Mohon tunggu...
Polo Polo
Polo Polo Mohon Tunggu... -

Orang ndezo sederhana yang hijrah ke kutho, \r\nyang sudah lumayan kenyang mengarungi masa kecil penuh perjuangan.\r\nWalaupun sekarang cerita kehidupan sudah mulai berbeda yang Alhmdllh n InsyaAlloh semakin lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Terlewatkan Dalam Poligami…

9 Juli 2013   13:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:48 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

YANG TERLEWATKAN DALAM POLIGAMI….

Seorang pria atau wanita (orang tua) yang hendak poligami / dipoligami, tentu masih punya pilihan apakah akan tetap melaksanakan poligami atau tidak (mau atau tidak), dengan segala resiko dan tanggungjawab yang menyertai

Namun…


Bagaimana dengan Anak? (terutama anak2 yang akan dihasilkan kelak), mereka tidak bisa memilih keadaan, terhadap pilihan Poligami orang tuanya, dan sebenarnya merekalah yang suka atau tidak “terpaksa/dipaksa” menanggung dampak secara langsung.

Dalam kajian psikologi islam (dan kajian psikologi apa pun di dunia ini) tidak ada yang menyangkal POTENSINYA LEBIH BESAR terhadap anak2 hasil pernikahan poligami akan dampak psikologi, trauma, krisis percaya diri, iri, sakit hati, permusuhan, benci bahkan dendam (terutama pada Ayah, juga pada ibu2 dan saudara2 tiri yang lain, bahkan termasuk ibu kandung) dibandingkan anak2 hasil pernikahan monogami, diluar dampak ekonomi dan kasih sayang, termasuk kerelaan dari keluarga besar .

Bisakah kita dengan gampang hanya bilang… “aah itu urusan nanti” ?


Tolong sekali lagi pikirkan anak2, betapapun agama membolehkannya, betapapun hukum tidak melarangnya, betapapun Anda menginginkannya…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun