Tasawuf adalah satu disiplin ilmu yang mengasah kedalaman spiritual dan pembersihan batin dari sifat-sifat tercela, dengan melakukan riyadhah-riyadhah batin dan pengolahan jiwa.
Dengan menilik makna di atas, benih-benih tasawuf sebenarnya sudah ditemukan pada masa-masa awal Islam. Rasulullah senantiasa menganjurkan para sahabatnya untuk melakukana pengolahan jiwa dengan melakukan perbuatan yang diperintah syara' dan menjauhi larangan.
Ibnu Athaillah as-Sakandari berkata dalam kitab Hikam,
"Jika kamu melihat hamba yang Allah menjadikan ia menetapi ibadah (aurad) dan melanggengkannya, serta selalu mendapat maunah, maka jangan sekali-kali kalian meremehkannya."
Beliau membuat kalam ini tidak lain agar setiap orang tidak meremehkan saudaranya, lebih-lebih orang yang ahli ibadah, shalat, puasa dan zikir, sebab ia masih belum mengetahui tanda-tanda kemakrifatan.
Tanda-tanda kemakrifatan bisa dilihat dari ibadah yang murni karena Allah, tidak dibarengi dengan harapan untuk masuk surga dan menjauh dari neraka, apalagi pahala, selalu hadir kehadirat Allah. Selain itu, hatinya selalu ingat kepada Allah di mana pun dan kapan pun, cepat-cepat menjalankan perintah dan menjauhi larangan.
Jika kita meremehkan orang yang seperti di atas, maka ia termasuk orang yang kurang tatakaramanya. Oleh karena itu perhatikan teman sekitar kita. Jika kita menemukan teman yang selalu giat mengikuti kegiatan, tidak pernah telat, bahkan mengajak temannya untuk selalu ikut bersamanya, maka jangan sekali-kali meremehkannya.
Alhasil dari semua itu, Ibnu Athaillah as-Sakandari membagi orang seperti itu (hamba yang Allah menjadikan ia menetapi ibadah dan melanggengkannya, serta selalu mendapat maunah) menjadi dua bagian. Pertama, Muqarrabin, yaitu orang yang melakukan kewajiban sebagai hamba dan memenuhi hak-hak Tuhan untuk mengharapkan ridha Allah. Kedua, Abrar, yaitu orang yang melakukan kewajiban sebagai hamba dan memenuhi hak-hak Tuhan agar bisa masuk surga dan menjauh dari neraka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H