Pengajian adalah kata yang tidak asing bagi masyarakat awam kita khususnya umat islam. Kata “pengajian” sendiri diambil dari kata “aji” yang artinya bagus mendapat awalan pe dan akhiran an yang artinya membuat aji atau membuat bagus. Jadi pengajian adalah acara yang bertujuan untuk membuat seseorang yang mengikuti acara tersebut diharapkan menjadi orang yang aji atau bagus. Dalam bahasa agama kata aji atau bagus ini diterjemahkan dengan orang yang sholeh atau sholihah. Inilah salah satu budaya yang masih tertanam dengan baik di masyarakat kita dan belum tentu bisa kita temui di negara lain.
Kalau kita mau mengamati lebih dalam tentang tradisi pengajian di masyarakat ini, akan banyak manfaat yang kita temui di pengajian ini. Pertama, munculnya penjual-penjual dadakan dan musiman setiap ada event pengajian. Mulai penjual buku, mainan, makanan, sampai baju dan sandal juga ada. Dari sini bisa kita tarik kesimpulan bahwa even pengajian juga menumbuhkan perekonomian di kalangan bawah.
Kedua, terjadinya interaksi sosial antar anggota pengajian yang bertemu saat pengajian dilaksanakan. Tidak hanya dengan sesama tetangga dekat saja mereka bisa ketemuan, bahkan kalau acara pengajian itu besar-besaran seperti tabligh akbar bisa bertemu dengan banyak orang dengan berbagai macam latar belakang dan status sosial yang berbeda. Dalam bahasa agama hubungan seperti ini sering disebut dengan hubungan silaturrahim. Dan tidak ada seorang pun yang membantah betapa besarnya manfaat silaturrahim. Sebagaimana sabda baginda rasul SAW:
"Barang siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya, maka sambunglah silaturahmi." (HR. Bukhari).
Ketiga, dalam acara pengajian tidak bisa dilepaskan dengan pembagian snack yang sudah disiapkan oleh pihak panitia. Untuk urusan snack ini biasanya panitia tidak sendiri tapi bekerja sama dengan ibu-ibu majlis pengajian setempat untuk penggalangan dana konsumsi ini. Lain derah lain pula caranya, di daerah saya Sleman konsumsi pengajian biasanya berupa nasi snuk (nasi dengan porsi kecil) yang diambil dari tiap rumah-rumah. Ya bisa dibayangkan karena tiap rumah punya kemampuan yang berbeda-beda, jangan heran kalau isi dari nasi snuknya juga menunya macam-macam. Atau lebih tepatnya bagi kita orang Jogja menyebutnya dengan sego kucing
Inilah bentuk shodaqoh yang banyak sekali dianjurkan oleh agama. Kata nabi:
“Bersedekahlah, karna sesungguhnya sedekah itu bisa mencegah dari api neraka”
Keempat, siraman rohani atau tausiah dari sang kyai yang menjadi inti dari acara pengajian. Bicara tentang ceramah dari kyai dan ulama ini, sering kita jumpai banyak sekali macam dan modelnya. Ada seorang penceramah yang hanya menyampaikan begitu saja tanpa ada bumbu-bumbu humor. Seperti kajian seminar yang tegang dan butuh konsentrasi penuh. Ada juga penceramah yang menyampaikan materi diselingi dengan musik seperti ceramahnya KH. Ma’ruf dari Sragen. Atau dengan gaya tersendiri memakai pasword tertentu, kayak Ustad Maulana yang sering nonggol di TV. Jamaah...oooh jamaah....Alhamdu....lillah....
Manfaat dari mendengarkan ceramah diantaranya:
1.Dapat meningkatkan iman dan takwa; iman dan takwa dalam hati akan meningkat jika kita rajin membersihkan hati dengan cara, membersihkan muka dengan air mata yang teringat dosa, membersihkan lidah dengan dzikir kepada Allah, membersihkan dosa dengan bertobat, dan membersihkan hati dengan bertakwa.
2.Mengingatkan diri sendiri; melalui ceramah agama Islam, kita akan selalu diingatkan untuk melaksanakan ibadah demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Jika akhirat yang menjadi prioritas kita dalam hidup maka secara otomatis dunia akan menjadi milik kita.
3.Menambah ilmu; dalam ceramah agama kita akan mendapatkan tambahan ilmu agama yang akan lebih menyempurnakan iman dan ibadah kita sehari-hari. Sangat penting untuk belajar agama langsung dari ahlinya bila kita sejak kecil menempuh pendidikan umum, karena tentang ilmu agama tidak dapat dipelajari sendiri
Begitu banyak manfaat dari acara pengajian yang bisa kita dapatkan, kenapa masih saja ada orang yang menganggap acara ini sia-sia tanpa ada tujuannya. Bahkan yang lebih kejam lagi memberikan simbul dengan sesat! Nauudzubillah Min Dzalik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H