wajah yang begitu indah bisa membuat hati dingin dari panasnya permasalahan yang menimpa. Kemudian karena kekayaannya.Â
Wanita yang memiliki harta kekayaan yang lebih dari cukup dapat mencukupi kebutuhan dan tidak ada permasalahan dalam ekonomi setiap harinya. Dan yang terakhir adalah karena agamanya. Artinya mencari istri yang memiliki pengetahuan agama dan syariat Islam kuat dan kokoh.
Namun, jika kita mencari wanita yang sempurna memiliki empat kriteria di atas, maka sulit untuk menemukannya, bahkan mungkin tidak ada. Kalaupun ada, maka yang menjadi permasalahan "apakah dia mau sama kita?" sedangkan kita sendiri jauh dari kata sempurna dan tidak memiliki empat sifat itu. Sama-sama sulit juga bagi pria yang memiliki empat sifat itu guna menandingi dan menyamaratakan dengan wanita yang juga sama memiliki empat kriteria di atas.
Untuk itu Rasulullah memberikan rumusan lagi jika tidak ada wanita yang memiliki sifat emapta diatas. Atau kalaupun ada dia masih pikir dua kali untuk menerima kita. Yaitu pilihlah wanita yang memiliki ilmu agama syariat Islam mendalam. Karena jika kehidupan rumah tangga diatur dengan mengikuti syariat Islam, maka keluarga tersebut akan menjadi sakinah, mawaddah dan rahmah. Itulah kenapa agama sangat diprioritaskan dalam berumah tangga.
Dalam kitab suci al-Qura'n seorang istri diibaratkan seperti sawah atau ladang sesuai yang termaktub dalam surah al-Baqarah ayat 223. "Bagaikan sebuah sawah" yang siap untuk ditanami dan setelah bersemi akan dikarunia seorang anak atau keturunan. Maka jika wanita diibaratkan seperti sawah untuk menanam, maka bagus kualitas hasil tanaman tergantung bukan dari bibitnya, tapi dari tanahnya. Sebagus apapun biji yang mau ditanam, jika ditanam di tanah yang tandus maka hasilnya tidak akan bagus, atau bahkan tidak hidup. Demikian itu sudah menjadi sunnatullah. Namun jika kualitas biji tidak terlalu bagus, sedangkan ditanam di tanah yang subur, tentu akan menghasilkan hasil yang sangat bagus dan memuaskan.
Maka dari itu, jika istri yang kita nikahi atau ladanganya memiliki pengetahuan agama yang luas dan mendalam, maka kelak akan memiliki keturunan yang shaleh shalehah. Karena seorang ibu selain sebagai wadah dari bayi yang akan dilahirkan, juga ibu itu dikatakan madrasah pertama bagi anak-anaknya. Karena itu ibu akan selalu berusaha dan tidak akan menyerah mendidik anak untuk mengerti pedoman-pedoman dasar agama.
Sebagai buktinya, konon katanya istri Syekh Yasin al-Fadani adalah seorang pedagang. Padalah Syekh Yasin adalah ulama ahli hadis paling terkenal di Indonesia. Beliau memiliki empat puluh hadis yang sanadnya bersambung sampai Rasullah. Merupakan pencapaian yang sangat luar biasa untuk orang Indonesia bisa memiliki hadis yang sanadnya sambung sampai Rasulullah. Namun dibalik kealiman beliau, keturunan beliau tidak ada yang menjadi seperti beliau. Bahkan tidak ada satupun yang menjadi ulama. Karena istri beliau kurang mengerti agama dan menghabiskan hidupnya untuk berdagang.