Saat ini sudah banyak yang berani berkata di depan publik. Mereka lakukan hanya untuk menarik perhatian dan mencari dukungan. Mereka menjanjikan suatu perkara yang besar dan bermanfaat, padahal belum tentu hal itu dilakukan. Sehingga apa yang mereka katakan berhaluan hawa nafsu dan disesuaikan dengan hati masyarakat, hanya demi memikat hati masyarakat. Namun mereka lupa dengan esensi yang begitu penting dari berkata, yaitu kebenaran.
Jangan penah kalian mengatakan benar dan dusta sebelum kalian membuktikan kebenaran dan kedustaan perbuatan. Jangan kalian menyifati perkataan orang dengan benar dan dusta sebelum melihat kenyataannya. Perkataan tidak dikatakan benar sebelum perbuatannya benar.
Banyak manusia yang penulis saksikan, sampai pada seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi disebabkan tanggungjawab yang tinggi mereka mengatakan apa yang tidak mereka kerjakan. Jika kita meminta untuk membuktikan kata-katanya dan memenuhi janjinya, maka mereka berpura-pura mencari alasan. Hal itu tidak lain karena lemahnya kemauan dan rusaknya pendidikan yang diserap oleh jiwa.
Oleh karena itu, haruslah bagi manusia sebelum menjanjikan suatu perkara agar memikirkan hal itu sampai dapat menetapkan keyakinan perbuatan.
Rasulullah bersabda: "Akan ada pada umatku para pembohong. Mereka datang membawa tambahan di dalam hadis yang kalian belum mendengarkannya demikian pula bapak-bapak kamu maka berhati-hatilah dan menjauhlah dari mereka agar mereka tidak menipu kalian."
Rasulullah juga berkata, "Bahwasanya sebelum datangnya Dajjal akan ada tahun-tahun penuh dengan tipu daya, orang yang biasa berkata benar jadi berdusta, dan para pendusta dibenarkan perkataanny. Orang yang jujur berkhianat, dan para pengkhianat diberi kepercayaan. Dan Ruwaibidah pada saat itu turut berbicara, ditanyakan: Siapakah Ruwaibidah itu ? Beliau menjawab: orang-orang dungu yang ikut berbicara dalam urusan umat." (HR. Ahmad)
Sekarang kita lihat saat ini, para pendusta berkeliaran. Mereka berani berjanji, tapi tidak ditepati. Mengusung pembebasan negara dari koruptor, pembunuhan, penculikan dan kriminal lain, tapi saat diminta untuk membuktikan, mereka berlagak tidak pernah mengatakan dan banyak mencari alasan. Banyak para penguasa berlagak sok alim di media, tapi di belakang media mereka pengecut dan membabibuta.
Maka waspadalah wahai generasi muda untuk menjauh dari sifat pendusta, karena dusta menimbulkan pecahnya kepercayaan dan mengakibatkan menjauhnya orang-orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H